Senin Mau Dipanen, Sabtu Tanggul Jebol Hanyutkan Udang
Tanggul sungai Kali Plalangan di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (6/4/2019) pukul 00.30 jebol. Tanggul selebar 3 meter itu jebol sepanjang 12 meter.
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·3 menit baca
LAMONGAN, KOMPAS - Tanggul sungai Kali Plalangan di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (6/4/2019) pukul 00.30 jebol. Tanggul selebar 3 meter itu jebol sepanjang 12 meter.
Akibatnya tambak warga total seluas lebih kurang 50 hektar terendam, ikan dan udang yang siap dipanen pun hanyut. Tiga mesin pompa air milik petambak turut hanyut terbawa arus air.
Tanggul yang jebol sementara ditutup kayu, bongkotan (batang bambu), sesek (anyaman bambu) dan terpal. Warga dibantu TNI dan personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lamongan berupaya menutup tanggul yang jebol mulai pukul 05.00 hingga pukul 12.30.
Tanggul yang jebol itu berbatasan langsung dengan tambak Sutikno (52). Ia memiliki tambak berukuran 60 x 230 meter. Kurang 10 hari lagi, ia bisa panen. Ia mengisi tambaknya dengan 12 rean (60.000 ekor) udang vannamae, 2.500 ekor bandeng, 2.500 ekor mujahir, 2.500 ekor bader , 1.250 ekor tombro.
"Ya sedikitnya perkiraan nilai uang yang hilang sekitar 27 juta rupiah. Ini baru pertama terjadi, padahal 10 hari lagi panen," ujar Sutikno.
Sedikitnya perkiraan nilai uang yang hilang sekitar 27 juta rupiah. Ini baru pertama terjadi, padahal 10 hari lagi panen
Ia menjelaskan khusus udang saja dari 60.000 ekor sedikitnya bisa panen separuh. Hasilnya sekitar 2,5 kuintal hingga 3 kuintal. Saat ini harga vannamae cek 100 (1 kg berisi 100 ekor) mencapai Rp 45.000 sampai Rp 47.000 per kg.
Prasisno (57), juga tak mengira rezeki yang sudah di depan mata lenyap dalam sekejap. Rencananya, Senin (8/4/2019) mendatang, ia memanen udang dan ikan, tetapi Sabtu dini hari tanggul jebol.
"Yang penting tanggul ditangani dulu. Khawatirnya kalau hujan turun lagi dampaknya makin parah. Satu diesel pompa air saya terseret 15 meter, satunya belum ditemukan," katanya.
Selain milik keduanya, tambak milik Badi dan Sutarno juga terdampak. Warga sementara fokus pada penanganan tanggul, belum sempat memasang waring (jaring) untuk mencegah ikan dan udang hanyut terbawa arus
Kepala Desa Balun Khusyairi menyebut total tambak yang terdampak sekitar 50 hektar. Nilai kerugian ditaksir mencapai Rp 1,5 miliar. Menurut dia, yang terpenting tidak ada korban jiwa,
Kali Plalangan, bukan kali ini saja meluap. Sebelumnya, pada 29 November 2017 juga terhadi luapan anak sungai Kali Blawi yang masuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo itu yang menyebabkan jembatan cor di Dusun Ngangkrik runtuh sehingga tak bisa dilalui kendaraan bermotor.
Pemicu luapan juga curah hujan yang tinggi serta limpahan dari hulu di Tanjung, Lamongan. Pada Jumat (5/4/2019) terjadi hujan deras mulai pukul 15.00 hingga pukul 19.00.
Sungai tak mampu menampung air yang melimpah. Kondisi diperparah adanya pendangkalan dan konstruksi tanggul kurang padat saat sungai dinormalisasi 2017 lalu.