Banjir luapan Sungai Cimanuk masih mengancam Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, seiring curah hujan tinggi di hulu Cimanuk hingga Kamis (11/4/2019). Kondisi ini diperparah dengan buruknya saluran pembuangan, tanggul kritis, dan maraknya bangunan liar di bantaran sungai.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS – Banjir luapan Sungai Cimanuk masih mengancam Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, seiring curah hujan tinggi di hulu Cimanuk hingga Kamis (11/4/2019). Kondisi ini diperparah dengan buruknya saluran pembuangan, tanggul kritis, dan maraknya bangunan liar di bantaran sungai.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Indramayu, hingga Selasa (9/4) sore, sekitar 3.000 rumah masih terendam banjir dengan ketinggian 30 – 100 sentimeter. Banjir melanda 15 desa dari Kecamatan Indramayu, Sindang, Lohbener, dan Cantigi.
Lebih dari 6.000 warga dan 12 sekolah terdampak banjir. Bahkan, banjir juga merangsek masuk ke tempat parkir Pendopo Indramayu. Padahal, saat banjir mulai memasuki permukiman, Senin sore, hanya enam desa di Indramayu yang terdampak.
Tim gabungan dari TNI, polisi, BPBD Indramayu, dan relawan mengerahkan perahu karet untuk mengevakuasi warga ke tempat pengungsian. Dapur umum dan pos kesehatan disediakan bagi pengungsi. BPBD setempat masih mendata jumlah pengungsi yang tersebar di balai desa, masjid, dan rumah kerabat.
Banjir juga merendam jalur utama Jatibarang menuju pusat pemerintahan Indramayu. Polisi terpaksa menutup jalur tersebut dan mengalihkan kendaraan menuju jalur Lohbener. Jalan Letjend Suprapto juga terendam meski masih bisa dilalui kendaraan.
Banjir dipicu hujan deras di daerah hulu Cimanuk, yakni Kabupaten Garut. Sungai tersebut mengalir melintasi Kabupaten Sumedang, Majalengka, dan berakhir di Indramayu.
“Curah hujan tinggi diprediksi terjadi di Majalengka pada 9-10 April dan Garut pada 11 April. Indramayu berpotensi terdampak banjir kiriman Sungai Cimanuk,” ujar Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Jatiwangi Ahmad Faa Iziyn. Curah hujan tinggi ketika mencapai 50 – 100 milimeter dalam 24.
Pengaturan air
Pengaturan air dilakukan di Bendung Rentang, Majalengka. Namun, menurut Koordinator Lapangan Bendung Rentang Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung Dadi Supriadi, debit air pada Senin dan Selasa subuh lebih dari 995 meter kubik per detik. Padahal, kondisi aman, debit air di bawah 500 meter kubik per detik.
Air tersebut lalu dialirkan ke Saluran Induk (SI) Cipelang dan Sindupraja dan ke Sungai Cimanuk yang berakhir di Indramayu. “Kapasitas dua saluran induk hanya 60 meter kubik per detik sementara yang kami terima lebih dari 900 meter kubik per detik. Mau dibuang ke mana lagi selain ke Cimanuk?” ujarnya.
Kondisi ini diperparah buruknya saluran pembuangan. Banjir sulit surut karena sampah plastik hingga batang kayu menghambat aliran air di saluran pembuangan. Saluran tersebut juga dangkal.
“Dulu, waktu 2014 juga banjir. Tetapi, tidak sampai masuk ke rumah. Sekarang, lebih parah. Sudah hari kedua tapi belum surut,” ujar M Tarmudi (53), warga Desa Pekandangan, Indramayu, yang terpaksa tidak membuka tokonya karena banjir.
Dulu, waktu 2014 juga banjir. Tetapi, tidak sampai masuk ke rumah. Sekarang, lebih parah. Sudah hari kedua tapi belum surut
Bupati Indramayu Supendi mengakui, banjir juga dipicu saluran pembuangan yang tidak memadai, penyempitan sungai akibat maraknya bangunan liar di bantaran sungai, dan tanggul kritis. “Saluran pembuangan akan dikeruk, normalisasi. Kami juga segera menertibkan bangunan liar di daerah sungai,” ujarnya.
Pihaknya juga mencatat empat titik tanggul kritis di antara Bendung Bangkir dan Waledan. “Kami meminta kepada BBWS Cimanuk-Cisanggarung untuk memperbaiki tanggul dan mengatur pembagian air di Rentang. Kalau semua dibuang ke Indramayu, pasti banjir,” ungkapnya.
Kepala BPBD Indramayu Edi Kusdiana mengatakan, meskipun banjir mulai surut, pihaknya masih bersiaga dan memberikan bantuan kepada warga. “Kami sudah siapkan 4 ton beras dan sembako. Kami siaga sejak Senin sampai tujuh hari ke depan,” ujarnya.