Susi: Cinta pada Laut Belum Dibarengi Kepedulian Menjaganya
Oleh
Karina Isna Irawan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sampah plastik di laut dan terumbu karang rusak sejatinya merupakan isu lama yang belakangan disuarakan kembali menjadi lebih santer. Suara kepedulian menjaga laut kini semakin kencang karena melibatkan pejabat berpengaruh, pegiat media sosial, perancang busana, dan musisi ternama.
Tepuk tangan peserta diskusi mengiringi kedatangan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ke panggung utama pameran Deep and Extreme Indonesia 2019 di Jakarta, Sabtu (6/4/2019).
Di pameran penyelaman internasional tersebut, Susi hadir bersama musisi Kaka dan Ridho Slank, youtuber Juki Kill The DJ, dan Ketua Harian Pandu Laut Nusantara Prita Laura.
Susi bercerita, kecintaan masyarakat terhadap laut mulai tumbuh. Pariwisata bahari semakin bergeliat, lokasi penyelaman baru bermunculan, serta penangkapan ikan secara ilegal berkurang. Namun, kecintaan yang muncul belum dibarengi kepedulian untuk menjaga laut.
”Ada terumbu karang ukuran 2-3 meter rusak karena diinjak fin (kaki katak). Rombongan yang akan snorkeling biasanya berdiri melingkar sambil menginjak terumbu karang saat sedang pengarahan,” ujar Susi dalam sebuah diskusi publik bertema ”Mari Jaga Laut Masa Depan Bangsa” di tempat yang sama.
Terumbu karang, lanjut Susi, juga kerap rusak akibat bermain jetski secara sembarangan. Kecepatan jetski seharusnya diperlambat ketika memasuki 100-200 meter dari bibir pantai. Tujuannya agar karang-karang yang masih rapuh tidak rusak dihantam getaran jetski.
Kecintaan terhadap laut bukan hanya lewat kepedulian menjaga terumbu karang. Persoalan sampah di laut juga mesti diatasi bersama dan berkelanjutan. Beberapa penyelam kini menunjukkan kepeduliannya dengan mengumpulkan sampah sembari berkegiatan di laut.
”Dari aspek regulasi, langkah konkret untuk mengurangi sampah plastik di laut dengan menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang penanganan sampah laut,” kata Susi.
Kepedulian menjaga laut dari sampah dan kerusakan ekosistem mendesak ditumbuhkan. Laut merupakan sumber keberlanjutan hidup umat manusia. Hasil perikanan laut menguntungkan dari aspek ekonomi dan kesehatan. Sementara ekosistem laut bisa dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.
Menurut Susi, ada banyak cara untuk menumbuhkan kepedulian menjaga laut. Cara paling sederhana, misalnya, dengan membagi pengetahuan dan pengalaman melihat keindahan laut dengan warga setempat. Penyelam atau wisatawan mesti berinteraksi langsung dengan warga, bukan cuma datang dan pergi.
”Kalau mau nyelam di suatu daerah bawalah kacamata renang tambahan untuk diberikan ke anak-anak setempat. Ajak mereka melihat laut lebih luas supaya kepedulian semakin dalam,” ujar Susi.
Kolaborasi
Berbagai pihak kini berupaya menunjukkan aksi nyata menjaga laut. Salah satunya yang dilakukan Kaka dan Ridho Slank melalui gerakan Pandu Laut Nusantara. Kaka menuturkan, banyak pihak terlibat dalam negara ini. Mereka bergerak dengan caranya masing-masing untuk menebar cinta terhadap laut.
”Saya berkampanye lewat musik karena saya percaya suara yang beredar lewat musik lebih cepat masuk ke alam bawah sadar,” kata Kaka.
Slank bersama sejumlah band menggelar konser di sekitar Pantai Pandawa saat pertemuan Our Ocean Conference akhir tahun 2018. Mereka bermusik sembari berkampanye untuk menjaga laut dari sampah dan kerusakan akibat ulah manusia tak bertanggung jawab.
Selain menggelar konser, Kaka bersama tim gerakan Pandu Laut Nusantara juga menggandeng sejumlah komunitas peduli lingkungan nasional dan internasional, beberapa artis, hingga perancang busana. Salah satu perancang busana yang akan terlibat dalam kampanye menjaga laut adalah Chitra Subyakto pemilik brand Sejauh Mata Memandang.
”Kami akan membuat instalasi pameran dalam rangka memperingati Hari Bumi 22 April nanti. Pameran ini terinspirasi dari banyaknya sampah plastik di sekitar kita,” kata Chitra.
Berbeda dengan Chitra, youtuber Juki Kill The DJ memilih bersuara dengan membuat konten-konten kreatif tentang menjaga laut di sejumlah kanal media sosial. Tujuannya agar para pegiat olahraga dan penikmat laut tidak sekadar mencintai, tetapi juga peduli untuk menjaga keberlangsungan ekosistem.
Gerakan Pandu Laut Nusantara ini dicetuskan Susi dengan melibatkan sejumlah pihak dari beragam latar belakang profesi. Mereka berkomitmen menjalin kerja konservasi laut melalui edukasi dan kampanye yang berkelanjutan.
Upaya menjaga negara kepulauan seluas hampir 2 juta kilometer persegi, yang 70 persennya adalah lautan butuh komitmen berbagai pihak. Kecintaan yang muncul harus dibarengi kepedulian. Untuk menumbuhkan kepedulian, dibutuhkan kolaborasi agar suara makin nyaring terdengar.