Pembangunan arena-arena pertandingan dan perlombaan untuk PON Papua 2020 perlu percepatan supaya selesai tepat waktu. Pemerintah Provinsi Papua pun berencana menggunakan dana otonomi khusus untuk memastikan PON berjalan sesuai rencana.
JAYAPURA, KOMPAS - Persiapan Provinsi Papua sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional XX pada tahun 2020 belum optimal. Penyediaan 48 arena dari 68 arena pertandingan dan perlombaan belum tuntas. Padahal, waktu yang tersisa hingga pembukaan PON tinggal 560 hari. Idealnya, seluruh arena sudah jadi antara setahun hingga enam bulan menjelang penyelenggaraan pekan olahraga tersebut.
Kondisi ini terungkap dalam diskusi olahraga bertema Menuju Sukses PON XX dan Peparnas Tahun 2020 yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Papua di Jayapura, Senin (8/4/2019). Acara ini dihadiri antara lain oleh Wakil Ketua Umum I Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga dan Pembinaan Organisasi, Suwarno, Sekretaris Daerah Pemprov Papua Hery Dosinaen, Ketua Harian Panitia Besar PON Papua Yunus Wonda, dan Sekretaris KONI Provinsi Papua, Kenius Kogoya.
Dari pemaparan data, penyiapan arena oleh Provinsi Papua banyak yang belum tuntas. Hingga April 2019, baru 12 arena yang siap digunakan. Sementara arena yang dalam proses pembangunan sebanyak 24, dan arena yang masih dalam tahap administrasi juga 24. Juga ada 4 arena yang dibangun oleh pemerintah pusat, dan 4 dari dana Kemenpora.
Beberapa arena yang sudah selesai pembangunannya adalah, Stadion Papua Bangkit, arena voli di Jayapura, arena futsal di Mimika, dan Mimika Sport Complex yang saat PON untuk menggelar cabang atletik.
Diperlukan sebanyak 68 arena untuk PON 2020. Arena tersebar di 10 kabupaten dan kota, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Mimika, Kepulauan Yapen, Supiori, Biak Numfor, Merauke, Jayawijaya dan Tolikara. PON 2020 akan memainkan 768 nomor pertandingan dan perlombaan dari 47 cabang olahraga, dan diikuti 7.152 atlet serta 3.576 ofisial.
”Kami berharap pembangunan seluruh arena dapat tuntas tahun ini. Sebab idealnya, penyediaan arena sudah selesai jelang setahun atau enam bulan sebelum pelaksanaan PON,” kata Suwarno.
Ia menilai, progres persiapan PON Papua yang meliputi bidang infrastruktur, akomodasi hingga transportasi masih di bawah angka 50 persen. Kondisi ini perlu mendapat perhatian serius dan dipastikan tuntas sebelum PON bergulir pada 9-21 September 2020
KONI menyarankan sejumlah poin untuk Panitia Besar PON 2020 dan KONI Provinsi Papua sebagai target 100 hari ke depan, antara lain sudah ada kepastian penyelesaian pembangunan dan renovasi arena untuk setiap cabang olahraga, kepastian pengadaan peralatan pertandingan, terbentuk panita pelaksana pertandingan, dan sudah tersusun jadwal umum penyelenggaraan PON.
”Dengan penyediaan arena yang lebih awal bisa berdampak positif bagi Papua. Sebab, atlet Papua dapat mencoba arena tersebut terlebih dahulu,” tambah Suwarno.
Kenius mengakui, belum tuntasnya arena menyebabkan banyak atlet Papua dari sejumlah cabang tidak dapat berlatih. ”Rencananya kami akan membawa atlet yang belum memiliki venue (arena) untuk berlatih di sejumlah provinsi dan di luar negeri,” ujarnya.
Optimistis
Hery Dosinaen selaku perwakilan dari Pemprov Papua menegaskan, pihaknya optimistis Papua tetap dapat menjadi tuan rumah PON XX. Total anggaran yang disiapkan untuk pelaksanaan PON di Papua mencapai sekitar Rp 3 triliun. ”Dana otonomi khusus juga akan digunakan untuk pelaksanaan PON. Kami berharap segera adanya Instruksi Presiden yang terbaru, sehingga pemerintah pusat juga dapat membantu penyediaan venue untuk PON di Papua,” ujarnya.
Dalam Inpres Nomor 10 Tahun 2017 disebutkan, pemerintah pusat menanggung biaya pembangunan empat arena untuk PON Papua 2020, yakni istora untuk bulu tangkis, arena hoki, stadion akuatik, dan arena kriket.