Menguji Loyalitas Pemilih Dapil Terkecil Kalimantan
Oleh
RANGGA EKA SAKTI
·4 menit baca
Selain menjadi wilayah dengan jumlah pemilih terkecil di Kalimantan, daerah pemilihan Kalimantan Selatan II termasuk daerah bertabur calon anggota legislatif pendatang baru. Tercatat, ada sekitar 85 persen caleg wajah baru yang mencoba peruntungan di wilayah ini guna memperebutkan kursi legislatif pusat.
Jika dilihat dari dua pemilu sebelumnya, pertarungan di dapil ini cenderung terbuka. Dari lima caleg terpilih di Pileg 2009, hanya satu orang yang kembali terpilih di Pileg 2014. Padahal, empat dari caleg terpilih tersebut kembali mencalonkan diri pada Pileg 2014.
Dari dini terlihat rendahnya loyalitas pemilih sehingga caleg petahana tidak mudah meraih kemenangannya kembali. Lemahnya loyalitas pemilih juga terlihat pada tataran partai. Dari lima partai yang sukses meraih kursi DPR pada Pemilu 2009, hanya tiga partai yang konsisten mempertahankan kursinya di Pileg 2014.
Tidak heran jika kemudian di pemilu tahun ini tidak banyak caleg petahana berani mempertaruhkan diri kembali. Setidaknya, dari 59 caleg yang mencalonkan diri pada Pemilu 2014, hanya 10 orang yang kembali meramaikan kontestasi Pileg 2019.
Tidak hanya itu, dari lima caleg terpilih dan dua anggota DPR berstatus pengganti antarwaktu (PAW), hanya empat tokoh yang kembali bertarung pada pemilu 17 April nanti. Artinya, dari 67 caleg yang maju pada Pemilu 2019, hanya 15 persen dari mereka yang berpengalaman mengadu nasib di surat suara.
Uniknya, tidak semua caleg wajah lama ini menggunakan kendaraan yang sama pada Pemilu 2019. Dari 10 caleg yang kembali mencalonkan diri, tiga orang terdaftar di partai yang berbeda dari sebelumnya. Mereka adalah Sjahrani Mataja yang berpindah dari Partai Gerindra ke Partai Nasdem, Zaiful Aswat yang meloncat dari Nasdem ke PAN, dan Noorwahdiatsyah dari PKPI beralih ke Partai Berkarya.
Tidak sembarangan
Jika ditelaah, caleg senior yang bersaing di dapil ini memang tidak sembarangan. Hasnuryadi Sulaiman dari Golkar, misalnya. Selain kuat secara politik, di mana ia berhasil melaju ke Senayan pada Pileg 2014, Hasnuryadi juga terkenal dengan bisnis keluarganya yang menggurita.
Hasnur Group, perusahaan yang kini ia gawangi, memiliki lini perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara, perkebunan sawit, media, hingga tim sepak bola. Tak ayal, kekuatannya dari segi ekonomi dan posisinya sebagai manajer dari tim sepak bola Kalimantan Selatan, PS Barito Putera, mampu membantunya mendulang dukungan suara.
Selain itu, Sjahrani yang kini menjadi caleg andalan Partai Nasdem pun menjadi salah satu tokoh yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Jauh sebelum berkantor di Senayan, ia sukses menancapkan pengaruhnya di tanah Kotabaru sebagai bupati selama dua periode, dari tahun 2000 hingga 2010.
Serupa dengan Sjahrani, Zairulah Azhar dari PKB juga pernah menjabat Bupati Tanah Bumbu dua periode. Tidak hanya itu, Zairulah pun digadang-gadang sebagai salah satu penantang tangguh dalam Pilgub Kalimantan Selatan pada 2016 walaupun akhirnya kalah.
Dari segi jumlah pemilih, dapil Kalimantan II yang meliputi Kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, Kota Banjarmasin, dan Kota Banjarbaru ini memang terhitung kecil. Dengan jumlah pemilih sebesar 1,3 juta orang, wilayah itu menjadi dapil dengan jumlah pemilih terkecil di Kalimantan, sekaligus 10 daerah dengan pemilih terkecil.
Kecilnya jumlah pemilih ini juga diikuti dengan tingkat partisipasi yang rendah. Pada Pileg 2014, hanya 72,24 persen pemilih yang menggunakan hak pilihnya di TPS. Angka ini terpaut sekitar 3 persen jika dibandingkan dengan nilai rerata nasional sebesar 75,11 persen.
Serupa dengan skala politik, skala perekonomian di dapil ini juga relatif kecil. PDRB dapil ini sebesar Rp 87,5 triliun atau hampir separuh dari rerata dapil nasional di angka Rp 169,9 triliun. Kecilnya nilai perekonomian ini juga terlihat dari persentase pertumbuhan PDRB yang hanya berkutat di angka 5,01 persen, di bawah rerata dapil se-Indonesia yang sebesar 5,63 persen.
Walaupun begitu, dengan tingkat indeks pembangunan manusia yang cukup tinggi di angka 71,94 dan tingkat kemiskinan yang cenderung rendah dengan nilai 4,75 persen, layak kiranya pemilih di dapil Kalimantan Selatan II ini untuk mengukur sejauh mana caleg-caleg yang ada mampu membawa wilayah mereka lebih baik lagi pada lima tahun ke depan. Loyalitas pemilih menjadi kunci seberapa berhasil elite-elite tersebut mendulang dukungan nanti. (LITBANG KOMPAS)