BANDUNG, KOMPAS —Tahun ini, pemerintah akan menambah infrastruktur pengendali banjir dengan membangun terowongan air, tanggul sungai, dan kolam retensi. Hal tersebut untuk mengatasi banjir di kawasan Bandung selatan. Kolam Retensi Cieunteung yang dioperasikan akhir tahun lalu belum optimal mengatasi banjir akibat luapan Sungai Citarum.
Terowongan air dibangun di Curug Jompong, Nanjung, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. Fungsinya memperlancar aliran Citarum ke Waduk Saguling di Kabupaten Bandung Barat. ”Mudah-mudahan akhir tahun ini selesai,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat meninjau lokasi banjir di Dayeuhkolot, Bandung, Sabtu (6/4/2019).
Kamil mengakui Kolam Retensi Cieunteung tidak cukup menampung banjir. ”Tahun ini dibangun satu (kolam retensi) lagi. Kalau masih tidak cukup, akan ditambah,” ujarnya.
Selain meninjau lokasi banjir dengan perahu karet, mantan Wali Kota Bandung itu juga mengunjungi pengungsi.
Sejumlah warga mengeluh karena penderitaan mereka akibat banjir tak kunjung berakhir. Tahun ini saja lebih dari dua bulan Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang dilanda banjir.
Kamil meminta warga bersabar menunggu infrastruktur selesai dibangun. Dia berjanji membantu warga menyediakan tempat mengungsi dan membantu logistik makanan.
Mukhlis (42), warga Dayeuhkolot, berharap, pemerintah segera memberikan solusi konkret. Menurut dia, selain pembangunan infrastruktur, pengerukan sungai dan perbaikan tanggul perlu rutin dilakukan.
Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Suwarno mengatakan, pemerintah membangun dua terowongan air di Curug Jompong. Masing-masing berdiameter sekitar 8 meter dengan panjang 230 meter. ”Proses pembangunan sudah 30 persen. Targetnya selesai akhir 2019,” ujarnya.
Suwarno memastikan pembangunan terowongan tidak mengubah kontur sungai. Nantinya ada dua aliran. Satu melalui terowongan menuju Waduk Saguling, yang kedua mengalir ke Citarum lama.
Tanggul beton Sungai Citarum juga dibangun di Bandung selatan. Tujuannya agar air sungai tidak meluap ke permukiman warga.
Hingga Sabtu sore, banjir masih menggenangi ribuan rumah. Banjir terparah terjadi di Kampung Cigosol, Baleendah, setinggi 1,8 meter. Lebih dari 700 warga mengungsi.
Beberapa jalan, seperti Jalan Raya Banjaran, Jalan Andir-Katapang, Jalan Raya Dayeuhkolot, dan Jalan Anggadireja, juga tergenang banjir hingga ketinggian 1 meter. Akibatnya, sejumlah warga harus menggunakan sampan dan delman untuk keluar rumah.(TAM)