Menjelang hari H pemilihan, 17 April 2019, Rumah Sakit Prof Dr Soerojo Magelang, Jawa Tengah, bersiap mengatasi berbagai dampak Pemilu yang mungkin terjadi pada masyarakat. Kesiapan tersebut antara lain dilakukan dengan membuka semua fasilitas dan layanan kesehatan termasuk bagi calon anggota legislatif (caleg) yang berpotensi mengalami stress karena gagal terpilih.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS- Menjelang hari H pemilihan, 17 April 2019, Rumah Sakit Prof Dr Soerojo Magelang, Jawa Tengah, bersiap mengatasi berbagai dampak Pemilu yang mungkin terjadi pada masyarakat. Kesiapan tersebut antara lain dilakukan dengan membuka semua fasilitas dan layanan kesehatan termasuk bagi calon anggota legislatif (caleg) yang berpotensi mengalami stress karena gagal terpilih.
“Kami membuka layanan kejiwaan bagi siapa saja. Siapa pun, termasuk para caleg, bebas menentukan akan melakukan rawat inap atau rawat jalan terlebih dahulu, dan bebas akan memakai fasilitas kamar kelas I, II, III, atau VIP,” ujar Direktur Medis dan Keperawatan dr Nur Dwi Esthi SpKj, saat ditemui, Senin (8/4/2019).
Kami membuka layanan kejiwaan bagi siapa saja. Siapa pun, termasuk para caleg, bebas menentukan akan melakukan rawat inap atau rawat jalan terlebih dahulu, dan bebas akan memakai fasilitas kamar kelas I, II, III, atau VIP
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang memiliki fasilitas 500 tempat tidur. Dari jumlah tersebut, 85 persen tempat tidur dialokasikan untuk pasien gangguan jiwa, dan 15 persen lainnya, dialokasikan untuk pasien untuk sakit fisik, non gangguan jiwa. Setiap hari, dipastikan akan tersedia lebih dari 100 kamar yang tersedia, untuk menampung pasien baru. Jumlah psikiater yang siap mendampingi dan memberikan layanan kesehatan untuk pasien mencapai 12 orang.
Baik tahun ini ataupun dalam Pemilu sebelumnya, Nur mengatakan, pihaknya sama sekali belum pernah menerima pasien, baik dari caleg maupun anggota keluarganya. “Hingga saat ini, kami belum pernah menerima pasien yang mangalami gangguan jiwa gara-gara Pemilu,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Hanura Kabupaten Temanggung, Isnarwandi, mengatakan, saat ini, 26 caleg Parati Hanura, dalam kondisi bersemangat dan gembira menyambut hari H Pemilu 17 April mendatang. Dia berharap, kondisi serupa akan terus bertahan hingga setelah Pemilu.
“Stres berpotensi terjadi pada semua orang. Namun, kami berharap para caleg nantinya bisa menerima apa pun hasil Pemilu dan pilpres (pemilihan presiden),” ujarnya.
Stres atau gangguan kejiwaan, biasanya akan terjadi ketika seorang caleg sudah mengeluarkan biaya demikian besar dalam tahapan Pemilu, namun akhirnya tetap gagal terpilih. Untuk mengantisipasi hal ini, Isnarwandi mengatakan, DPC Partai Hanura Kabupaten Temanggung menginstruksikan agar para caleg tersebut bisa berbagi dan saling membantu satu sama lain. Caleg yang menang, dan berhasil terpilih diminta untuk membantu menyumbang sejumlah dana bagi rekannya yang gagal.
“Caleg yang menang silakan membantu dengan nominal seikhlasnya. Berapa pun, sumbangan dana itu setidaknya bisa membantu menutupi biaya operasional yang sudah dikeluarkan dan sekaligus beban pikiran dari rekannya tersebut,” ujarnya.
Isnarwandi enggan menyebutkan nominal uang yang dikeluarkan per caleg. Namun, pengeluaran yang cukup besar, menurut dia, antara lain adalah pengeluaran untuk membiayai acara konsolidasi bersama tim sukses.
Sama seperti diungkapkan Isnarwandi, Suharno, ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Magelang, mengatakan, saat ini, 454 caleg Partai Gerindra terlihat baik-baik saja.
“Saat ini baik, entah nanti,” ujarnya berkelakar.
Suharno menduga, para caleg tersebut tidak akan mengalami stres yang berlebihan karena biaya yang dikeluarkan, dinilainya masih dalam ambang batas kewajaran.
“Saya menduga, semua akan aman-aman saja, karena tidak ada dari mereka yang terlihat memaksakan diri seperti menjual rumah atau kendaraan,” ujarnya. Dia menduga biaya yang dikeluarkan per caleg hanya berkisar puluhan juta rupiah.