JAKARTA, KOMPAS – Banyaknya proyek infrastruktur di Jakarta disebut menjadi salah satu faktor pepohonan semakin rawan tumbang maupun sempal. Sepanjang Januari hingga pertengahan April 2019 ini, terdata 108 pohon tumbang dan 62 pohon sempal.
Korban akibat pohon tumbang maupun sempal di Jakarta terdiri dari dua orang tewas dan empat orang luka-luka. Dua kejadian itu terjadi dalam sepekan, yaitu satu pengemudi truk pikep yang tewas tertimpa pohon tumbang di lahan perusahaan air minum PT Oasis, di Jalan Dermaga Raya, Klender, Jakarta Timur pada 2 April lalu.
Satu korban tewas tertimpa sempalan batang lapuk di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan pada 3 April. Empat korban luka-luka termasuk patah tulang.
Kepala Bidang Jalur Hijau Dinas Kehutanan DKI Jakarta Djauhar Arifin mengatakan, pohon tumbang di Jalan Dermaga Raya sebenarnya merupakan pohon di luar jalur hijau maupun lahan pemerintah daerah. Pohon angsana itu diduga sudah berusia tua, sekitar 20 tahun.
Kendati bukan di lahan pemerintah, kata Djauhar, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap memfasilitasi dan memberikan bantuan. “Untuk perawatan pohon di Dermaga Raya ini sebenarnya tidak termasuk tanggungjawab kami, namun bantuan tetap diberikan karena bagaimanapun korban adalah warga,” katanya di Jakarta, Minggu (7/4/2019).
Djauhar mengatakan, peristiwa pohon tumbang dan sempal awal tahun 2019 ini terdata lebih parah daripada tahun sebelumnya. Hal ini diduga karena pohon-pohon Jakarta semakin rapuh. Salah satu faktor diduga banyaknya proyek infrastruktur di Jakarta selama beberapa waktu.
Peristiwa pohon tumbang dan sempal awal tahun 2019 ini terdata lebih parah daripada tahun sebelumnya.
Proyek-proyek itu memotong akar pepohonan tanpa diketahui. Kondisi akar yang buruk membuat pepohonan menjadi rapuh dan rawan tumbang.
Sejumlah proyek infrastruktur yang dia maksud seperti normalisasi kali, pengerjaan utilitas, hingga pelebaran jalan. “Jadi akarnya sudah terpotong di depan, lalu terpotong lagi di belakang karena proyek lainnya. Jadi akar seperti sudah menggantung begitu. Juga ada pohon-pohon yang sudah tua sehingga keropos, sehingga saat ada angin dan hujan rawan tumbang dan sempal,” katanya.
Untuk korban luka maupun tewas karena tertimpa pohon di lahan pemerintah, terdapat asuransi pohon. Klaim asuransi ini sebesar Rp 50 juta untuk korban tewas.
Menurut Djauhar, setiap hari tim pemangkasan pohon sudah terus melakukan pemangkasan pohon-pohon yang rapuh atau dilaporkan membahayakan. Selama empat bulan terakhir, sudah dilakukan pemangkasan 18.070 pohon.
Pohon tumbang maupun sempal didominasi pohon angsana dan trembesi. Keduanya mempunyai karakter kayu yang getas. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah melakukan penggantian selama beberapa tahun terakhir menjadi mahoni dan tabebuya yang mempunyai karakter kayu lebih kuat dengan akar tunjang.
Tak diketahui
Djauhar mengatakan, jumlah pohon di jalur hijau dan lahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diketahui sekitar 6 juta pohon. Namun, belum diketahui kondisinya terkini.
Pendataan terakhir dilakukan beberapa tahun lalu. Dalam pemeriksaan tersebut, diketahui hanya sekitar 3 persen pohon yang dalam kondisi rapuh dan layak ditebang. Sejauh ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum mempunyai alat untuk memeriksa kondisi pohon.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah dalam proses pembelian alat pemeriksaan pohon tahun ini. Alat tersebut bisa memeriksa kondisi dan kadar kambium untuk mengetahui tingkat kerapuhannya. “Alat ini seperti USG untuk pohon. Pengadaan sedang dilakukan tahun ini,” kata Djauhar.
Pembelian alat ini, kata Djauhar, dilakukan atas instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk melakukan mitigasi pohon terhadap pohon rapuh.
Hingga saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum memiliki rencana induk pohon, yang berisi pemetaan dan data kondisi pohon-pohon Jakarta.
Hingga saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum memiliki rencana induk pohon, yang berisi pemetaan dan data kondisi pohon-pohon Jakarta. Padahal, pembuatan rencana induk pohon ini sudah lama diserukan.
Ahli tata kota dan lingkungan perkotaan Nirwono Joga berulangkali mengingatkan pentingnya Jakarta mempunyai rencana induk pohon. Data ini penting guna merawat pohon kota, mulai dari pemilihan pohon yang kuat terhadap cuaca dan sesuai kebutuhan kota, pembibitan, hingga penggantian pohon tua.