Bouteflika Mengundurkan Diri, Bensalah Jalankan Roda Pemerintahan
ALGIERS, RABU — Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika, yang selama ini sakit, resmi mengundurkan diri dari kursi presiden setelah 20 tahun berkuasa, Selasa (2/4/2019). Ia mundur setelah dalam enam pekan terakhir Aljazair diguncang unjuk rasa, yang sebagian besar berlangsung damai, dan semakin besarnya tekanan dari militer.
Abdelkader Bensalah, Ketua Majelis Tinggi Parlemen, akan memerintah Aljazair selama 90 hari ke depan sampai diadakan pemilu.
Ratusan orang turun ke jalanan di ibu kota Algiers dan mengibarkan bendera Aljazair, menyambut pengumuman pengunduran diri Bouteflika. Spanduk bertuliskan, antara lain, ”tentara dan rakyat bersatu” dan ”tamat” terlihat dibawa oleh massa.
Kantor berita APS menyebutkan, Yang Mulia Abdelaziz Bouteflika, Presiden Republik Aljazair, telah secara resmi memberi tahu Presiden Dewan Konstitusi tentang keputusannya untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Republik Aljazair pada Selasa, 26 Rajab 1440 H/2 April 2019.
Dalam pernyataan tertulisnya, Bouteflika menyatakan, keputusan itu diambil dengan kesadaran penuh sebagai ”kontribusi untuk meredakan hati dan pikiran rekan-rekan saya dan untuk memungkinkan mereka merencanakan masa depan Aljazair yang lebih baik yang mereka kehendaki dan sesuai konstitusi”.
Berikut cuplikan surat pernyataan Bouteflika yang dimuat APS:
”Keputusan ini juga dipicu oleh keinginan saya untuk mencegah dampak verbal yang bisa berubah menjadi gejolak yang berbahaya dan untuk melindungi orang dan properti yang merupakan hak prerogatif negara.
Pada saat bersamaan, keputusan ini merupakan ekspresi dari keyakinan dan kebanggaan saya pada Aljazair yang bermartabat.
Dalam hal ini, saya telah mengambil tindakan yang diperlukan, sebagai bagian hak prerogatif saya, untuk memastikan bahwa negara dan konstitusinya akan tetap berfungsi normal selama masa transisi, menjadi panduan penyelenggaraan pemilu presiden yang baru.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa menjadi saksi inisiatif dan keputusan, usaha, juga pengorbanan saya dalam memenuhi kepercayaan yang diberikan rekan-rekan sebangsa kepada saya. Bekerja tanpa lelah untuk mengonsolidasikan fondasi persatuan bangsa, kemerdekaan, dan pembangunan dari negara yang kita cintai dan untuk mempromosikan rekonsiliasi dengan diri kita sendiri, identitas kita, juga sejarah.
”Saya berharap yang terbaik untuk rakyat Aljazair."
Televisi pemerintah menyiarkan Bouteflika yang tampak lemah mengenakan jubah musim dingin tradisional menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Ketua Dewan Konstitusi. Dalam penyerahan itu, hadir juga Abdelkader Bensalah, Ketua Majelis Tinggi Parlemen, yang akan memerintah negara itu selama 90 hari ke depan sampai diadakan pemilu.
”Saya mengambil langkah ini karena saya ingin mengakhiri kemelut ini,” kata Bouteflika dalam pernyataan tertulisnya yang dirilis media pemerintah.
Negara-negara Barat yang sebagian menghendaki solusi damai di Aljazair akan lega atas mundurnya Bouteflika. Langkah tersebut akan bisa menjaga stabilitas di negara-negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Aljazair merupakan pemasok kunci gas bumi ke Eropa dan negara mitra Eropa dalam memerangi para militan.
Tuntutan meluas
Para analis menyebutkan, belum jelas apakah demonstrasi akan berakhir setelah Bouteflika mundur. Sebab, unjuk rasa yang semula memprotes upaya Bouteflika memperpanjang kekuasaannya telah melebar ke tuntutan reformasi lebih luas, seperti yang disuarakan oleh pemuda dan para pengacara.
