JAKARTA, KOMPAS -- Indonesia dan Korea Selatan berharap, volume perdagangan di antara kedua negara bertambah 10 miliar dollar AS per tahun dalam empat tahun mendatang. Karena itu, perundingan perjanjian dagang antara Indonesia dan Korsel akan dimulai lagi.
"Kami memandang positif tahun lalu, perdagangan kita naik 15 persen menjadi hampir 20 miliar dollar AS. Karena itu, kami setuju menghidupkan lagi perundingan Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea. Kami berkomitmen meningkatkan perdagangan untuk mencapai target 30 miliar dollar AS pada 2022,” tutur Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi kala menerima Menlu Korea Selatan Kang Kyung-hwa, Senin (8/4/2019), di Jakarta.
Kesepakatan tersebut merupakan bagian dari pembicaraan dalam Pertemuan Komisi Bersama (JCM) Indonesia-Korsel di Jakarta. Forum sejenis digelar empat tahun lalu.
Selain membahas perundingan dagang, Retno dan Kang juga membahas soal perundingan Rencana Aksi (PoA) sebagai panduan kerja sama di masa depan. Rencana itu ditargetkan selesai dalam enam bulan mendatang.
Indonesia, kata Retno, memandang Korsel sebagai mitra strategis dan dekat. Korsel menginvestasikan total 7 miliar dollar AS ke 11.261 proyek di Indonesia. Hal senada disampaikan Kang. "Indonesia adalah mitra pokok dan tidak tergantikan,” kata Kang.
Kang berharap, perundingan dagang Indonesia-Korsel mendapat hasil memuaskan tahun ini. "Kami mendiskusikan berbagai topik. Termasuk infrastruktur dan transportasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, pertanian dan kehutanan. Saya senang mengatakan kerja sama meluas dan banyak perusahaan Korea berinvestasi di Jakarta,” ujarnya.
Korsel sangat menghargai dukungan Indonesia pada upaya denuklirisasi Semenanjung Korea. Seoul sudah bertahun-tahun mengupayakan itu.
Kerja sama Jakarta-Seoul terus meluas tidak hanya di sektor perdagangan. Indonesia-Korsel bekerja sama di sektor pertahanan, kebudayaan, hingga isu-isu kawasan dan global. “Kerja sama negara kita telah mencapai tahap yang belum pernah terjadi,” ujarnya.
Seoul akan menyelenggarakan pertemuan ASEAN-Korsel di Busan pada November 2019. Forum itu dipandang sebagai kegiatan diplomatik besar, dan Seoul menjadikannya sebagai batu penjuru penting untuk kebijakan luar negeri yang lebih mengarah ke selatan.
Kang optimistis, hubungan Indonesia-Korsel juga akan meningkat melalui forum itu. Masyarakat kedua negara akan diuntungkan. Kerja sama pertahanan, lanjut Kang, juga terus meningkat. Seoul juga meneguhkan kerja sama sektor keamanan maritim.