Warga Indonesia di Arab Saudi Mengaku Tidak Ada Tekanan
Oleh
Andy Riza Hidayat
·3 menit baca
RIYADH, KOMPAS — Warga Indonesia yang tinggal di Arab Saudi mengaku tidak ada tekanan menjelang hari pemungutan suara Pemilu 2019. Sejauh ini tidak ada pihak-pihak yang memaksakan pilihan politiknya kepada pihak lain. Pernyataan ini disampaikan untuk menepis kabar bahwa ada upaya menggerakkan kalangan Kedutaan Besar RI di Riyadh untuk mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu.
”Pada umumnya suasana di sini teduh. Masyarakat Indonesia beraktivitas seperti biasa,” kata Fauzi (49), warga Indonesia yang sudah sepuluh tahun tinggal di Arab Saudi, kepada Kompas, Selasa (2/4/2019).
Menurut dia, sebagaimana yang terjadi di Tanah Air, perbedaan pandangan pilihan politik juga terjadi. Namun, hal itu dinilainya wajar karena sebatas obrolan di grup-grup aplikasi percakapan digital. ”Di sini tidak lazim bagi warga setempat dan warga asing melakukan kegiatan politik. Membantu organisasi saja dilarang bagi warga setempat,” kata Fauzi.
Sementara itu, Duta Besar RI di Riyadh Agus Maftuh Abegebriel menegaskan, tidak ada arahan khusus terkait pemilu saat kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Jeddah. Semua anggota staf kedutaan dan konsul di wilayah Arab Saudi tetap bekerja seperti biasanya.
”Tidak benar ada upaya untuk mengarahkan KBRI (Kedutaan Besar RI) dan KJRI (Konsulat Jenderal RI) untuk menyukseskan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tertentu,” kata Agus.
Penegasan ini disampaikan untuk menepis tudingan yang menyebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberi arahan untuk memenangkan salah satu kandidat kepada anggota staf KBRI di Riyadh. Agus mengatakan, Menlu Retno tidak mengunjungi Riyadh sepekan terakhir.
”Menlu ke Arab Saudi untuk meresmikan pelayanan satu atap di KJRI Jeddah dan beliau tidak berkunjung ke KBRI Riyadh yang jaraknya 1.100 kilometer dari Jeddah,” ujarnya.
Tetap netral
Pernyataan serupa disampaikan Konsul Jenderal RI Jeddah Mohamad Hery Saripudin. Hery menuturkan, Menlu Retno berada di Jeddah pada 3-5 Maret dalam rangka peresmian Gedung Pelayanan Terpadu Satu Atap. Di Jeddah, Retno juga mengunjungi Sekolah Indonesia Jeddah. Di sana, Menlu berdialog dengan guru dan siswa sekolah karena akan ada rencana pemindahan gedung sekolah tersebut ke lokasi baru.
Pada kegiatan yang sama, Menlu menggelar pertemuan dengan anggota staf KJRI di Wisma KJRI Jeddah. Pada pertemuan itu, Menlu menekankan peningkatan layanan bagi WNI serta peningkatan kerja sama ekonomi Indonesia-Arab Saudi.
Terkait pemilu, Menlu Retno meminta semua pihak di KJRI Jeddah mendukung pelaksanaan Pemilu 2019. Retno meminta mereka tetap bersikap profesional menjaga netralitas selama pelaksanaan Pemilu 2019.
Hery menilai, sejauh ini tidak ada persoalan apa pun terkait pemilu di Jeddah. Dia memperkirakan ada sekitar 26.000 WNI di Jeddah dan sekitarnya yang akan menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2019 kali ini.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri memastikan semua perwakilan RI di luar negeri tetap netral. Tidak ada upaya korps diplomatik Indonesia mengarahkan pemilih di luar negeri kepada calon tertentu.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu M Iqbal menepis tudingan yang beredar di media sosial yang menyebut Menlu Retno mengumpulkan anggota staf KBRI di Riyadh dan KJRI di Jeddah agar memilih calon presiden tertentu dalam pemilu (Kompas, Senin (1/4/2019).