Ubin Pemandu di Kramat Pela Memadai, tetapi Belum Nyaman
JAKARTA, KOMPAS — Puluhan penyandang disabilitas menjajal fasilitas ubin pemandu jalan di kawasan Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Selasa (2/4/2019). Namun, mereka merasa belum semua ubin pemandu nyaman digunakan.
Sebagian besar jalur pedestrian di Jakarta Selatan memang sudah memiliki fasilitas ubin pemandu jalan. Tujuannya adalah menciptakan kota yang ramah terhadap penyandang disabilitas.
Pada Selasa pagi, setelah dikumpulkan di Taman Ayodya, para penyandang disabilitas ini diberi penjelasan mengenai fungsi dari ubin pemandu. Sebab, belum semua penyandang disabilitas mengenal ubin pemandu.
Ubin pemandu berwarna kuning biasanya dipasang di jalur pedestrian. Ubin ini memiliki berbagai macam pola, seperti persegi panjang dan titik bulat. Setiap pola yang ada pada ubin pemandu memiliki arti berbeda. Pola panjang artinya jalan terus. Adapun pola titik artinya hati-hati atau berhenti.
Edukasi terkait ubin pemandu dinilai perlu oleh Koordinator Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional Jakarta Selatan Ajad Sudrajad. Sebab, tidak ada artinya jika pembangunan ubin pemandu terus dilakukan, sementara para pengguna malah belum memahami fungsi dan manfaatnya.
Setelah memahami arti dari pola pada ubin pemandu, peserta diajak berjalan sejauh 1 kilometer untuk menjajal fasilitas ubin pemandu. Rute yang ditempuh adalah Taman Ayodya, Jalan Mahakam, Jalan Bulungan, Jalan Melawai, kemudian kembali ke Taman Ayodya.
Irma (37), salah satu penyandang tunadaksa yang baru pertama kali mencoba fasilitas ubin pemandu, mengatakan, baru mengetahui manfaat dan fungsi dari ubin pemandu setelah mengikuti kegiatan ini.
”Saya sering lihat, tetapi tidak tahu nama dan fungsinya apa. Ternyata beda pola beda pula fungsinya, tidak asal dipasang,” ucap Irma.
Sebagai pengguna kursi roda, Irma menilai, fasilitas ubin pemandu yang dia jajal hari ini sudah memadai. Sayangnya, beberapa ramp atau bidang miring penghubung ruas jalan untuk naik turun kursi roda licin. Contohnya adalah ramp di sebelah kanan Gereja Santo Yohanes Penginjil Kebayoran Baru misalnya.
”Tadi saya tidak berani turun dari trotoar karena ramp-nya licin sekali. Saya harus menunggu orang lain untuk membantu memegangi kursi roda saya agar tidak jatuh,” katanya.
Tadi saya tidak berani turun dari trotoar karena ramp-nya licin sekali. Saya harus menunggu orang lain untuk membantu memegangi kursi roda saya agar tidak jatuh.
Peserta lain, Agus (48), mengatakan, fasilitas ubin pemandu di jalur pedestrian Jakarta Selatan terbilang sudah lebih baik daripada ubin pemandu di daerah lain. Namun, masih ada hal-hal yang harus diperbaiki sehingga ubin pemandu bisa dimanfaatkan dengan maksimal.
”Tadi saya masih menemukan beberapa ubin pemandu yang rusak. Sepertinya pecah atau retak. Ini bahaya kalau terinjak,” ujar Agus.
Baca juga: Ramah Disabilitas Butuh Konsistensi
Selain itu, Agus juga masih menemui jalan pemandu yang diokupasi untuk parkir liar dan pedagang kaki lima. Menurut dia, okupasi terhadap jalur pedestrian dan ubin pemandu sangat mengganggu.
”Saya pernah harus turun ke jalan aspal karena jalur ubin pemandu dijadikan tempat parkir. Kalau sudah begitu, risikonya adalah diklakson dan diteriaki oleh pengguna jalan,” lanjutnya.
Saya pernah harus turun ke jalan aspal karena jalur ubin pemandu dijadikan tempat parkir. Kalau sudah begitu, risikonya adalah diklakson dan diteriaki oleh pengguna jalan.
Menanggapi masih adanya okupasi di beberapa jalur pedestrian, Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali mengatakan, pemerintah akan terus mengedukasi dan mengingatkan masyarakat yang melanggar. Jika sudah berkali-kali diingatkan tetap melanggar, mereka akan diberi sanksi.
”Edukasi akan kita lakukan kepada masyarakat Jakarta Selatan dari berbagai lapisan, mulai dari pedagang kaki lima, juru parkir, pengguna kendaraan, hingga petugas. Saya juga masih menemui petugas yang cuek saja saat tahu jalur pedestrian diokupasi,” kata Marullah.
Ia meminta masyarakat yang menemukan atau melihat pelanggaran terkait okupasi jalur pedestrian ataupun ubin pemandu melapor kepada pemerintah. Laporan dapat disampaikan melalui aplikasi Citizen Relation Management (CRM) atau ke kelurahan terdekat.
Tambah fasilitas
Selama ini, beberapa jalur pedestrian di Jakarta Selatan sudah memiliki fasilitas ubin pemandu, seperti di Jalan Barito, Jalan Kyai Maja, kawasan Pasar Mayestik, kawasan Rumah Sakit Pertamina, kawasan Kejaksaan Agung, kawasan SMA 70, kawasan Blok M Plaza, dan Jalan Wijaya. Tahun ini, Pemerintah Kota Jakarta Selatan berencana menambah fasilitas ubin pemandu di Jalan Rasuna Said, Jalan Gatot Subroto, dan bagian kanan Jalan Jenderal Sudirman.
Baca juga: Menata Peradaban Ibu Kota
Tak hanya itu, Pemerintah Kota Jakarta Selatan juga berencana membangun complete street atau jalanan komplet. Jalanan komplet adalah jalanan yang didesain aman dan ramah bagi semua pengguna jalan dari berbagai macam usia dan kemampuan fisik. Jalanan ini nantinya juga bisa dimanfaatkan para pejalan kaki, pesepeda, pesepeda motor, dan pengendara yang transit sekaligus.
”Tahun ini, kami akan menyelesaikan jalanan komplet di daerah Kemang yang panjangnya 3,5 kilometer. Selain itu, kami juga akan buat jalan komplet di sepanjang Jalan Dr Satrio hingga Kasablanka,” ujar Marullah.