Total laba semua badan usaha milik negara pada 2018 menembus Rp 200 triliun. Jumlah itu melesat dibandingkan kinerja pada 2014 yang masih Rp 143 triliun. Kementerian BUMN menargetkan laba terus meningkat hingga menembus Rp 500 triliun.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Total laba semua badan usaha milik negara pada 2018 menembus Rp 200 triliun. Jumlah itu melesat dibandingkan kinerja pada 2014 yang masih Rp 143 triliun. Kementerian BUMN menargetkan laba terus meningkat hingga menembus Rp 500 triliun.
”Saat pertama saya ditunjuk sebagai Menteri BUMN, keuntungan Rp 143 triliun. Dengan kerja keras kita semua, laba tahun 2018 sudah di atas Rp 200 triliun. Terima kasih semua,” ujar Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno saat menghadiri rangkaian Hari Ulang Tahun Ke-21 Kementerian BUMN, Minggu (7/4/2019), di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur.
Kenaikan laba cukup signifikan dari 154 BUMN selama empat tahun terakhir, menurut Rini, tak mungkin terwujud tanpa kerja keras dan sinergi. Setiap BUMN saling membantu dan menyelamatkan sehingga jika ada unit yang merugi bisa dibangkitkan. Adapun bagi yang untung, laba dan skala usahanya bisa kian meningkat.
Kenaikan laba cukup signifikan dari 154 BUMN selama empat tahun terakhir, menurut Rini, tak mungkin terwujud tanpa kerja keras dan sinergi
Menurut Rini, BUMN harus bisa bersaing di tingkat global. Penguasaan dan aplikasi ilmu pengetahuan serta teknologi, terutama dalam sistem jaringan internet, sangat krusial. Begitu pula dengan regenerasi. Generasi milenial yang lahir pada rentang 1980-1994 dan menjadi pegawai atau pimpinan BUMN diharapkan mendorong kemajuan progresif.
Perayaan HUT Kementerian BUMN di Jatim, menurut panitia gabungan sejumlah BUMN, dihadiri sekitar 100.000 orang. Mereka terdiri dari pegawai BUMN, keluarga, dan publik. Acara diisi dengan senam, sambutan, tausiah, pra-peluncuran aplikasi LinkAja, perjanjian kerja sama antar-BUMN, bazar jajanan dan kebutuhan pokok murah dengan sistem pembayaran LinkAja, serta hiburan.
Adapun puncak peringatan HUT Kementerian BUMN akan berlangsung pada 13 April 2019 di Jakarta. Untuk menyambut puncak peringatan itu, diadakan berbagai kegiatan di daerah.
Dalam acara itu juga diperkenalkan aplikasi LinkAja, sistem pembayaran elektronik berbasis quick responsecode (QR code) yang merupakan gabungan layanan Telkomsel serta anggota Himpunan Bank Negara (Himbara), yakni Bank Mandiri, BRI, dan BNI. Aplikasi pada telepon seluler dalam jaringan internet ini awalnya menyasar kalangan pegawai BUMN. Namun, besarnya populasi di Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa, tetapi pemakaian telepon seluler hingga 300 juta unit, mendorong Himbara untuk lebih menyosialisasikan LinkAja.
Menurut catatan Himbara, aplikasi LinkAja telah diunduh dan digunakan 25 juta pengguna. Kementerian BUMN mengharapkan, LinkAja mampu bersaing bahkan mengatasi aplikasi serupa, antara lain Alipay, Ovo, dan Go-Pay. Aplikasi ini merupakan sistem pembayaran yang dimiliki seutuhnya oleh Indonesia, dalam hal ini BUMN.
Menurut Rini, salah satu alasan perlu mendorong LinkAja, di masa depan sistem keuangan akan lebih berbasis pada pembayaran elektronik. Penggunaan uang tunai atau uang kartal akan amat berkurang. BUMN jangan kembali terlambat masuk dalam sistem pembayaran digital. Pengalaman sebelumnya, perbankan nasional, terutama Himbara, terlambat menghadapi sistem pembayaran berbasis kartu kredit dan kartu debit yang dikembangkan oleh Visa dan Mastercard. Akibatnya, Indonesia harus terus membayar fee ke mancanegara untuk sistem pembayaran memakai kartu itu.
”Agar tidak terlambat lagi, Kementerian BUMN meminta izin kepada Bank Indonesia mengembangkan sistem pembayaran elektronik sendiri, yakni LinkAja,” kata Rini. Dengan banyaknya nasabah Himbara dan pelanggan layanan BUMN, diharapkan aplikasi LinkAja turut menjadi andalan nasabah dan masyarakat umum.