Marc Marquez selalu menang dalam 12 balapan di Amerika Serikat sejak di Moto2 hingga MotoGP. Musim ini, dominasi Marquez kembali diuji.
AUSTIN, MINGGU - Marc Marquez seperti kaisar yang membangun imperium di tanah Amerika. Dia tak tergoyahkan di setiap seri Amerika sejak 2011 saat masih di Moto2. Sejak kemenangan di Indianapolis delapan tahun lalu itu, Marquez selalu menjadi yang tercepat di Amerika. Dia lima kali menang di Indianapolis, sekali di Laguna Seca, dan enam kali beruntun di Austin sejak tahun 2013.
Sirkuit Amerika alias COTA di Austin menyimpan memori indah bagi Marquez. Di sana, enam tahun lalu, dia memenangi seri pertamanya di kelas MotoGP. Sejak itu, dia terus menancapkan dominasinya dengan selalu finis terdepan. Dia juga selalu meraih pole position di sana, kecuali pada 2018 menyusul hukuman turun tiga posisi start.
Pekan ini, Marquez akan kembali ke tanah Amerika untuk mempertahankan imperium yang telah dia bangun sejak delapan tahun lalu. Pebalap berusia 26 tahun itu datang dengan bekal sangat bagus, podium tertinggi di Argentina. Kemenangan perdana awal di musim 2019 itu diraih dengan selisih waktu sangat lebar, yaitu 9,816 detik, dari pebalap Monster Yamaha Valentino Rossi yang finis kedua.
Hasil di Sirkuit Termas de Rio Hondo itu menegaskan kelihaian Marquez menerapkan strategi juga memaksimalkan potensi motor RC213V. Di Argentina, dia menyerang dengan start yang bagus untuk memaksimalkan pole position yang diraih hari sebelumnya. Setelah selisih waktunya dari pebalap kedua aman, Marquez tak memaksa motornya untuk menghemat ban.
Semua orang berharap banyak, tetapi kehidupan telah mengajari saya supaya tidak terlalu berharap dan tetap berhati-hati
Strategi itu juga sering diterapkan Marquez di COTA yang terkenal sangat sulit. Sirkuit sepanjang 5,513 kilometer itu memiliki banyak tanjakan dan turunan dengan beda tinggi secara umum 39 meter, tikungan hairpin, juga chicane atau tikungan ganda yang rapat. Namun, karakter itu justru selaras dengan gaya membalap Marquez dan karakter mesin RC213V, salah satunya sangat cepat dalam akselerasi.
”Ini trek yang sangat istimewa dan salah satu yang paling sulit, ini sangat panjang dan memiliki banyak tikungan, serta sangat menantang untuk ban juga para pebalap. Marquez selalu sangat kuat di trek ini. Bagi saya, trek ini tidak mengagumkan dari sisi hasil,” ujar Rossi di laman resmi MotoGP musim lalu.
Salah satu kunci memenangi balapan di COTA adalah meraih pole position yang dikombinasikan dengan start yang bagus. Dua modal awal itu untuk memaksimalkan efek khaos di tikungan pertama setelah start. Kekacauan di tikungan tajam itu merupakan dampak dari lintasan lurus menanjak dari titik start.
Setiap musim berbeda, motor, ban, dan kondisinya
Dua modal awal itu tidak selamanya bisa diraih pebalap, termasuk Marquez. Contohnya pada musim lalu saat Marquez harus start dari posisi keempat karena hukuman. Start dari baris kedua ternyata tidak menghalangi Marquez untuk mendominasi balapan. Belum selesai satu putaran, dia sudah melewati Andrea Iannone—musim lalu membela Suzuki—untuk memimpin balapan dan kemudian naik podium tertinggi.
Namun, Marquez tidak pernah menganggap balapan di COTA mudah. Dia dan timnya selalu mempersiapkan diri dengan maksimal. ”Setiap musim berbeda, motor, ban, dan kondisinya,” ujarnya, yang musim lalu fokus pada perbaikan daya redam suspensi.
Musim ini pun Marquez tetap wawas diri menjelang balapan di Austin pada Minggu (14/4). ”Faktanya, tentu saja ada tekanan. Saya menang di sana dalam enam tahun terakhir, itu bagus. Semua orang berharap banyak, tetapi kehidupan telah mengajari saya supaya tidak terlalu berharap dan tetap berhati-hati,” tutur Marquez dalam wawancara dengan media Spanyol, EFE, di Sao Paulo, Selasa (2/4).
”Apabila karena sesuatu hal tidak bisa menang, anda harus memahami bahwa ini hanyalah satu pertempuran. Akhir dari kejuaraan adalah peperangan dan kami lebih fokus pada memenangi peperangan,” ucap Marquez bak seorang kaisar.
Akhir pekan ini, kekuasaan Marquez di tanah Amerika akan kembali coba dipatahkan oleh lawan-lawannya.