Tiga Keunggulan Produk Bantalan Kapal Lokal
Untuk pertama kali, bantalan kapal berbahan karet alam atau rubber airbag yang diproduksi di dalam negeri mulai dipasarkan. Produk ini memiliki sejumlah keunggulan seperti lebih hemat, elastis, dan tahan gesekan.
CIREBON, KOMPAS - Untuk pertama kali, bantalan kapal berbahan karet alam atau rubber airbag yang diproduksi di dalam negeri mulai dipasarkan. Produk ini memiliki sejumlah keunggulan seperti lebih hemat, elastis, dan tahan gesekan.
Produk tersebut hasil kerja sama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi serta PT Samudera Luas Paramacitra. Pengembangan ini dilakukan sejak 2014.
Pada Senin (8/5/2019), rubber airbag mulai dipasarkan di pabrik PT SLP di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Sebanyak 10 unit rubber airbag berukuran diameter 2 meter dan panjang 12 meter dikirim menggunakan truk tronton ke PT Dok dan Perkapalan Air Kantung di Bangka.
"Dengan rubber airbag ini, proses dry dock (pemeliharaan, perbaikan dan pergantian bagian kapal) bisa lebih efisien," ujar Direktur Utama PT SLP Martin Limansubroto. Turut hadir Kepala BPPT Hammam Riza, Direktur Industri Kimia Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier, serta Direktur Inovasi Industri Kemenristek dan Dikti Santosa Yuda Warsono.
Menurut Martin, dengan bantalan kapal tersebut, peluncuran kapal ke laut bisa dilakukan hanya dalam waktu dua menit. Dengan catatan, kapal dalam kondisi steril dan tidak ada besi berserakan di sekitarnya. Tanpa rubber airbag proses yang sama memakan waktusatu jam.
"Dibandingkan dengan rubber airbag impor, produk ini bisa lebih hemat 10 persen karena bahan bakunya berasal dari Indonesia," ujarnya. Selama ini, hampir 100 persen bantalan kapal yang digunakan industri galangan kapal berasal dari luar negeri, utamanya China.
Padahal, bantalan yang berfungsi menaikkan dan meluncurkan kapal itu berbahan karet sintetis. Sementara Indonesia kaya dengan karet alam.
Di sisi lain, lanjutnya, industri tidak lagi harus bergantung pada impor rubber airbag. "Jika masih impor, industri perkapalan harus menunggu produk tersebut, mengurus izin, dan membayar tunai," ungkapnya.
Bantalan kapal berbahan karet alam produk dalam negeri tersebut lebih unggul dibandingkan produk impor berbahan karet sintetis
Kepala Program Inovasi Rubber Airbag BPPT Ade Sholeh Hidayat mengatakan, bantalan kapal berbahan karet alam produk dalam negeri tersebut lebih unggul dibandingkan produk impor berbahan karet sintetis. "Pertama, produk ini lebih elastis sehingga tidak mudah rusak," ujarnya.
Kedua, produk berbahan karet alam tersebut lebih tahan gesekan dengan pasir maupun beban berat kapal. Untuk kapal di atas 1.000 gros ton (GT), misalnya, dibutuhkan delapan rubber airbag ukuran diameter 1,5 meter dengan panjang 12 meter.
Kepala BPPT Hammam menambahkan, bantalan kapal produk dalam negeri memperkuat pertumbuhan industri galangan kapal. Selama ini, kebutuhan rubber airbag dipenuhi dari impor yang mencapai 10 juta dollar AS. Adapun permintaan rubber airbag dari sekitar 240 galangan kapal setidaknya 1.500 unit per tahun. "Kebutuhan ini meningkat 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya," ujarnya.
Menurut dia, produk rubber airbag ini tidak hanya menjadi temuan baru perekayasa BPPT, tetapi juga turut menjawab kebutuhan pasar industri perkapalan. "Apalagi, Indonesia fokus menjadi poros maritim dunia. Potensi pengembangan produk ini sangat besar," ujarnya.