Penyematan Wing Penerbang Jadi Simbol Kekompakan TNI
Oleh
fajar ramadhan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sebagai simbol kekompakan, TNI Angkatan Udara menyematkan wing penerbang kehormatan kepada pimpinan tertinggi TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara. Momentum tersebut juga digunakan untuk menegaskan komitmen kerjasama secara berkelanjutan.
Wing penerbang kehormatan tingkat I tersebut disematkan Kepala Staf Angkatan Udara (AU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna kepada Kepala Staf Angkatan Darat (AD) Jenderal TNI Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Laut (AL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji. Penyematan dilakukan di halaman Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jumat (5/4/2019) siang.
Yuyu mengatakan, wing penerbang kelas I adalah wing kualifikasi tertinggi di penerbang TNI AU. Kehormatan ini diberikan kepada pejabat tertentu sebagai penghargaan atas jasa-jasa dan kerjasama mereka.
“Ini sebagai ucapan terima kasih dari AU kepada AD dan AL atas kerjasamanya dalam membantu segala bidang,” katanya.
Menurut Yuyu, selama ini ketiga jajaran TNI tersebut telah bekerja sama dengan solid dalam bidang pendidikan, latihan dan operasi. Ia berharap agar hal tersebut bisa terjalin secara konsisten.
“Mudah-mudahan dalam melaksanakan tugas ke depan terus bisa bekerja sama dengan baik demi bangsa dan negara,” ujarnya.
Selama ini ketiga jajaran TNI tersebut telah bekerja sama dengan solid dalam bidang pendidikan, latihan dan operasi.
Siwi menambahkan, kerjasama antar ketiganya tersebut mesti selalu dikolaborasikan. Sebab, Siwi menilai TNI AU memiliki pengalaman yang lebih baik yang harus dicontoh. “Baik terkait pendidikan, operasi, dan manajemen,” katanya.
Terbang dengan Sukhoi
Sebelum prosesi penyematan dilakukan, ketiga pejabat TNI tersebut terbang selama 30 menit menggunakan pesawat tempur Sukhoi SU-30. Siwi mengungkapkan, terbang dengan pesawat tempur membutuhkan ketahanan fisik dan intelegensi yang lebih kuat.
“Saya tadi dinaikkan sampai 4G, begitu berat sekali. Dengan mengetahui situasi pesawat tempur, kita tentu akan lebih cinta tanah air,” ungkapnya.
Dalam dunia penerbangan terdapat istilah yang dinamakan G-Force atau Grafitational Force yakni sebuah kondisi dimana pesawat bermanuver secara tiba-tiba dan melawan gaya gravitasi. Semakin besar manuver tersebut semakin tinggi tekanan yang dihasilkan sehingga tubuh harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menahannya.
Kesan yang sama dengan Siwi diungkapkan oleh Andika. Menurutnya, meski hanya mendapatkan tekanan 2G, ia sedikit mengalami efek hilang kesadaran. Menurutnya, kemampuan yang dimiliki oleh pilot tempur pesawat Sukhoi SU-30 TNI AU harus dihargai.
“Saat lihat Kasal naik sampai 4G, wah ini berarti Kasal luar biasa ini,” ungkap Andika.
Ada lima pesawat Sukhoi SU-30 yang didatangkan dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanudin Makassar. Kelimanya juga disiapkan untuk meramaikan kegiatan Pesta Rakyat dalam Rangka HUT TNI AU pada 9 April mendatang. Adapun dalam acara penyematan wing penerbang, hanya empat pesawat yang digunakan. Satunya menjadi cadangan.
Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.