JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan positif yang dicapai PT Bank OCBC NISP Tbk pada 2018 optimistis dapat dipertahankan pada tahun ini. Untuk itu, strategi bisnis berkelanjutan dengan meningkatkan layanan dan digitalisasi akan terus dilakukan.
Pada 2018, Bank OCBC NISP membukukan pertumbuhan aset 13 persen menjadi Rp 173,6 triliun. Sementara, penyaluran kredit tumbuh 11 persen secara tahunan menjadi Rp 117,8 triliun. Dana pihak ketiga tumbuh 11 persen secara tahunan menjadi Rp 125,6 triliun. Sementara, laba bersih Rp 2,6 triliun atau tumbuh 21 persen. Laba tersebut tidak dibagikan sebagai dividen, tetapi untuk memperkuat permodalan.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja, dalam paparan publik Rapat Pemegang Saham Tahunan Bank OCBC NISP 2019, mengatakan, sudah 15 tahun Bank OCBC NISP tidak membagikan dividen.
”Tapi kalau dilihat kami tumbuh lebih baik. Mayoritas pemegang saham kami berorientasi pada jangka panjang. Kami ada laba, tapi kami pupuk lagi. Itu alasan kami tumbuh baik dan berkelanjutan,” kata Parwati.
Ke depan, kata Parwati, strategi Bank OCBC NISP mengembangkan layanan bagi nasabah yang semakin banyak bertransaksi menggunakan mobile banking atau digital banking. Selain itu, produk wealth management dan sinergi dengan pemegang saham juga akan diperkuat.
Menurut Parwati, untuk mencapainya, maka investasi di pengembangan digital dan sumber daya manusia menjadi keharusan. Jika dulu otomasi dilakukan bank untuk mempercepat proses, sekarang digitalisasi diperlukan tidak hanya bagi nasabah, tetapi juga untuk semua fungsi internal bank. Dengan demikian, bank dapat bertahan di tengah perkembangan digital yang berkembang pesat.
Dari penyaluran kredit pada 2018, sekitar 88 persen disalurkan untuk kegiatan produktif, yakni untuk modal kerja dan investasi. Sementara, sekitar 12 persen sisanya merupakan kredit konsumsi. Kredit tersebut disalurkan antara lain untuk sektor perindustrian (28 persen), perdagangan (25 persen), jasa (18 persen), serta pertanian dan pertambangan (12 persen).
Tahun ini, kredit ditargetkan tumbuh mulai 10 persen sampai 15 persen dengan rasio kredit macet di bawah 2 persen. Adapun rasio kredit macet (gross) pada 2018 sebesar 1,7 persen. Parwati optimistis, perekonomian domestik akan semakin membaik tahun ini.
”Kami optimistis momentum pemilu dan Lebaran akan mendorong kinerja bank,” ujar Parwati.
Tahun ini, Bank OSBC NISP juga berencana menerbitkan obligasi. Menurut Direktur Bank OCBC NISP Hartati, obligasi tersebut akan digunakan untuk pemberian kredit. Sementara, obligasi yang jatuh tempo tahun ini akan dibayar dengan dana internal.
Direktur Bank OCBC NISP Johannes Husin menambahkan, pada prinsipnya penerbitan obligasi tersebut masih akan melihat kondisi pasar terlebih dahulu. Kondisi ekonomi global yang diproyeksikan membaik tahun ini dinilai menjadi saat yang tepat untuk melakukan diversifikasi dari sisi investor.
Dari RUPST tersebut, pemegang saham menyetujui dilakukannya pembelian kembali saham maksimal 364.000 lembar saham atau 0,002 persen dengan dana maksimal Rp 500 juta. Pelaksanaannya selambatnya 18 bulan sejak disetujui RUPST.
Selain itu, RUPST Bank OCBC NISP melakukan pengangkatan kembali Andrae Krishnawan W, Johannes Husin, dan Low Seh Kiat sebagai anggota direksi Bank OCBC NISP. Demikian pula dilakukan pengangkatan Rama Pranata Kusumaputra sebagai komisaris independen perseroan. (NAD)