Bursa Asia Cermati Dinamika Negosiasi Dagang AS-China
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
TOKYO, KAMIS — Pasar saham di Asia bergerak cenderung mendatar, Kamis (4/4/2019), mendekati level tertingginya dalam kurun waktu delapan bulan terakhir. Investor dan pelaku pasar menunggu perkembangan perundingan dagang antara Amerika Serikat dan China yang tampaknya semakin mendekati penandatanganan kesepakatan. Hal itu turut mendorong kenaikan imbal hasil surat-surat utang di pasar global.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang bergerak mendatar tipis setelah kenaikan lima hari berturut-turut telah membawanya ke level tertinggi sejak akhir Agustus tahun lalu. Indeks Nikkei Jepang juga mendatar di level terdekat dalam satu bulan terakhir.
Sentimen pekan ini terdorong oleh laporan media yang menggembar-gemborkan kemajuan dalam perundingan dagang AS-China. Media Bloomberg melaporkan pada hari Kamis bahwa AS ingin menetapkan target 2025 bagi China untuk memenuhi janji dagangnya. Itu artinya, akan ditunggu komitmen China untuk membeli lebih banyak komoditas AS, termasuk kedelai dan produk energi, serta memungkinkan kepemilikan asing penuh bagi perusahaan AS yang beroperasi di China sebagai janji yang mengikat.
Pada hari Rabu sebelumnya, Financial Times melaporkan, AS dan China semakin dekat untuk mencapai kesepakatan perdagangan akhir.
”Kami mungkin mendapatkan komentar optimistis yang sama pekan ini, sesuatu yang bisa menjaga risiko berkurang, tetapi kesepakatan final dan yang ditandatangani masih belum pasti,” kata Charalambos Pissouros, analis pasar senior JFD Group, yang berbasis di Siprus.
”Penandatanganan kesepakatan diperkirakan akan terjadi pada pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, yang menurut obrolan pasar bahkan dapat terjadi pada bulan Juni,” ujarnya. ”Akan menarik untuk melihat apakah perundingan saat ini akan membuka pintu bagi pertemuan (Trump-Xi) itu terjadi lebih awal dari yang diperkirakan.”
Semalam, Wall Street ditutup lebih tinggi untuk memperpanjang awal yang kuat pada triwulan kedua karena reli di antara saham pembuat cip telah mendorong ke pasar yang lebih luas. Indeks Dow naik 0,15 persen, sedangkan S&P 500 naik 0,21 persen dan Nasdaq 0,6 persen.
Pergerakan di pasar mata uang di Asia sangat kecil di awal perdagangan setelah pergerakan yang lebih besar dalam semalam. Mata uang dollar AS melemah terhadap sejumlah mata uang dengan berada di level 97,031. Adapun euro naik ke level 1,12 per dollar AS dan mata uang yen menanjak di level 125,45 per dollar AS.
Sementara itu, poundsterling naik ke level 1,3179 per dollar AS setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May mengadakan pembicaraan dengan partai oposisi, Partai Buruh, dalam upaya memecahkan kebuntuan Brexit yang dapat menyebabkan kesepakatan keluarnya Inggris dengan lebih mulus dari Uni Eropa. Majelis Rendah Parlemen Inggris, Rabu, masih bergeming mengeluarkan undang-undang yang akan memaksa May mencari penundaan terhadap Brexit guna mencegah risiko terjadinya Brexit tanpa kesepakatan pada 12 April. (REUTERS)