Kejutan Jonatan Christie dan Fajar Alfian/Mohammad Rian Ardianto terhenti di semifinal turnamen bulu tangkis Malaysia Terbuka. Indonesia pun tak membawa pulang gelar juara.
KUALA LUMPUR, SABTU — Kejutan dibuat oleh Jonatan ”Jojo” Christie ketika menaklukkan dua juara dunia bulu tangkis dalam dua tahun terakhir, Kento Momota (Jepang) dan Viktor Axelsen (Denmark), masing-masing pada babak kedua dan perempat final turnamen bulu tangkis Malaysia Terbuka. Akan tetapi, kebangkitan Jojo dihentikan Chen Long (China) pada semifinal. Di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Sabtu (6/4/2019), Jojo kalah, 21-12, 10-21, 15-21.
Seperti ketika berhadapan dengan Momota dan Axelsen, Jojo sebenarnya berusaha tampil tanpa beban ketika melawan Chen Long. Apalagi, pemain senior itu telah enam kali mengalahkannya.
Sejak sebelum melawan Momota, Jojo mengatakan, dia membawa pola pikir bahwa pertandingan melawan pemain top dunia dinilainya sebagai latihan. Dengan demikian, dia bisa tampil ”lepas”, tanpa berpikir bahwa dia berhadapan dengan lawan berat. Hasilnya, Jojo mengalahkan Momota dan Axelsen untuk pertama kalinya setelah selalu kalah dalam dua pertemuan.
”Sebelumnya, kalau akan berhadapan dengan lawan berat, saya berpikir, ’Wah gimana, ya, besok’. Hal itu malah menjadi beban hingga akhirnya pikiran saya kacau. Kalau sekarang, saya bisa lebih menikmati pertandingan karena berusaha tampil tanpa beban,” kata Jojo melalui Humas PP PBSI.
Sikap tersebut, dikatakan oleh pebulu tangkis berusia 21 tahun itu, akan menjadi bekal untuk menghadapi kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Masa pengumpulan poin untuk lolos ke Olimpiade tersebut akan berlangsung pada 29 April 2019 hingga 26 April 2020.
Atas dasar itulah, Jojo cukup puas dengan penampilannya meski kalah dari Chen Long. Hal itu terjadi karena Chen Long tampil lebih tenang berkat pengalaman yang lebih banyak dalam menjuarai kejuaraan besar. Chen Long adalah juara dunia 2014 dan 2015, juara All England 2013 dan 2015, serta peraih emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
”Chen Long sangat percaya diri menghadapi saya dan dia lebih tenang dibandingkan dengan Axelsen. Dia selalu bisa mengimbangi, lalu mematahkan pola permainan saya,” kata peraih emas Asian Games Jakarta-Palembang 2018 itu.
Ganda putra
Kejutan yang ditampilkan Fajar Alfian/Mohammad Rian Ardianto dalam perempat final juga langsung terhenti. Mereka ditaklukkan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang), 13-21, 20-22.
Kekalahan ini terjadi sehari setelah mereka tampil gemilang saat berhadapan dengan ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Kemenangan atas senior mereka di pelatnas Cipayung itu menjadi kemenangan pertama Fajar/Rian dari empat pertemuan.
Meski membawa bekal percaya diri setelah mengalahkan Kevin/Marcus, Fajar/Rian kesulitan ketika berhadapan dengan Kamura/Sonoda yang menekan dengan permainan cepat sepanjang pertandingan. Mereka tak hanya cepat dalam melancarkan smes, tetapi juga dalam adu drive.
Tekanan dari lawan dalam adu pukulan datar nan cepat itu membuat Fajar/Rian kesulitan mengembalikannya.
”Pengembalian dari kami agak naik, jadi lawan bisa langsung menekan kembali,” kata Rian yang akan meneruskan penampilan ke Singapura Terbuka, 9-14 April, bersama pemain-pemain Indonesia lainnya.
China bangkit
Pada saat Indonesia tak menempatkan satu wakil pun pada final, China memastikan membawa pulang tiga gelar juara sebelum final digelar pada Minggu ini. Final sesama pemain China akan terjadi pada nomor tunggal putra, ganda putri, dan ganda campuran. Mereka juga memiliki kesempatan menambah gelar juara melalui Li Junhui/Liu Yuchen yang lolos ke final ganda putra.
Selain kekuatan muda, China juga diwakili pemain senior. Final klasik terjadi pada tunggal putra melalui pertemuan Lin Dan dan Chen Long. Meski telah 15 kali bersaing, duel ini akan menjadi pertemuan pertama mereka dalam dua tahun terakhir. Chen Long, yang menang tujuh kali, mengalahkan Lin Dan pada pertemuan terakhir mereka di Australia Terbuka 2017.
Setelah ”tenggelam” dengan hanya meraih dua emas pada Olimpiade Rio 2016—berkurang dari sapu bersih lima emas di London 2012—kekuatan bulu tangkis China bangkit kembali pada 2019.
Selain Malaysia Terbuka, mereka juga mendominasi gelar juara All England. China meraih gelar melalui Chen Yufei (tunggal putri), Chen Qingchen/Jia Yifan (ganda putri), dan Zheng Siwei/Huang Yaqiong (ganda campuran).
Sementara perebutan gelar juara tunggal putri akan terjadi antara Tai Tzu Ying (Taiwan) dan Akane Yamaguchi (Jepang). Jika menang, Tai Tzu Ying akan membawa gelar Malaysia Terbuka untuk ketiga kali secara beruntun.