JAKARTA, KOMPAS – Dunia lompat jauh Indonesia tampaknya akan punya masa depan cerah. Paling tidak, Indonesia tidak kehabisan atlet lompat jauh berkualitas. Di masa akan datang, bila pelompat jauh andalan Indonesia Sapwaturrahman sudah tak eksis lagi, kemungkinan akan ada pengganti sepadan dalam diri atlet remaja Ahmad Ambali Sukur.
Ahmad Ambali Sukur adalah atlet lompat jauh yang masih sangat muda, yakni berusia 17 tahun atau masih dalam golongan atlet remaja. Namun, atlet asal Mentok, Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung itu sudah memiliki prestasi mentereng di kategorinya.
Sukur pernah menjadi juara dengan jarak lompatan 6,65 meter saat pertama kali turun di lompat jauh pada Kejuaraan Pelajar Tingkat Daerah Bangka-Belitung di Belitung pada 2017. Lalu, ia kembali jadi juara dengan jarak lompatan 6,85 meter ketika berpartisipasi pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional di Semarang, Jawa Tengah pada 2017.
Dalam waktu relatif singkat, Sukur berhasil mempertajam lompatannya hingga menjadi 7,05 meter saat juara Kejuaraan Nasional antara Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) di Papua pada 2017. Puncaknya, atlet kelahiran 17 Juni 2001 itu berhasil memecahkan rekor nasional remaja sekaligus yunior dengan lompatan 7,65 meter ketika juara ASEAN School Games di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2018.
”Awalnya, saya spesialisasi di nomor lari 100 meter dan 200 meter. Namun, saat mau ikut Kejuaraan Pelajar Tingkat Daerah Bangka-Belitung 2017, pelatih saya mencoret keikutsertaan saya di lari 200 meter dan diganti jadi lompat jauh. Ternyata, saya bisa juara di sana. Sejak itu, saya jadi fokus di lompat jauh,” ujar Sukur ditemui seusai latihan di Jakarta, Senin (8/4/2019).
Prestasi yang ditorehkan Sukur memang cukup fenomenal. Bahkan, ia memiliki potensi besar untuk menjadi lebih baik dari Sapwaturrahman. Paling tidak, menurut data perkembangan atlet yang dikeluarkan Asosiasi Internasional Federasi Atletik (IAAF), Sapwaturrahman memang punya rekor lompatan lebih baik dari Sukur pada usia 16 tahun, yakni mencatat lompatan terbaik 7,10 meter pada 2010.
Namun, Sapwaturrahman baru bisa melompat di atas 7,50 meter ketika berusia 23 tahun, yakni ketika mencapai lompatan 7,90 meter pada 2017. Sedangkan Sukur sudah bisa melompat di atas 7,50 meter pada usia 17 tahun. Akan tetapi, Sapwaturrahman memang sempat berpindah-pindah dari fokus ke lari 100 meter/200 meter sebelum akhirnya kembali fokus ke lompat jauh.
”Dia atlet muda yang punya potensi besar. Saya pribadi sangat senang ada dia di sini karena membuat saya punya rekan berlatih. Saya harap dia bisa terus berkembang dan bisa lebih baik dari saya suatu hari nanti,” ungkap Sapwaturrahman yang merupakan pemegang rekor nasional lompat jauh dengan jarak 8,09 meter yang dicetak saat meraih perunggu Asian Games 2018 lalu.
Jangan cepat puas
Atas dasar itu, Sukur dinilai punya bakat besar dan akhirnya direkrut pelatnas sejak Oktober 2018. Namun, Sukur tidak boleh cepat puas. Sebab, sejatinya, ia masih banyak kekurangan, antara lain teknik dasar yang masih buruk dan berat badan yang belum ideal. Kedua hal itu sangat memengaruhi hasil lompatan.
Pelatih lompat jauh PB PASI Arya Yuniawan Purwoko mengatakan, Sukur memang punya bakat alam yang bagus. Ia sudah bisa menorehkan lompatan di atas 7,50 meter saat dirinya belum benar-benar fokus berlatih lompat jauh. Namun, ia belum memiliki teknik dasar yang baik.
Saat latihan Senin pagi, Arya memberikan porsi latihan teknik berupa empat gerakan lompatan dasar, yakni hop step (angkat cepat kaki kanan-kiri), lompatan 3-1 (tiga kali lompat dan satu kali berhenti), angkat paha, dan tendangan pantat. Dari semua gerakan itu, Sukur tidak bisa melakukannya dengan sempurna, terutama saat gerakan hop step.
Kaki kirinya begitu kaku sehingga sering kali tidak melakukan gerakan. ”Mungkin di daerah, ia belum pernah atau jarang dikasih latihan teknik seperti ini. Tapi, ini harus dibenahi. Karena teknik dasar adalah pondasi awal atlet untuk melakukan lari hingga melompat dengan benar,” kata Arya.
Di sisi lain, Arya melanjutkan, bobot tubuh Sukur juga belum ideal. Sukur memiliki tinggi 178-179 sentimeter dan bobot 74-75 kilogram. Harusnya, dengan tinggi seperti itu, bobotnya sekitar 69-70 kilogram. Bobot ideal sangat penting untuk atlet lompat jauh karena menunjang tubuh lebih ringan saat lari dan melompat.
”Kalau terlalu berat, atlet cepat jatuhnya saat melompat. Jadi, ini juga jadi pekerjaan rumah untuk Sukur. Saya terus mengingatkan agar makannya diatur. Dalam latihan, saya beri dia beberapa latihan tambahan agar bobotnya berkurang dan ototnya semakin padat,” tutur Arya.