MAGELANG, KOMPAS - Kelompok warga lanjut usia (lansia) di Kota Magelang, Jawa Tengah, saat ini digerakkan, dilatih dalam kegiatan-kegiatan usaha produktif. Selain sebagai upaya untuk menjaga kesehatan mereka, kegiatan usaha produktif ini dimaksudkan agar para lansia tetap bisa mendapatkan pemasukan dan tidak terlalu bergantung pada orang lain di sekitarnya.
“Dengan memberi mereka ketrampilan dan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu, kami berharap para lansia nantinya tetap dapat menjadi manusia produktif yang tidak menjadi beban bagi lingkungan sekitarnya,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang, Joko Soeparno, saat ditemui Rabu (10/4/2019).
Yang dimaksud lansia adalah mereka yang sudah berusia 60 tahun ke atas. Pemerintah Kota Magelang memperhatikan masalah lansia karena total jumlah warga lansia di Kota Magelang saat ini terdata mencapai sekitar 17.000 orang, melebihi 10 persen dari total populasi di Kota Magelang, yang hanya terdata sekitar 130.000 jiwa. Dengan kondisi ini, Kota Magelang telah mengalami penuaan populasi.
Dari 17.000 orang tersebut, menurut Joko, sekitar 8.000 lansia telah menjalankan kegiatan ekonomi produktif. Namun, mereka pun masih perlu mendapatkan pendampingan dan bimbingan.
"Agar lebih para lansia lebih semangat bekerja, saat ini kami pun berupaya membantu memasarkan produk-produk mereka," ujarnya.
Sekitar 1.000 lansia, menurut dia, tidak lagi bisa digerakkan karena mereka miskin, tidak memiliki keluarga dan sedang menderita sakit. Bagi kelompok ini, Pemerintah Kota Magelang berupaya mencarikan dana bantuan melalui program corporate social responsibility (CSR) yang diluncurkan perusahaan-perusahaan.
Adapun, sekitar 8.000 lansia lainnya kini masih bersama dengan suami dan anak-anaknya. Karena masih ada keluarga yang merawat, diasumsikan mereka tidak terganggu secara ekonomi sehingga tidak diikutkan dalam pelatihan usaha produktif.
Intens melatih
Namun, agar mereka mendapatkan perlakuan sebagaimana mestinya, Pemerintah Kota Magelang intens melatih pihak keluarga agar bisa merawat lansia dengan baik.
"Sebisa mungkin, kami memberikan penyuluhan memberi tahu bagaimana menjaga dan merawat para lansia, agar mereka selalu sehat dan bahagia," ujarnya. Pelatihan dan penyuluhan ini diberikan menjadi bagian dari program Bina Keluarga Lansia (BKL).
Sebisa mungkin, kami memberikan penyuluhan memberi tahu bagaimana menjaga dan merawat para lansia, agar mereka selalu sehat dan bahagia
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Magelang Wulandari Wahyuningsih mengatakan, tim penggerak PKK di setiap kelurahan, sudah bergerak melibatkan lansia dalam banyak kegiatan, termasuk membuat kerajinan berbahan limbah.
"Sejumlah produk berbahan limbah seperti bed cover atau keset dari sisa kain perca dari ibu-ibu PKK sudah banyak yang dikirim ke berbagai kota di seluruh Nusantara, dan para lansia turut terlibat membuatnya," ujarnya.
Selain untuk menambah penghasilan, menurut dia, kegiatan-kegiatan produktif perlu dilakukan agar para lansia semakin aktif dan sehat.
"Banyak berkegiatan juga mampu mencegah mereka agar tidak terlalu cepat pikun," ujarnya.
Para lansia tersebut juga memeegang peranan di masyarakat, karena mereka bisa menjadi motivator, memberikan contoh tentang perilaku baik seperti perilaku tidak membuang sampah sembarangan, serta gerakan untuk memanfaatkan sampah menjadi produk kerajinan dan kompos.
“Lansia ibu-ibu adalah motivator yang selalu bisa kami andalkan untuk gerakan menjaga kebersihan di kampung-kampung,” ujarnya.