Ayu Diandra Sari dan Pengalaman Menjadi Dokter untuk Diri Sendiri
Oleh
Putu Fajar Arcana
·1 menit baca
Bukan karena berprofesi sebagai dokter, Ayu Diandra Sari (29) menjadi pasien mandiri. Akhir Maret 2019, ia benar-benar harus bed rest selama empat hari karena diserang tifus di kamar kontrakannya di kawasan Salemba, Jakarta.
”Aku dokter sekalian pasiennya. Cek darah panggil petugas laboratorium ke rumah,” ujar Puteri Indonesia Lingkungan 2008 ini, Kamis (4/4/2019), di Jakarta.
Setelah dua hari mengalami demam, Dea—begitu Ayu Diandra Sari akrab disapa—mulai curiga dirinya mengidap demam berdarah atau tifus. ”Ketika cek darah, positif tifus. Terus buat resep sendiri dan minta tolong satpam kos-kosan ambil obat di apotek, ha-ha-ha,” ujar Dea yang menjadi runner-up I Puteri Indonesia 2008.
Selama sakit, ia harus belajar keras buat persiapan ujian masuk spesialis gizi di Universitas Indonesia. Setelah lulus kuliah kedokteran, Dea meneruskan kuliah pascasarjana manajemen dan kemudian magister ilmu gizi. Bisa dibayangkan deretan gelar di depan dan di belakang namanya, kan? ”Jangan ditulis,” katanya cepat-cepat.
”Sekarang mau kuliah lagi biar bisa jadi spesialis ilmu gizi,” kata Dea. Apa yang Dea kejar? ”Aneh. Semakin belajar, aku merasa semakin bodoh,” katanya dengan serius.
Namun, ia buru-buru menambahkan. ”Setelah ini, Ibu melarang untuk sekolah, ha-ha-ha,” kata Duta Bahasa Nasional 2007 ini. Kuliah S-3? ”Nanti saja sambil bangun karier,” ujarnya.