Bangkitnya Caleg Bertrah Penguasa di Dapil Sumsel II
Daerah pemilihan Sumatera Selatan II akan menjadi medan pertarungan panas di wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Setidaknya, ada tiga alasan yang mendasari peta pertarungan tersebut.
Pertama, jumlah pemilih yang relatif banyak dengan tingkat partisipasi politik yang tinggi. Kedua, para caleg yang bertarung merupakan caleg berpengalaman dan memiliki modal sosial yang kuat. Ketiga, dominasi Golkar yang mulai berkurang.
Bicara soal jumlah pemilih, dapil Sumsel II memiliki jumlah pemilih mencapai 3,1 juta orang. Jumlah ini lebih banyak ketimbang dapil Sumsel I yang berjumlah 2,7 juta pemilih.
Dapil Sumsel II mencakup 11 kabupaten/kota, yaitu Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Kota Prabumulih, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir, Lahat, Empat Lawang, Kota Pagar Alam, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Komering Ulu Timur, dan Ogan Komering Ulu. Lagi-lagi jumlah daerahnya pun masih lebih banyak ketimbang Sumsel I yang hanya enam kabupaten/kota.
Baca juga: Dapil yang Menguji Kekuatan Perempuan
Keikutsertaan pemilih dalam pemilu di dapil ini juga terbilang tinggi. Berdasarkan data partisipasi politik pada Pemilu 2014, dapil Sumsel II berhasil meraih tingkat partisipasi pemilih hingga 81 persen.
Angka ini terbilang tinggi karena jauh di atas rerata partisipasi politik nasional yang berada di angka 75 persen. Dengan kisaran partisipasi yang tinggi tersebut, akan memberi peluang yang lebih besar kepada para caleg yang akan bertarung untuk memperebutkan 3 juta suara pemilih di sini.
Sekitar 125 caleg yang terdaftar berharap bisa memenangkan sembilan kursi yang menjadi kuota dapil ini. Persaingan dipastikan akan sengit karena rasio untuk memenangkan satu kursi menjadi semakin sempit.
Popularitas akan menjadi modal utama untuk menggaet preferensi pemilih. Karena itulah, nama-nama caleg yang sudah tidak asing lagi bagi warga di dapil ini memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan suara yang bisa memenuhi proporsi kemenangan.
Karena itulah, dapil Sumsel II akan menjadi gelanggang sengit bagi para petarung politik, baik caleg petahana maupun caleg wajah lama yang pernah bertarung di sini pada pemilu sebelumnya. Mereka akan beradu pengaruh, popularitas, dan sumber daya lain yang menjadi modal kekuatan mereka untuk meraih simpati pemilih.
Selain caleg lama, di dapil ini juga bermunculan sejumlah nama yang terdaftar sebagai caleg baru yang ingin mencoba peruntungan untuk dipilih sebagai anggota DPR pada 17 April 2019.
Baca juga: Mampukah Caleg Baru Mendulang Suara?
Di dapil Sumsel II akan ada setidaknya 12 persen wajah legislator lama yang kembali maju bertarung. Politisi seperti Irma Suryani (Nasdem), Bobby Adhityo (Golkar), Yulian Gunhar (PDI-P), Erwin Singajuru (PDI-P), Sri Meliyana (Gerindra), Wahyu Sanjaya (Demokrat), dan Hanna Gayatri (PAN) dipastikan kembali maju dalam gelanggang perebutan suara di dapil ini.
Pertarungan perebutan suara akan kian sengit dengan kehadiran sejumlah caleg penantang yang merupakan caleg baru, tetapi memiliki pengaruh yang kuat di masyarakat.
Kehadiran mereka harus diperhitungkan lantaran modal sosial yang mereka himpun selama ini mampu melahirkan dukungan politik yang luas. Nama-nama seperti Percha Leanpuri dan Mawardi Yahya diperkirakan bisa memupuskan peluang caleg lama untuk menjadi anggota Dewan.
Percha Leanpuri dicalonkan oleh Partai Nasional Demokrat. Puteri Gubernur Sumsel terpilih Herman Deru ini pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan RI. Sementara Mawardi Yahya juga diusung oleh Partai Nasdem.
