Pengaturan Tempat Istirahat dan Rekayasa Pintu Tol Jadi Solusi Atasi Kemacetan
Oleh
M Paschalia Judith J
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk meningkatkan kelancaran arus mudik di Tol Trans-Jawa, pemerintah menyiapkan strategi berbeda untuk ruas Cikampek-Surabaya dan Jakarta-Cikampek. Untuk ruas Cikampek-Surabaya, pengaturan tempat istirahat di luar tol menjadi kunci. Adapun rekayasa Pintu Tol Cikarang Utama jadi fokus untuk ruas Jakarta-Cikampek.
Berdasarkan survei Potensi Pemudik Angkutan Lebaran Tahun 2019 yang dirilis Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) diprediksi 14,9 juta orang. Survei ini melibatkan 7.762 orang responden.
Pemudik paling banyak akan berangkat ke Provinsi Jawa Tengah (5,6 juta orang atau 37,68 persen) dan Jawa Barat (3,7 juta orang atau 24,89 persen). Moda transportasi yang menjadi pilihan terbanyak ialah bus (30 persen atau 4,45 juta orang) dan mobil pribadi (28,9 persen atau 4,3 juta orang).
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kementerian Perhubungan Sugihardjo mengatakan, mayoritas pemudik yang menggunakan mobil pribadi memilih melalui Tol Trans- Jawa atau sebanyak 399.962 mobil (40 persen). Rute kedua terbanyak yang dipilih ialah jalan nasional pantai utara (pantura).
Pemerintah menduga, penumpukan di tempat istirahat (rest area) di tol berpotensi menimbulkan kemacetan, terutama di ruas Cikampek-Surabaya. ”Konsep rest area itu tidak hanya yang ada di dalam tol. Masyarakat, khususnya pemudik, perlu memahami bahwa kota dan kabupaten yang dilalui jalan tol juga termasuk rest area,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (9/4/2019).
Oleh sebab itu, Budi mengimbau pemudik tidak hanya mengandalkan tempat istirahat di dalam tol selama perjalanan. Pemudik diharapkan dapat keluar tol untuk menuju salah satu kota/kabupaten jika hendak beristirahat, makan, membeli oleh-oleh, ataupun mengisi bahan bakar minyak.
Budi mengatakan, pihaknya sudah bersurat ke pemerintah daerah yang dilalui Tol Trans-Jawa untuk menyiapkan tempat istirahat bagi pemudik. Selain itu, pihaknya juga tengah menyusun buku yang berisi rekomendasi tempat makan sebagai tujuan tempat istirahat di daerah-daerah yang dilalui Tol Trans-Jawa.
Survei yang sama menyebutkan, potensi transaksi pemudik selama Lebaran 2019 sebesar Rp 10,3 triliun untuk dibelanjakan di lokasi mudik dan Rp 6 triliun untuk urusan transportasi. Menurut Budi, potensi belanja ini mesti dimanfaatkan oleh daerah-daerah yang dilalui Tol Trans-Jawa, salah satunya dengan menyiapkan fasilitas area istirahat di kota/kabupaten tersebut.
Senada dengan Budi, pengamat transportasi Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, berpendapat, daerah yang dilalui jalan tol dapat menjadi area istirahat. Dia mengimbau, pemudik perlu merencanakan pilihan daerah yang hendak dijadikan tempat istirahat saat mudik nanti.
Selain itu, Djoko menyatakan, badan usaha jalan tol mesti aktif mengedukasi masyarakat dan pemudik untuk beristirahat di luar jalan tol atau di daerah yang dilalui jalan tol.
”Operator jalan tol juga harus menyiapkan sistem yang membuat pemudik tak perlu membayar saat keluar-masuk di salah satu pintu Tol Trans-Jawa untuk istirahat di daerah tersebut. Hal ini penting untuk mendorong pemudik memanfaatkan daerah yang dilalui jalan tol sebagai tempat istirahat,” tuturnya.
Djoko menyebutkan, Salatiga dapat menjadi contoh karena area untuk istirahat pemudik dekat dengan pintu tol. Dia menyarankan, area untuk istirahat bagi pengguna jalan tol sebaiknya berjarak 200-300 meter dari pintu tol.
Secara umum, Kementerian Perhubungan memprediksi, puncak arus mudik terjadi pada 31 Mei 2019 dengan jam keberangkatan pukul 06.00 sampai pukul 08.00. Apabila 31 Mei 2019 ditetapkan sebagai hari libur bersama, puncak arus mudik akan berlangsung pada 29-30 Mei 2019. Adapun puncak arus balik diprediksi pada 9 Juni 2019.
Cikarang Utama
Menurut Budi, aspek kelancaran juga menjadi sorotan pada ruas Tol Jakarta-Cikampek karena sejumlah proyek yang sedang berjalan dan nanti akan dihentikan sementara, baik saat arus mudik maupun arus balik Lebaran 2019. Oleh karena itu, dia berencana menerapkan rekayasa pada Gerbang Tol Cikarang Utama dengan membagi arus kendaraan menjadi tiga, yakni menuju Cikampek-Palimanan, Cikampek-Purwakarta-Padalarang, dan Cikarang.
Kepala Bagian Operasional Korps Lalu Lintas Polri Kombes Benyamin mengatakan, menurut rencana Gerbang Tol Cikarang Utama secara fungsional akan dipindahkan ke Kilometer 70. ”Selain itu, kami juga akan tetap menerapkan contra flow (lawan arus) dan one way (jalan satu arah),” ucapnya dalam kesempatan yang sama.
Angkutan barang lebih dari dua sumbu juga akan dibatasi. Budi mengatakan, saat ini pihaknya tengah membahas dua pilihan skema waktu pembatasan. Pertama, 31 Mei-1 Juni 2019 dan 9-10 Juni 2019. Kedua, 31 Mei-9 Juni 2019.