JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah operator jalan tol mulai menguji coba transaksi tanpa sentuh atau nirsentuh secara terbatas. Sistem ini dinilai sudah mendesak untuk diterapkan di jalan tol Indonesia untuk mengurangi kepadatan kendaraan.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk menguji coba sistem nirsentuh di ruas Tol Bali Mandara dan Tol Sedyatmo. Uji coba menggunakan teknologi berbasis radio-frequency identification (RFID). Sementara PT Marga Mandalasakti menguji coba transaksi nirsentuh di ruas Tol Tangerang-Merak dengan teknologi digital short range communication (DSRC) yang dapat membaca identitas digital di kendaraan.
Pengamat transportasi Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, saat dihubungi di Jakarta, Rabu (3/4/2019), berpendapat, transaksi nirsentuh di jalan tol sudah waktunya diterapkan di Indonesia. Prinsipnya, pengendara tak perlu menghentikan laju kendaraan untuk transaksi sehingga menghindari penumpukan di gerbang tol.
Transaksi nirsentuh di jalan tol sudah waktunya diterapkan di Indonesia.
Menurut Djoko, sistem transaksi nirsentuh sudah mendesak, tetapi perlu persiapan matang untuk menerapkannya. Pertama, diperlukan registrasi kendaraan secara menyeluruh sehingga identitas kendaraan dapat dideteksi. Kedua, kendaraan mesti terhubung dengan akun untuk transaksi pembayaran.
“Teknologi ini sudah biasa di luar negeri. Memang dulu belum diterapkan karena teknologi belum maju dan jumlah kendaraan tidak sebanyak sekarang. Tapi saat ini gerbang tol malah menjadi sumber kemacetan,” kata Djoko, ketika dihubungi, Rabu (3/4/2019), di Jakarta.
Meski sudah mendesak untuk diterapkan, lanjut Djoko, penerapan sistem transaksi nirsentuh di seluruh tol di Indonesia memerlukan persiapan yang matang. Pertama adalah registrasi kendaraan secara menyeluruh sehingga kendaraan yang melewati tol dapat dideteksi. Selain itu, kendaraan juga mesti terhubung dengan suatu akun untuk pembayaran atau transaksinya. Akun tersebut dapat terhubung dengan perbankan.
Menurut Djoko, kedua hal di atas merupakan masalah yang mesti diselesaikan oleh otoritas jalan tol di Indonesia dalam rangka penerapan sistem transaksi nirsentuh. Meski registrasi kendaraan dapat dilakukan dengan memanfaatkan data kendaraan di kepolisian, belum semua pemilik kendaraan terhubung dengan perbankan.
”Melihat pengalaman penerapan nontunai di kereta komuter, kemudian di jalan tol, rasanya memang harus diterapkan dengan semacam paksaan. Nanti lama-lama akan terbiasa,” kata Djoko.
Presiden Direktur PT Marga Mandalasakti Kris Ade Sudiyono mengatakan, uji coba sistem transaksi nirsentuh tersebut dilakukan untuk menjawab berbagai permasalahan di lapangan. Hal itu antara lain kemampuan membaca dan komunikasi asal dan tujuan kendaraan hingga sistem pembayaran, baik menggunakan e-toll maupun dompet elektronik berbasis peladen.
Menurut Kris, uji coba masih terus dilakukan untuk melihat berbagai skenario beserta mitigasi risiko teknisnya. Penerapan komersialnya masih akan dibicarakan dengan regulator, baik secara teknis maupun terkait ekosistemnya.
”Teknologi adalah sebuah solusi untuk meningkatkan layanan jalan tol. Dan apa pun nantinya (teknologi) yang akan dipilih, secara komersial tidak bisa per badan usaha jalan tol (BUJT), tetapi akan lebih efektif jika satu sistem diterapkan untuk semua single lane free flow,” kata Kris.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Mohamad Agus Setiawan mengatakan, uji coba teknologi sistem transaksi tol tanpa henti dilakukan secara terbatas. Di Bali Mandara, uji coba dilakukan dengan menggandeng taksi Blue Bird, sementara di Tol Sedyatmo menggandeng bus Damri dan kendaraan bagi kru Garuda Indonesia.
Menurut Agus, hingga saat ini uji coba di kedua ruas tol Jasa Marga tersebut masih berjalan. ”Belum dipastikan untuk uji coba selanjutnya. Sedang kami evaluasi, kemungkinan besar (uji coba) di wilayah Jabotabek,” ujarnya.