Sejalan dengan cengkeraman kekuasaan Bouteflika yang melemah dalam beberapa hari terakhir, sejumlah pemrotes mulai mengalihkan fokus mereka dengan menolak pimpinan pemerintah di masa transisi yang ditunjuk, Minggu (31/3/2019).
Kami tidak menerima pemerintahan transisi. Protes damai akan terus berlanjut.
Deretan pemerintahan transisi itu termasuk para teknokrat terpandang, tetapi dipimpin oleh Perdana Menteri Noureddine Bedoui. Oposisi menilai Bedoui terlalu dekat dengan elite berkuasa yang didominasi oleh para penguasa dan veteran pejuang kemerdekaan 1954-1962 melawan Perancis.
”Yang penting bagi kami adalah kami tidak menerima pemerintah transisi,” kata Mustapha Bouchachi, salah satu tokoh unjuk rasa dan seorang pengacara, sebelum Bouteflika mundur. ”Protes damai akan terus berlanjut”.
Ratusan pelajar kembali turun ke jalan-jalan di ibu kota Aljazair, Selasa, menuntut perubahan sistem untuk mengubah kondisi ekonomi. Satu dari empat penduduk berusia di bawah 30 tahun di Aljazair menganggur. Padahal, penduduk pada kelompok umur itu merupakan mayoritas (70 persen) dari total populasi negara tersebut.
Para pendukung Bouteflika berusaha menghentikan pertikaian dengan mengingatkan kembali akan peristiwa tahun 1990-an ketika sekitar 200.000 orang tewas dalam konflik sipil dengan kelompok Islamis. Mereka juga mengingatkan bahwa skenario seperti di Suriah bisa saja terjadi di Aljazair.
Di Mesir, sebanyak 800 orang meninggal selama revolusi tahun 2011 yang menjatuhkan Presiden Hosni Mubarak. Selama protes terjadi di Aljazair, hanya satu orang yang dikonfirmasi meninggal, yaitu seorang pria berusia sekitar 60 tahun akibat serangan jantung.
Tekanan militer
Sepanjang protes terjadi, Aljazair telah berubah. Orang-orang tidak lagi takut mengkritik pemerintah. Media milik pemerintah yang semula mengabaikan protes, akhirnya mulai meliput peristiwa itu.
Simpatisan partai berkuasa, FLN, dan kalangan pengusaha perlahan mulai meninggalkan Bouteflika. Tentara yang tadinya berdiam di barak pun perlahan ambil bagian dengan meningkatkan tekanan. Awalnya tekanan dilancarkan secara tidak langsung dalam sebuah editorial majalah angkatan bersenjata, yang menyatakan bahwa tentara memiliki pandangan yang sama dengan pemrotes.
Setelah itu, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Letnan Jenderal Ahmed Gaed Salah mengusulkan langkah konstitusional untuk memberhentikan Bouteflika karena alasan sakit.
Hari Selasa di Aljazair dimulai dengan unjuk rasa, seperti hari-hari biasa sebelumnya. Sejumlah pelajar tetap berunjuk rasa di jalan. Pada akhir pekan lalu, warga lain dan para pekerja juga turut berdemonstrasi.
Saat kebanyakan warga di malam hari berada di rumah atau restoran, stasiun televisi menyiarkan komentar dari Salah bahwa pemberhentian Bouteflika harus segera terealisasi.
”Tidak ada waktu lagi untuk disia-siakan…. Kami memutuskan dengan jelas… untuk bersama rakyat hingga permintaan mereka dipenuhi,” kata Salah setelah pertemuan dengan pejabat senior, seperti dilaporkan kantor berita APS.
Bouteflika, seorang veteran perang kemerdekaan Aljazair, pertama kali dipilih sebagai presiden tahun 1999 dan memperkokoh posisinya dengan mengakhiri perang saudara. Hari Senin lalu, ia sempat menyatakan dirinya akan mundur sebelum akhir masa jabatannya berakhir pada 28 April tanpa mengungkapkan tanggal yang jelas pengunduran diri tersebut. (REUTERS)