JAKARTA, KOMPAS — Nasabah bank kian banyak yang bertransaksi menggunakan layanan perbankan digital. Untuk mengakomodasi hal ini, bank berinvestasi dalam pengembangan digital dan sumber daya manusia.
Otomasi melalui digitalisasi perbankan tak hanya untuk melayani nasabah, tetapi juga untuk meningkatkan fungsi internal bank.
Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja menyampaikan strategi itu dalam paparan publik Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta, Selasa (9/4/2019). ”Investasi pada pengembangan digital dan sumber daya manusia menjadi keharusan,” katanya.
Bank OCBC NISP membukukan pertumbuhan aset 13 persen secara tahunan menjadi Rp 173,6 triliun. Kredit yang disalurkan per akhir 2018 sebesar Rp 117,8 triliun atau tumbuh 11 persen, sedangkan dana pihak ketiga tumbuh 11 persen menjadi Rp 125,6 triliun. Adapun laba bersih Rp 2,6 triliun atau tumbuh 21 secara tahunan. Laba bersih tidak dibagikan sebagai dividen, namun untuk memperkuat permodalan.
Parwati menyampaikan, sudah 15 tahun Bank OCBC NISP tidak membagikan dividen. ”Kami tumbuh lebih baik. Mayoritas pemegang saham kami berorientasi jangka panjang. Kami ada laba, tapi kami pupuk lagi. Itu alasan kami tumbuh baik dan berkelanjutan,” kata Parwati.
Tahun ini, kredit ditargetkan tumbuh 10-15 persen dengan rasio kredit macet di bawah 2 persen. Parwati optimistis perekonomian domestik akan semakin baik pada tahun ini.
”Kami optimistis momentum pemilu dan Lebaran mendorong kinerja bank,” ujarnya.
Tahun ini, Bank OCBC NISP berencana menerbitkan obligasi. Menurut Direktur Bank OCBC NISP Hartati, obligasi itu akan digunakan untuk menambah penyaluran kredit.
Secara terpisah, Ivan Jaya, Executive Vice President, Head of Wealth Management & Client Growth PT Bank Commonwealth, menyampaikan, digitalisasi layanan perbankan meningkatkan jumlah nasabah baru. Dalam setahun terakhir, jumlah nasabah baru meningkat 10 kali, menjadi 8.000-9.000 nasabah baru per bulan.
Digitalisasi antara lain diwujudkan Bank Commonwealth dalam bentuk mesin kiosk yang melayani pembukaan rekening secara digital. ”Saat ini sekitar 70 persen transaksi bulanan berupa transaksi digital,” kata Ivan. (NAD/IDR)