TNI Dipastikan Netral, Siap Hadapi Pengganggu Stabilitas Politik
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meyakinkan masyarakat bahwa setiap prajurit netral dalam pemilihan umum serentak pada 17 April 2019. Ia juga memastikan, TNI akan menjaga keamanan negara dari pihak-pihak yang mengganggu kedaulatan negara pada tahun politik ini.
Pernyataan sikap itu disampaikan Hadi seusai meninjau latihan penanggulangan terorisme tahun 2019 oleh Satuan Penanggulangan Teroris (Satgultor) TNI, di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Selasa (9/4/2019) pagi.
”Saya, Panglima TNI, didampingi Kepala Staf Angkatan dan Komandan Pasukan Khusus TNI menyatakan bahwa TNI dan jajaran siap mengamankan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden tahun 2019. Kami menekankan bahwa politik TNI adalah politik negara, TNI netral dalam pelaksanaan pemilihan legislatif ataupun Pemilihan Presiden 2019,” tutur Hadi.
Terhadap pihak-pihak yang mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ia memastikan TNI siap menghadapi mereka. Ia berharap seluruh bangsa Indonesia menangkap pesan yang disampaikannya, sebagai perwakilan seluruh prajurit TNI.
”Saya ingin memastikan, jika ada pihak-pihak yang mengganggu stabilitas politik, jalannya demokrasi, mengganggu NKRI, mengganggu Pancasila, mengganggu UUD 1945, dan mengganggu Bhinneka Tunggal Ika, akan berhadapan dengan TNI. Ingat, TNI adalah bentengnya NKRI. NKRI, harga mati!” tutur Panglima TNI.
Latihan antiteror
Sebagai upaya untuk menangkal pihak-pihak yang berupaya mengganggu kedaulatan NKRI, pada hari ini Hadi juga mengawasi latihan penanggulangan terorisme oleh Satgultor TNI.
Saya ingin memastikan, jika ada pihak-pihak yang mengganggu stabilitas politik, jalannya demokrasi, mengganggu NKRI, mengganggu Pancasila, mengganggu UUD 1945, dan mengganggu Bhinneka Tunggal Ika, akan berhadapan dengan TNI. Ingat, TNI adalah bentengnya NKRI. NKRI, harga mati! (Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto)
Latihan gabungan itu dilakukan sekitar 500 prajurit dari kesatuan khusus di TNI, seperti Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL, dan Satuan Bravo (Satbravo) 90 Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU.
”Latihan penanggulangan terorisme ini bermaksud untuk menguji kesiap-siagaan pasukan dalam menangani aksi terorisme sesuai kemampuan setiap satuan,” kata Mayjen TNI (Mar) Suhartono seusai latihan tersebut. Pasukan elite TNI tersebut akan digerakkan setiap saat atas perintah Panglima TNI dalam kasus penanggulangan terorisme yang sesungguhnya.