Rumah Sakit di Perbatasan Indonesia-Timor Leste Dijanjikan Lagi
Pemerintah pusat kembali berjanji membangun rumah sakit pratama di wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste tepatnya Kecamatan Wetar Barat, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku. Sebelumnya, pernah dialokasikan anggaran pembangunan rumah sakit di daerah itu, meski kemudian dialihkan ke tempat lain oleh pemerintah daerah.
Oleh
FRANSIKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS - Pemerintah pusat kembali berjanji membangun rumah sakit pratama di wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste tepatnya Kecamatan Wetar Barat, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku. Sebelumnya, pernah dialokasikan anggaran pembangunan rumah sakit di daerah itu, meski kemudian dialihkan ke tempat lain oleh pemerintah daerah.
"Sudah diterima proposalnya, dikaji, nanti perencanaaanya matang. Kami ajukan kepada Kementerian Keuangan dan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)," kata Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek di sela-sela kunjungannya di Ambon, Senin (8/4/2019).
Jika usulan itu lancar, pembangunan rumah sakit pratama itu sudah bisa dilaksanakan pada 2020. Ia meminta pengertian masyarakat agar bersabar lantaran diperlukan kehati-hatian dalam perencanaan dan penggunaan anggaran. "Ini uang negara, jangan main-main. Dulu sudah dikasih, (tetapi) tidak dijadikan (dibangun). Itu kan jadi masalah," ujar Nila.
Ia sangat berharap kerja sama yang baik dari daerah terhadap garis kebijakan pemerintah pusat. Gagalnya pembangunan rumah sakit di daerah itu merupakan persoalan yang dibuat sendiri oleh pemerintah daerah. "Dia (pemerintah daerah) kan tahu kebutuhan masyarakatnya," ucap Nila.
Pada 2018, pemerintah pusat sebenarnya telah mengalokasikan anggaran pembangunan rumah sakit di daerah itu. Selain untuk mewujudkan program Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, yakni membangun dari pinggiran, pembangunan dimaksud sebagai respons atas harapan masyarakat yang selama ini bergantung pada negara tetangga.
Berdasarkan catatan Kompas, Pemerintah Timor Leste berulang kali menyediakan angkutan pesawat serta pelayanan rumah sakit gratis bagi para pasien asal Pulau Lirang, salah satu pulau di perbatasan. Seperti contoh, pada Sabtu (30/3/2019), Adrasina Nusamara (30), ibu hamil asal pulau itu, mengalami kesulitan saat hendak melahirkan.
Pemerintah Timor Leste berulang kali menyediakan angkutan pesawat serta pelayanan rumah sakit gratis bagi para pasien asal Pulau Lirang, salah satu pulau di perbatasan
Keluarga membawanya ke puskesmas terdekat, tetapi tidak ada dokter dan fasilitas memadai. Karena kondisinya kian kritis, Adrasina dibawa ke Dili, ibu kota Timor Leste. Keluarga terlebih dahulu membawanya menggunakan speeboat ke Pulau Atauro, pulau terdekat milik Timor Leste. Selanjutnya, pesawat milik maskapai Mission Aviation Fellowship (MAF) Timor Leste datang menjemput Adrasina.
Terkait pengalihan proyek pembangunan rumah sakit pada 2018, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Meikyal Pontoh menuturkan, hal itu dilakukan sepihak oleh pemerintah kabupaten setempat. Saat itu proyek rumah sakit digeser dari Pulau Lirang ke Pulau Masela. "Katanya untuk mendukung kelangsungan (eksploitasi tambang gas) Blok Masela," kata dia.
Rumah singgah
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar Juliana Ratuanik mengatakan, wilayah kepulauan menjadi tantangan terbesar dalam pelayanan kesehatan. Beberapa persoalan seperti tidak ada sarana transportasi reguler, biaya transportasi mahal, serta jumlah tenaga kesehatan minim. Akibatnya, banyak pasien tidak tertolong.
Seiring waktu, pihaknya terus melakukan sejumlah inovasi di antaranya dengan membangun rumah singgah. Rumah singgah ditujukan bagi ibu-ibu hamil yang siap melahirkan. Mereka ditempatkan di rumah singgah, tak jauh dari fasilitas kesehatan. Di banyak pulau, angka kematian ibu hamil ditekan hingga nol.