Gubernur Bali Ajak ISI Denpasar Angkat dan Kembangkan Budaya Bali
Pemerintah Provinsi Bali mencanangkan visi pembangunan Bali dengan pola semesta berencana berdasarkan kearifan lokal yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Terkait visi pembangunan Bali ke depan itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengajak kalangan masyarakat akademik Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar berpartisipasi dan berperan mengisi program pemerintah, khususnya pelestarian dan pengembangan kesenian Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Pemerintah Provinsi Bali mencanangkan visi pembangunan Bali dengan pola semesta berencana berdasarkan kearifan lokal yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Terkait visi pembangunan Bali ke depan itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengajak kalangan masyarakat akademik Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar berpartisipasi dan berperan mengisi program pemerintah, khususnya pelestarian dan pengembangan kesenian Bali.
“ISI Denpasar ikut membangun Bali, mengangkat citra Bali di bidang budaya,” kata Koster ketika memberikan kuliah umum di kampus ISI Denpasar, Bali, Jumat (5/4/2019). Dalam kuliah umumnya itu, Koster memaparkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yang bermakna membangun Bali melalui pola semesta berencana dengan menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya.
Sebelumnya, Rektor ISI Denpasar I Gede Arya Sugiartha mengatakan ISI Denpasar mengundang Gubernur Bali untuk memberikan kuliah umum sebagai pembekalan bagi civitas akademika di lingkungan ISI Denpasar.
Kuliah umum diadakan di aula Gedung Pascasarjana Citta Kelangen ISI Denpasar. Selain diikuti mahasiswa dan dosen ISI Denpasar, kuliah umum oleh Gubernur Bali itu juga dihadiri kalangan Dewan Penyantun ISI Denpasar serta sejumlah tokoh budaya, akademisi, dan seniman Bali, di antaranya, Anak Agung Ngurah Kusuma Wardana dari Puri Agung Kesiman Denpasar, pendiri dan pemilik Museum Seni Neka Pande Wayan Suteja Neka, pendiri dan pemilik Museum Seni Agung Rai (Arma) Anak Agung Gde Rai, dan I Made Bandem.
Lebih lanjut Koster memaparkan program pembangunan Bali dalam lima tahun ke depan dan kebijakan Gubernur Bali terkait pencapaian program pembangunan Bali yang bervisikan Nangun Sat Kerthi Loka Bali tersebut. Koster menyebutkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali berfokus pada tiga aspek utama pembangunan, yakni alam, krama (manusia), dan kebudayaan Bali.
Sad Kerthi bermakna enam upaya dan perbuatan untuk mencapai kebahagiaan atau kesejahteraan lahir dan batin. Enam upaya mencapai kesejahteraan hidup itu dapat diringkas menjadi Tri Hita Karana, yakni keseimbangan hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan alam. “Sad Kerthi ini konsep yang bersumber dari kearifan lokal Bali. Ini yang kami serap menjadi program pembangunan Bali yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Koster.
Sad Kerthi ini konsep yang bersumber dari kearifan lokal Bali. Ini yang kami serap menjadi program pembangunan Bali yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
Terkait program pembangunan budaya, Koster menyatakan sudah merancang sejumlah kebijakan dan rencana kegiatan yang menyangkut pemeliharaan, revitalisasi, dan pengembangan tradisi seni, sastra, dan budaya masyarakat Bali. Koster mengungkapkan rencana pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung sebagai kawasan gedung dan panggung serta museum yang mengakomodasi kegiatan seni dan budaya.
“Pusat Kebudayaan Bali ini tidak akan mengganti Art Center karena Art Center tetap masih dibutuhkan untuk skala yang lebih kecil,” ujar Koster.
Koster menyatakan memilih lokasi di Klungkung karena di Klungkung terdapat lahan yang luasnya sekitar 50 hektar dan Klungkung merupakan pusat kebudayaan Bali pada masa kerajaan Bali. “Pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung juga menjadi upaya mengembalikan sejarah Klungkung yang pernah menjadi pusat kebudayaan Bali,” kata Koster.
Koster menawarkan kepada ISI Denpasar untuk mengelola dan memanfaatkan Taman Budaya (Art Center) di Denpasar sehingga ISI Denpasar memiliki ruang yang lebih luas untuk berkreativitas dan berkreasi sekaligus menampilkan hasil kreativitas dosen maupun mahasiswanya. “Silakan nanti dimanfaatkan ISI Denpasar, silakan dipakai dan dikelola karena tidak dihibahkan,” ujar Koster.
Menanggapi tawaran Koster agar ISI Denpasar semakin berperan dalam revitalisasi dan pengembangan budaya Bali, Sugiartha menyatakan pihak ISI Denpasar menyambut baik hal tersebut. “Kami siap berpartisipasi dan mendukung program Gubernur Bali itu melalui aktivitas akademik ISI Denpasar,” kata Sugiartha.