Arsenal menyisakan empat laga tandang dari enam laga terakhir di Liga Inggris. Namun, mereka masih kesulitan menang di luar kandang. Arsenal pun bisa gagal finis di empat besar.
LIVERPOOL, MINGGU – Arsenal belum beranjak dari status tim ”jago kandang”. Skuad ”The Gunners” masih terus menderita demam tandang saat dibekap tuan rumah Everton, 1-0, di Liga Inggris, Minggu (7/4/2019), di Stadion Goodison Park, Liverpool. Stigma buruk itu perlu dihilangkan jika Arsenal ingin finis ketiga di akhir musim ini.
Jika Liga Inggris musim ini dilihat hanya dari laga tandang, Arsenal hanya mampu menempati zona papan tengah, yaitu tepatnya di peringkat ke-11. Mereka acap kali grogi dan tampil buruk saat bertamu ke markas tim-tim lain. Dari 15 laga tandang musim ini, enam kali mereka kalah, termasuk dari Everton.
Arsenal hanya mampu lima kali menang di luar rumahnya. Rekor ini lebih buruk dari tim-tim gurem, seperti Crystal Palace dan Watford. Sebaliknya, mereka perkasa saat tampil di markasnya, Stadion Emirates. Mereka selalu menang di sepuluh laga terakhir, termasuk atas tim-tim besar, seperti Manchester United, Chelsea, dan Tottenham Hotspur.
Celakanya, dari enam laga tersisa mereka di Liga Inggris musim ini, empat laga di antaranya harus digelar jauh dari rumah mereka. Keempat laga tandang yang masih harus dihadapi Arsenal berturut-turut adalah ke markas Watford, Wolverhampton Wanderes, Leicester City, dan Burnley. Adapun dua laga kandang tersisanya adalah melawan Brighton & Hove Albion dan Palace, tim papan tengah yang punya rekor tandang cukup baik.
”Kami sadar itu (menjalani lebih banyak laga tandang) bakal menjadi tantangan besar bagi kami karena tim-tim lain berusaha mendapatkan poin di paruh akhir musim ini. Namun, kami ingin meraih hasil (tandang) yang sama baiknya dengan saat tampil di Emirates. Kami akan memikirkannya satu per satu,” tutur Manajer Arsenal Unai Emery yang tak mampu menemukan jawaban di balik buruknya penampilan tandang timnya.
Seperti laga-laga tandang sebelumnya, Arsenal kembali tampil buruk saat menghadapi Everton di Goodison Park. Absennya bek Laurent Koscielny dan gelandang bertahan energik, Lucas Torreira, memperburuk permainan The Gunners. Mereka kerap panik saat menghalau bola di kotak penalti dan kesulitan memutus aliran bola-bola pendek dari Everton. Tim tuan rumah membuat total 23 tembakan, sebaliknya Arsenal hanya tujuh kali.
Arsenal kerap tertekan dan sulit mengembangkan permainannya sejak menit pertama hingga berakhirnya laga itu. Gawang Arsenal bahkan kebobolan melalui gol sepele, yaitu serangan yang dibangun lewat lemparan jauh ke dalam. Bek tengah Everton, Phil Jagielka, memanfaatkan kelengahan barisan bek Arsenal dengan menyambar bola sundulan Dominic Calvert-Lewin pada menit ke-10.
Masih sengit
Kekalahan itu membuat The Gunners gagal merebut peringkat ketiga dari tim sekota, Tottenham Hotspur. Arsenal kini masih menempati peringkat keempat dengan 63 poin. Poin ini setara dengan milik Chelsea, tim di peringkat kelima. Adapun MU terus menempel ketat di peringkat keenam dengan koleksi 61 poin. Tak ayal, persaingan di peringkat keempat atau potensi jatah terakhir tiket ke Liga Champions masih sengit.
Jermaine Jenas, mantan pemain yang kini menjadi pengamat Liga Inggris, pesimistis Arsenal bisa finis keempat di akhir musim ini.
Sepanjang dua musim sebelumnya, Arsenal juga gagal finis di peringkat itu. Ia berkata, calon-calon lawan Arsenal di lima laga tandang tersisa merupakan tim-tim yang sulit ditaklukkan di kandangnya, seperti Wolves dan Leicester. Wolves merupakan tim yang tengah naik daun bersama manajernya, Nuno Espirito Santo. Adapun Leicester berambisi lolos ke Liga Europa.
”Penampilan tandang mereka (Arsenal) memang mengkhawatirkan. Namun, masalah ini tidak hanya terjadi musim ini. Mereka kerap kesulitan di laga-laga tandang dalam dua dari tiga musim terakhir ini. Penampilan mereka tidak selalu mampu fantastis,” ujar Jeff Sterling, pengamat Liga Inggris, di Sky Sports. (AFP/JON)