Banjir yang kembali melanda sebagian Kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah, Kabupaten Bandung, merendam puluhan ribu rumah dan mengakibatkan ribuan warga mengungsi.
BANDUNG, KOMPAS Banjir akibat luapan Sungai Cikapundung, Citarum, dan anak Sungai Cisangkuy merendam sebagian wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (4/4/2019). Kedalaman banjir di kawasan Bandung selatan itu bervariasi hingga lebih dari 2 meter.
Sebagian warga tidak bisa mengungsi dan terjebak di lantai dua rumahnya. Seperti dialami Sopiah (43) bersama dua anggota keluarganya, warga RW 004 Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Sopiah dan keluarganya tidak sempat mengungsi saat hujan pada malam sebelumnya yang mengakibatkan Sungai Citarum, berjarak kurang dari 50 meter dari rumahnya, meluap.
Selain Sopiah, lebih dari 10 keluarga lain juga bertahan di lantai dua ataupun genteng rumahnya. Sebagian dari mereka tidak bisa mengungsi ataupun dievakuasi karena rumah mereka berada di gang sempit, sedangkan perahu karet juga tidak bisa lewat gang itu. Sebagian warga memanfaatkan ban bekas untuk melintasi banjir.
Selain terkepung banjir, warga juga kesulitan mendapatkan air bersih. ”Jangankan untuk mandi, untuk minum saja tinggal satu galon. Air ini harus kami hemat,” ujar Sopiah.
Eti (46), yang tinggal tidak jauh dari Sopiah, mengeluhkan hal serupa. Banjir merendam sumur rumahnya sehingga tidak bisa digunakan. Akibatnya, dia dan tiga anggota keluarganya tidak dapat membersihkan diri hingga banjir surut. ”Semoga saja bantuan air bersih dan makanan cepat tiba,” ujarnya.
Gugun (25), warga RW 005 Desa Daeyuhkolot, juga memilih untuk bertahan karena rumahnya berlantai dua. Namun, ia khawatir hujan kembali turun dan banjir semakin tinggi sehingga membahayakan keluarganya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Sudrajat menjelaskan, banjir terjadi akibat luapan Sungai Citarum dan Cikapundung serta sebagian anak Sungai Cisangkuy. Banjir ini berdampak terhadap 37.731 jiwa yang tersebar di Kecamatan Baleendah dan Kecamatan Dayeuhkolot.
Menurut Sudrajat, dari enam desa dan kelurahan yang terdampak banjir, lebih dari separuhnya tergenang hingga 150 sentimeter. Bahkan, beberapa lokasi ditemui kedalaman banjir lebih dari 2 meter, seperti di Kampung Bojong Asih dan Kampung Babakan Leuwi Bandung di Kecamatan Dayeuhkolot serta Kampung Cigosol di Kecamatan Baleendah.
”Kami akan tetap pantau perkembangan banjir ini. Jika tidak berangsur surut dan dikhawatirkan terjadi banjir susulan, kami akan melakukan langkah lanjutan,” ujarnya. Banjir yang melanda wilayah tersebut merupakan yang ketiga kali dalam tahun ini.
Potensi hujan
Banjir diperkirakan masih berpotensi terjadi hingga beberapa hari ke depan, mengingat hujan masih berpeluang terjadi di Bandung bagian selatan. Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung Tony Agus Wijaya menyatakan, kawasan Bandung Raya berpotensi hujan deras selama tiga hari ke depan dengan prakiraan hujan dari siang hingga malam hari.
Menurut Tony, prakiraan awal musim kemarau di kawasan Bandung terjadi pada awal Mei dengan masa pancaroba selama April. ”Karena itu, masyarakat perlu memperhatikan kondisi sekitar dan membersihkan saluran air,” ujarnya. (RTG)