JAKARTA, KOMPAS — Go-Jek menjadi usaha rintisan pertama asal Indonesia yang meraih status decacorn atau usaha rintisan dengan nilai valuasi mencapai 10 miliar dollar AS. Melalui capaian ini, Go-Jek terus berkomitmen dalam memberikan layanan terbaik bagi penggunanya.
Status decacorn Go-Jek ini berdasarkan data hasil riset terbaru CBInsights, perusahaan global di bidang riset usaha rintisan, bertajuk ”The Global Unicorn”. Dalam data tersebut, Go-Jek berada di posisi ke-17 dari 335 usaha rintisan unicorn yang tergabung secara global.
”Kami baru mendengar mengenai kabar tersebut dan bersyukur ada lembaga independen yang memvalidasi kesuksesan kami dalam meningkatkan nilai perusahaan tanpa kami perlu membuat pengumuman,” ujar Chief of Corporate Affairs Go-Jek Group Nila Marita, Jumat (5/4/2019).
Go-Jek, industri marketplace yang tergabung sejak 8 April 2016 dalam CBInsights, berhasil meraih nilai valuasi hingga 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp 141,58 triliun berdasarkan kurs referensi dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).
Dengan nilai valuasi lebih dari 10 miliar dollar AS, Go-Jek telah naik level dari unicorn (usaha rintisan dengan nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS) menjadi decacorn (usaha rintisan dengan nilai valuasi lebih dari 10 miliar dollar AS).
Menurut CBInsights, saat ini, dari 335 unicorn, ada 19 usaha rintisan yang telah menjadi decacorn, termasuk Go-Jek.
Menurut Nila, kesuksesan layanan platform on-demand Go-Jek tecermin dari semakin kuatnya minat dan kepercayaan investor terhadap misi, pertumbuhan, serta dampak ekonomi dan sosial Go-Jek yang semakin besar dari waktu ke waktu. Sejauh ini, ada 26 investor yang menanamkan sahamnya di Go-Jek.
Go-Jek memiliki pangsa pasar tertinggi di antara penyedia layanan perdagangan elektronik (e-dagang) dilihat dari rata-rata pengguna aktif aplikasi per minggu (weekly active users). Hal ini berdasarkan data dari sebuah platform global yang menganalisis penggunaan aplikasi daring sedunia.
”Jumlah pengguna aktif Go-Jek secara mingguan bahkan 55 persen lebih tinggi dibandingkan dengan aplikasi sejenis di Indonesia. Data ini berdasarkan data dari platform analisis yang sama,” kata Nila.
Ke depan, lanjutnya, Go-Jek akan terus berusaha mengharumkan nama bangsa dengan menjadi pemain terdepan di pasar Asia Tenggara. Ekspansi Go-Jek di pasar ASEAN sudah sampai Hanoi di Vietnam (September 2018) dan Bangkok di Thailand (Februari 2019) (Kompas, 28/2/2019).
”Go-Jek juga akan berfokus untuk terus menjadi pilihan utama dan memberikan layanan terbaik bagi pengguna di Indonesia,” ujar Nila.