Wapres: Ilmu Tidak Akan Habis untuk Memajukan Bangsa
Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan sumber daya alam bisa habis namun ilmu pengetahuan tidak akan habis dalam memajukan bangsa. Karena itu semua anak bangsa diharapkan menguasai ilmu. Dengan menguasai ilmu maka kita tidak akan terkuasai oleh ilmu itu sendiri dan orang lain.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS-Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan sumber daya alam bisa habis namun ilmu pengetahuan tidak akan habis dalam memajukan bangsa. Karena itu semua anak bangsa diharapkan menguasai ilmu. Dengan menguasai ilmu maka kita tidak akan terkuasai oleh ilmu itu sendiri dan orang lain.
“Kita selalu bangga dengan sumber daya alam (SDA). Tetapi berdasarkan pengalaman, SDA bisa berakhir. Kita dulu bangga penghasil dan pengekspor minyak. Sekarang dalam waktu 20 tahun minyak kita tinggal separo dan kita impor, tidak ekspor. Batubara juga bisa habis, sawit juga bisa turun jika Eropa melakukan tindakan-tindakan yang tidak bersahabat,” ujarnya.
Wapres mengatakan hal itu saat meresmikan Festival Kebangsaan II tahun 2019 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, Sabtu (6/4/2019). Selain Festival Kebangsaan, Wapres juga meresmikan beberapa infrasruktur baru di UMM bantuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta meninjau pameran produk riset.
Hadir pada kesempatan ini, antara lain anggota Dewan Pertimbangan Presiden A Malik Fadjar, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal Doni Monardo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Rektor UMM Fauzan.
Menurut Wapres setiap hari kita dikuasai oleh ilmu, seperti Google, Facebook, dan Aple. Bila kita lengah dan tidak menguasai ilmu, maka perangkat teknologi modern inilah yang akan menguasai kita. Perangkat teknologi di atas memang memberikan kemudahan namun di sisi lain telah mengubah sikap dan cara kita.
Wapres menyinggung bagaimana Jepang dan Korea Selatan yang SDA-nya terbatas bisa maju karena ilmu. Dia menambahkan jumlah universitas memang penting namun kualitas lebih penting. Saat ini Indonesia memiliki 4.500 universitas, sedangkan China memiliki 250 universitas. Namun dewasa ini China lebih maju. Karena itu, kita harus banyak belajar.
“Ini bagian utama dari misi universitas. Tanpa misi kita tidak bisa hasilkan yang terbaik untuk bangsa. Kita punya banyak pengalaman sejarah. Banyak hal yang bisa kita tingkatkan,” ucapnya.
Menurut Wapres Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.000 buah pulau. Begitu pula jumlah penduduk terbesar keempat dunia. Indonesia juga negara dengan penduduk muslim terbesar. Semua ini merupakan modal bagi kita untuk maju, bukan menjadi beban.
Sementara itu Fauzan mengatakan keberadaan lembaga pendidikan tinggi harus jadi variabel pendorong dalam merawat tradisi bersaudara di tengah kemajemukan. UMM telah menyadari atas dasar itulah Festival Kebangsaan dihadirkan di kampusnya.
Festival Kebangsaan adalah even untuk merayakan nilai-nilai kebangsaan sekaligus untuk memersatukan gagasan. Ada sejumlah kegiatan yang dilakukan, antara lain rembug kebangsaan, gelar seni budaya tradisional, hingga gelar karya produktif dosen dan mahasiswa.
Selain Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, acara ini didukung oleh Perhimpunan Indonesia Tionghoa, Badan Musyawarah Gereja Kristen Malang Raya, dan pelaku usaha. Turut hadir pada kegiatan ini tokoh agama, tokoh etnis, tokoh organisasi masyarakat, dan mahasiswa.
“UMM telah lama memiliki semboyan UMM dari Muhammadiyah untuk bangsa. Semboyan ini mengandung spirit bahwa apa yang dilakukan oleh UMM dapat dirasakan manfaat untuk oleh masyarakat. Sekecil apapun yang dilakukan oleh UMM didorong memiliki daya manfaat, termasuk hasil riset mahasiswa dan dosen,” ucap Fauzan.
Baca juga Teknologi dan Pendidikan Konsumen Menjaga Ketahanan Pangan