Meski belum memiliki pengalaman politik secara nasional, posisinya sebagai puteri Wakil Gubernur Sumsel Zaitun Mawardi mampu melegitimasikan dirinya sebagai bagian dari trah penguasa di ”Tanah Wong Kito Galo” ini. Inilah modal sosial yang diperkirakan bisa menarik dukungan yang luas dari masyarakat di dapil Sumsel II.
Nama-nama beken yang baru mencalonkan diri untuk Pemilu 2019 juga datang dari mantan penguasa wilayah. Alex Nurdin yang baru saja mengakhiri jabatannya sebagai Gubernur Sumsel juga ikut bertarung sebagai caleg dari dapil ini.
Alex yang juga Ketua DPP Golkar Sumatera Selatan ini mantap maju sebagai caleg dari partai beringin itu seiring dengan berakhirnya masa jabatannya sebagai Gubernur Sumsel pada November 2018. Mantan orang nomor satu di Sumsel ini bahkan rela mengundurkan diri dua bulan lebih awal sebelum masa jabatannya berakhir demi pencalonan dirinya.
Para caleg ini memiliki pengaruh yang kuat bagi masyarakat Sumsel lantaran posisi mereka yang dekat dengan jaringan kekuasaan. Percha Leanpuri, Mawardi Yahya, ataupun Alex Nurdin merupakan caleg yang kental dengan trah kekuasaan lokal.
Kehadiran mereka merefleksikan bangkitnya caleg yang memiliki hubungan darah dengan trah penguasa di Sumsel. Akankah kehadiran para tokoh dan caleg tersebut dapat menarik preferensi pemilih agar bisa mendapat kursi sebagai anggota Dewan dari dapil ini? Mampukah mereka memberi kontribusi elektoral demi kemenangan partai pengusung mereka di dapil Sumsel II?
Data rekam jejak pemilu menunjukkan, dapil Susel II pernah menjadi basis pemilih Partai Golkar. Dapil ini menjadi lumbung suara terbanyak untuk Golkar pada Pemilu 2004 dan 2009.
Pada Pemilu 2004, partai beringin tersebut mampu mendulang kemenangan besar di dapil ini dengan menguasai lebih dari 415.000 suara atau 22 persen dari seluruh suara sah. Pemilu 2009 Golkar berhasil mengantongi lebih dari 363.000 suara yang menjadikan partai ini sebagai pemenang di dapil ini.
Perubahan besar justru terjadi lima tahun kemudian. Golkar harus mengakui keunggulan PDI-P yang berhasil merebut takhta juara dapil. Hasil Pemilu 2014 menempatkan PDI-P pada posisi teratas dengan menguasai tidak kurang dari 18 persen atau setara dengan 399.000 lebih suara. Sementara partai beringin posisinya merosot ke urutan kedua dengan raihan suara yang turun menjadi 277.000.
Melihat tren tersebut, peta persaingan sengit kemungkinan besar masih akan disajikan dari partai politik besar seperti Golkar, PDI-P, atau bahkan Demokrat dan Gerindra yang juga masuk menjadi juara tiga besar di Sumsel II. Kehadiran sosok besar elite politisi dalam arena pertarungan caleg juga menjadi momentum bagi partai untuk dapat melejitkan perolehan suara.
Kehadiran sosok sekaliber Alex Nurdin yang pernah menjabat dua periode Gubernur Sumsel tentulah akan sangat berdampak pada perolehan suara Golkar. Begitupun dengan duo caleg Nasdem yang merupakan anak dari kepala daerah Sumsel saat ini, pastilah akan sangat menguntungkan Nasdem. Partai besutan Surya Paloh ini akan sangat diperhitungkan meskipun pada pemilu sebelumnya hanya berada di urutan keenam.
Meskipun demikian, dapil ini juga tetap menjadi arena terbuka bagi petarung legislatif dari partai lainnya. Kesempatan untuk dapat mendulang suara rakyat sangat terbuka lebar, terlebih dapil ini memiliki tingkat partisipasi politik lebih dari 81 persen. (LITBANG KOMPAS)