KUALA LUMPUR, JUMAT - Rasa penasaran Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto untuk mengalahkan teman yang juga rival mereka, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, akhirnya terbayar. Hasil itu menambah rasa pecaya diri tetapi juga menjadi peringatan untuk tak cepat puas.
Kemenangan tersebut didapat pada perempat final Malaysia Terbuka, Jumat (5/4/2019). Di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Fajar/Rian menang atas Kevin/Marcus, 23-21, 19-21, 21-18.
Hasil itu dilengkapi kegemilangan Jonatan “Jojo” Christie yang menyingkirkan unggulan keenam, Viktor Axelsen (Denmark), 21-18, 21-19. Sehari sebelumnya, Jojo menghentikan tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota.
Kemenangan dalam laga 55 menit menjadi kemenangan pertama Fajar/Rian dari empat pertemuan dengan Kevin/Marcus. “Hari ini kami senang bisa mengalahkan mereka, tetapi masih banyak yang harus diperbaiki dan ditambah dari permainan kami. Perjalanan masih panjang dan kami tidak mau terlena. Semoga hasil ini jadi penambah semangat dan percaya diri kami,” kata Fajar melalui Humas PP PBSI.
Fajar/Rian adalah salah satu dari tiga ganda putra Indonesia yang berada pada posisi 10 besar berdasarkan daftar peringkat yang terakhir dikeluarkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) 2 April. Mereka berada pada posisi kedelapan, di bawah Kevin/Marcus (1) dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (4).
Meski hanya menjadi ganda putra nomor tiga Indonesia saat ini, dengan usia 23 tahun, Fajar/Rian menjadi salah satu bagian dari generasi penerus ganda putra Indonesia yang berjaya di tingkat dunia sejak era 1970-an. Bersama Kevin/Marcus, mereka diprioritaskan PP PBSI untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Namun, Fajar/Rian selalu berada di bawah bayang-bayang Kevin/Marcus yang berpasangan sejak 2015. Sejak meroket pada 2017, Kevin/Marcus telah meraih 18 gelar juara. Pada periode yang sama, Fajar/Rian yang berpasangan sejak Agustus 2014, baru mendapat tiga gelar.
Rasa penasaran mereka untuk mengalahkan Kevin/Marcus sebenarnya hampir terwujud saat bertemu pada final Asian Games Jakarta Palembang 2018 dan perempat final Indonesia Masters, Januari 2019. Dalam kedua momen itu, Fajar/Rian hampir menang ketika mendapat match point.
Akan tetapi, mental mereka kalah matang saat menghadapi poin kritis. Terburu-buru ingin memenangi pertandingan, Fajar/Rian berbalik kalah.
Mereka pun memupuk semangat untuk menyamai, bahkan, melebihi prestasi Kevin/Marcus tak hanya dengan kata-kata yang diungkapkan setiap kali akan menjadi lawan rekannya itu. Tekad itu diwujudkan dengan latihan keras di pelatnas Cipayung. Kevin/Marcus, bahkan, pernah menyebut Fajar/Rian sebagai lawan terberat.
Menjelang All England, Maret, Fajar bercerita, tekad yang sering dia sampaikan untuk mengalahkan Kevin/Marcus bukan berarti mereka terlalu percaya diri. Dia hanya mencoba agar semangatnya tak hilang.
Semangat itu, serta intsropeksi atas berbagai kelemahan akhirnya membuahkan hasil. Sebelum mengalahkan Kevin/Marcus, mereka tampil baik pada turnamen Swiss Terbuka dan All England, Maret. Fajar/Rian juara di Swiss dan mencapai semifinal All England setelah selalu tersingkir pada babak pertama dalam All England 2017 dan 2018.
Meski menang, Rian juga menjelaskan bahwa dia harus memperbaiki kesalahan untuk laga berikutnya. Rian berkaca pada penampilan di gim kedua. Setelah unggul, 12-7, dia dan Fajar tak dapat mempertahankan fokus hingga kehilangan gim tersebut.
Kehilangan fokus pada permainan ganda putra yang berlangsung dalam kecepatan tinggi bisa berakibat fatal. Fajar/Rian kehilangan poin dari posisi 19-19 ketika Fajar menyia-nyiakan kesempatan menerima servis dari Kevin. Wasit tak menerima alasan bahwa Fajar belum siap dan memberikan poin pada Kevin/Marcus.
Di semifinal, berhadapan dengan Kamura/Sonoda, yang empat kali menang dari tujuh pertemuan, Fajar/Rian tak memiliki ruang untuk mengulangi kesalahan itu. Apalagi, pemain Jepang dikenal dengan karakter ulet, tak sering membuat kesalahan, dan memiliki semangat juang tinggi.