TURIN, MINGGU - Juventus diterjang badai cedera menjelang akhir musim ini. Namun, “Si Nyonya Besar” seolah tidak terpengaruh dan bisa terus berlari untuk merebut trofi Liga Italia musim ini. Konsistensi itu, salah satunya, berkat kemunculan bintang muda seperti Moise Kean (19).
Pemain muda keturunan Afrika itu kembali menjadi pembeda saat Juventus menang atas AC Milan 2-1 di Stadion Allianz Turin, Minggu (7/4/2019) dini hari WIB. Kean masuk pada menit ke-66 dan mencetak gol kemenangan pada menit ke-82. Ia menceploskan bola setelah mendapat umpan dari Miralem Pjanic.
Ketika kedudukan masih 1-1, suasana di Turin masih diliputi kecemasan. Milan lebih dulu unggul lewat gol Krzysztof Piatek pada menit ke-39, sedangkan Juventus baru bisa membalas pada menit ke-60 lewat tendangan penalti Paulo Dybala. “Pada babak pertama, permainan kami memang kurang tertata,” kata pelatih Juventus Massimiliano Allegri seperti dikutip laman Tuttosport.
Allegri pada laga itu memang tidak bisa mengerahkan kekuatan timnya secara maksimal karena sudah kehilangan beberapa pemain yang cedera. Ia kehilangan Juan Cuadrado, Douglas Costa, Martin Caceres, Andrea Barzagli, Mattia Perin, dan sang mega bintang Cristiano Ronaldo.
Di sisi lain, Allegri harus mengamankan skuadnya menjelang laga kontra Ajax pada laga pertama perempat final Liga Champions, Kamis (11/4/2019) dini hari WIB. Oleh karena itu ia tidak memainkan Blaise Matuidi dan Giorgio Chiellini. Bahkan, Pjanic pun duduk di kursi cadangan sebelum akhirnya tampil pada menit ke-61.
Kedalaman skuad
Namun, Juventus tetaplah tim yang memiliki kedalaman skuad. Kekuatan pemain strater maupun yang berada di bangku cadangan hampir merata. Siapapun yang dimainkan oleh Allegri akhirnya dapat menjalankan instruksi dengan baik. “Juventus kuat di dalam maupun luar lapangan. Apanya yang kuat di luar lapangan? Mereka punya banyak uang untuk berinvetasi,” kata mantan pelatih Napoli dan AS Roma, Zdenek Zeman.
Dengan modal besar, Juventus memang bisa membeli seorang Ronaldo seharga 105,3 juta euro atau sekitar Rp 1,77 triliun. Pemain-pemain top lainnya juga punya keinginan memakai jersey Nyonya Besar. Namun, Kean adalah pengecualian karena ia sudah berada di tim muda Juventus sejak berusia 10 tahun atau pada tahun 2010. Kean merupakan contoh keberhasilan Juventus mengembangkan talenta-talenta muda.
Setelah selesai dipinjam Hellas Verona selama setahun, Kean kembali ke Turin dan menunjukkan kematangannya sejak Desember 2018. Ia sudah tampil dalam tujuh laga di Serie A musim ini dan mencetak lima gol. Ia menjadi pemain remaja kedua setelah Paul Pogba yang bisa mencetak lima gol dalam satu musim untuk Juventus. Pogba melakukannya pada musim 2012-2013.
Tidak hanya itu, kelima gol tersebut ia cetak dalam empat laga beruntun yang dia jalani. Di tim nasional Italia ia juga mencetak dua gol dalam dua laga pada laga kualifikasi Piala Eropa 2020.
“Kean masih sangat muda dan tidak mudah untuk bermain di Serie A. Dia telah mengalami perkembangan pesat selama ini,” kata Pjanic seperti dikutip laman Football-Italia. Menurut Pjanic, Kean mau berlatih keras dan perkembangan itu terlihat jelas pada saat latihan.
Sejak 2017
Pada Mei 2017 atau hampir dua tahun lalu, Kean sudah menunjukkan sinyal calon pemain hebat. Waktu itu, Juventus berlaga melawan Bologna dan menang 2-1. Kean mencetak gol kedua dan mencatat sejarah sebagai pemain kelahiran tahun 2000 pertama yang mampu mencetak gol di liga top Eropa.
Laga tersebut merupakan laga terakhir Juventus musim 2016-2017. Mirip seperti laga kontra Milan, pada laga itu Kean mencetak gol setelah mendapat umpan dari Pjanic dan gol pertama dicetak oleh Dybala. Bedanya, Juventus pada waktu itu sudah memastikan gelar juara liga pada laga sebelumnya.
Kini, gol Kean jauh lebih berarti karena Juventus bisa mengumpulkan 84 poin. Napoli tetap akan kesulitan mengejar Juventus meski bisa memenangi laga kontra Genoa, pada Senin (8/4/2019) dini hari WIB.
Sementara Milan bisa terancam melorot dari posisi empat besar dan kehilangan tiket ke Liga Champions musim depan. “Ini adalah penampilan kami terbaik sepanjang 2019. Kami kalah bukan karena Juventus lebih baik, tetapi karena kami melakukan kesalahan,” kata pelatih AC Milan Gennaro Gattuso.
Meski kalah, Gattuso juga tidak mau menanggapi kepemimpinan wasit yang memicu kontroversi. Wasit tidak memberikan penalti kepada Milan setelah bola menyentuh lengan bek Juventus Alex Sandro. Berdasarkan laporan Sky Sport Italia, Presiden Asosiasi Wasit Italia Marcello Nicchi dikabarkan akan menemui Milan untuk mengakui kesalahan tersebut. (AFP/REUTERS)