Pasar perusahaan mapan terus tergerus pendatang baru yang bernama usaha rintisan. Ada yang mati, ada yang berusaha bertahan, dan ada yang mencoba berinovasi. Mereka yang bertahan dan berinovasi terengah-engah menghadapi perubahan model bisnis.
Beberapa konsultan memberikan sejumlah saran untuk menyelamatkan perusahaan mapan, salah satunya membangun dan mengembangkan ekosistem dengan bantuan teknologi yang membuat perusahaan mapan lebih relevan.
Lembaga konsultan McKinsey & Company menerbitkan laporan mengenai upaya perusahaan mapan agar bisa relevan di tengah perubahan karena kehadiran usaha rintisan berbasis teknologi digital. Laporan berjudul ”The Ecosystem Playbook: Winning in A World of Ecosystems” merinci pengertian ekosistem, membangun ekosistem baru, dan upaya pimpinan perusahaan membangun ekosistem.
Ekosistem adalah keterhubungan antarlayanan yang membuat konsumen atau pengguna bisa memenuhi kebutuhan melalui pengalaman terintegrasi. Oleh karena itu, ekosistem harus menjadi gerbang mengurangi hambatan ketika konsumen membutuhkan beberapa layanan.
Ekosistem harus menjadi jaringan sehingga konsumen tak hanya mendapat layanan tunggal dan ekosistem mengintegrasikan data sehingga perusahaan bisa membuat produk atau layanan yang bernilai tambah serta memberi pengalaman superior bagi konsumen.
Pertanyaannya, mengapa ekosistem penting bagi perusahaan yang tengah tertekan oleh pendatang baru dengan basis teknologi digital yang kuat? Alasan pertama, perusahaan mapan harus segera mencari jalan keluar dari tekanan. Membangun ekosistem adalah salah satunya. Ekosistem menyediakan akses data dan memberi peluang monetisasi data, seperti informasi perilaku konsumen. Ekosistem memungkinkan peningkatan relasi dengan konsumen dan menjaga konsumen setia dengan produk.
Tahap berikutnya, memilih ekosistem. Pimpinan perusahaan tak akan mudah memilih ekosistem di tengah pasar yang menyediakan banyak ekosistem. Kajian eksternal dan internal perlu dilakukan, seperti pangsa pasar, kemungkinan pertumbuhan, strategi berkompetisi, ketersediaan data konsumen, relevansi bisnis inti, jaringan bisnis, dan kerja sama yang ada.
Melalui informasi itu, bisa diputuskan bentuk ekosistem yang akan dibangun. Contohnya, bank di Australia membangun ekosistem sehingga bisa menambah layanan kredit pemilikan rumah dengan informasi tambahan, seperti perbandingan harga dan distribusi properti di sejumlah area.
Di bagian akhir laporan McKinsey & Company, ditampilkan pertanyaan-pertanyaan dari pimpinan bisnis terkait langkah membangun ekosistem. Beberapa pertanyaan itu tentang tata kelola, organisasi bisnis, tawaran produk, pengelolaan konsumen, dan perekrutan talenta.
Salah satu yang menarik adalah perekrutan talenta. Ada jurang antara karyawan yang ada dengan tantangan yang dihadapi. Mereka mengakui talenta berkontribusi besar dalam kesuksesan ekosistem. Untuk itu, profil kebutuhan talenta harus dibuat jelas, seperti pengalaman, kapabilitas, dan kepribadian dengan menggunakan berbagai macam data.
Semua proses itu membutuhkan teknologi. Perusahaan mapan lama cenderung menggunakan teknologi untuk memperbaiki efisiensi dan mengurangi biaya. Sementara, perusahaan yang mengembangkan ekosistem membangun teknologi untuk meletakkan dasar bagi sistem yang siap bekompetisi di pasar, membangun platform digital, dan kerja sama digital dengan perusahaan lain.
Pada ujungnya, teknologi akan membuat mereka efisien di pasar dan mendapat informasi lebih lengkap di dalam ekosistem. Membangun ekosistem menggunakan teknologi akan membuat perusahaan mapan menjadi lebih relevan dengan zaman, pasar, dan konsumen baru. (ANDREAS MARYOTO)