KUALA LUMPUR, JUMAT - Perjalanan Jonatan “Jojo” Christie dalam turnamen bulu tangkis Malaysia Terbuka berlanjut melalui kemenangan atas pemain-pemain top dunia. Setelah menyingkirkan Kento Momota dan Viktor Axelsen, Jojo akan menantang Chen Long dalam semifinal.
Jojo mengalahkan Axelsen (Denmark), yang menjadi unggulan keenam turnamen, pada perempat final yang berlangsung di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Jumat (5/4/2019). Jojo menang, 21-18, 21-19.
Kemenangan tersebut didapat setelah sehari sebelumnya Jojo menyingkirkan pemain nomor satu dunia, Kento Momota, 22-20, 21-15. Kedua kemenangan atas pemain dengan reputasi juara dunia itu—Momota juara dunia 2018 dan Axelsen juara 2017—didapat Jojo untuk pertama kalinya. Jojo, masing-masing, dua kali kalah dari Momota dan Axelsen sebelum mengalahkan mereka di Axiata Arena.
“Melawan Axelsen merupakan pertandingan yang saya tunggu. Setiap bertemu pemain unggulan di sini, saya anggap sebagai lawan dalam latihan agar tidak menjadi beban,” komentar Jojo, melalui Humas PP PBSI, tentang kunci kemenangannya.
Pola pikir itu pula yang akan dibawa Jojo untuk melawan pemain dengan reputasi yang lebih baik dari Momota dan Axelsen, yaitu Chen Long. Dia akan menjadi tantangan berikutnya bagi pemain Indonesia berusia 21 tahun itu.
Chen Long, yang selalu mengalahkan Jojo dalam enam pertemuan, adalah juara dunia 2014 dan 2015, juara All England 2013 dan 2015, serta peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Meski telah melewati usia emasnya, Chen Long masih menempati posisi 10 besar dunia, yaitu peringkat kelima. Dibandingkan pemain China lainnya, dia hanya berada di bawah Shi Yuqi sebagai tunggal putra peringkat kedua dunia.
“Di atas kertas, Chen Long unggul jauh dari saya. Tetapi, namanya pertandingan selalu berbeda. Pastinya tidak akan mudah mengalahkan dia karena Chen Long banyak pengalaman dan selalu bermain dengan sabar. Intinya, saya tidak mau terbeban dan berusaha yang terbaik,” tutur Jojo.
Jojo menjadi salah satu dari dua wakil Indonesia pada semifinal Malaysia Terbuka yang akan berlangsung Sabtu. Wakil lainnya adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang mengalahkan ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, 23-21, 19-21, 21-18, pada perempat final.
Lawan Fajar/Rian berikutnya adalah pasangan asal Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Berdasarkan statistik dari tujuh pertemuan sebelumnya, persaingan kedua pasangan seharusnya berlangsung menarik. Kamura/Sonoda unggul tipis, 4-3.
Tiga wakil Indonesia lainnya terhenti pada perempat final. Mereka adalah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow, dan Ni Ketut Mahadewi Istarani/Rizki Amelia Pradipta.
Hendra/Ahsan, yang Maret lalu menjuarai All England, kalah dari pasangan China, Li Junhui/Liu Yuchen, 13-21, 21-12, 17-21. Ganda senior Indonesia itu tak bisa menyamai hasil pada pertemuan sebelumnya yang terjasi pada perempat final Indonesia Masters, Januari. Mampu meredam kecepatan dan kekuatan Li/Liu ketika itu, Hendra/Ahsan menang, 21-16, 21-12.
“Kali ini, mereka bagus mainnya, pertahannya rapat dan tidak gampang mati. Lalu, pada gim ketiga, kami kalah sejak start,” ujar Ahsan yang akan melanjutkan penampilan dengan bertanding di Singapura Terbuka, pekan depan.
Tanpa Jepang
Sementara, tersisihnya dua pasangan Jepang pada perempat final membuat tak ada wakil ganda putri Jepang yang akan tampil pada semifinal. Kekalahan dialami unggulan pertama, Sayaka Hirota/Yuki Fukushima dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (3).
Ini menjadi hasil buruk Jepang yang mendominasi persaingan ganda putri dunia sejak 2017. Saat ini, ganda putri Jepang, bahkan, menempati peringkat tiga teratas serta posisi keenam daftar peringkat dunia.
Absennya ganda putri Jepang pada semifinal turnamen besar, berlevel BWF 500, 750 dan 1000, jarang terjadi. Tak jarang, mereka menempatkan tiga wakil pada semiinal seperti yang terakhir kali terjadi pada All England, Maret.