Sejumlah Ruas Akses ke Kota Bandung Belum Dapat Dilintasi
Sejumlah ruas jalan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/4/2019) pagi masih tergenang banjir akibat luapan Sungai Citarum. Akses menuju Kota Bandung itu belum dapat dilalui kendaraan bermotor karena sejumlah titik tergenang air hingga setinggi satu meter.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
SOREANG, KOMPAS – Sejumlah ruas jalan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/4/2019) pagi masih tergenang banjir akibat luapan Sungai Citarum. Akses menuju Kota Bandung itu belum dapat dilalui kendaraan bermotor karena sejumlah titik tergenang air hingga setinggi satu meter.
Beberapa jalan yang tergenang di antaranya Jalan Raya Dayeuhkolot, Jalan Siliwangi, Jalan Andir-Katapang, Jalan Anggadireja, dan Jalan Raya Banjaran. Ketinggian banjir di jalan bervariasi hingga lebih dari satu meter.
Sejumlah warga menggunakan perahu dan delman untuk melintasi jalan-jalan tersebut. Namun, ada juga yang menerobos banjir dengan berjalan kaki.
Beberapa pengendara sepeda motor pun nekat menerobos genangan air. Akibatnya, mesin kendaraan mati karena kemasukan air. Pengendara lainnya beralih menggunakan Jalan Raya Bojongsoang yang menyebabkan kemacetan hingga 1 kilometer di ruas tersebut.
“Sudah tiga hari harus memutar mencari jalan lain. Entah sampai kapan begini terus,” ujar Rukmana (30), pengendara sepeda motor yang terjebak macet.
Bagi warga yang biasanya menggunakan angkutan umum, banjir membuat biaya transportasi mereka bertambah. Mereka harus mengeluarkan uang untuk membayar ongkos perahu dan delman.
“Biasanya cukup Rp 10.000 untuk ongkos naik angkot pergi-pulang. Namun, saat banjir, biaya transportasi naik dua kali lipat karena harus pakai perahu,” ujar Lilis (34), buruh yang menuju pabrik tempatnya bekerja di Dayeuhkolot.
Selain akses transportasi, banjir juga merendam ribuan rumah di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang. Ketiga kecamatan ini dilintasi Sungai Citarum, Cisangkuy, dan Cikapundung yang sering meluap saat musim hujan.
Di tahun ini saja, sudah lebih dari dua bulan kawasan itu dilanda banjir. Sempat surut beberapa waktu, akan tetapi banjir kembali melanda saat hujan lebat.
Di beberapa lokasi, seperti Kampung Cigosol, Baleendah, dan Babakan Leuwi Bandung, Dayeuhkolot, ketinggian banjir bahkan lebih dari dua meter. Selain menggenangi rumah, banjir juga merendam pertokoan, pasar, perkantoran, dan sekolah.
Dadang (32), warga Dayeuhkolot, mengatakan, belum berakhirnya musim hujan membuat warga khawatir genangan air terus meninggi. “Pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, sampai Mei masih terjadi hujan lebat,” ujarnya.
Dadang berharap, pemerintah segera mencari solusi guna mengatasi banjir. Kolam Retensi Cieunteung di Baleendah yang dioperasikan akhir tahun lalu belum optimal menanggulangi banjir.
“Sebaiknya tanggul sungai dibeton keseluruhan. Jadi, saat banjir dipompa ke sungai, airnya tidak meluap lagi ke permukiman warga,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, lebih dari 37.000 jiwa terdampak banjir. Sekitar 2.000 warga mengungsi ke sejumlah lokasi.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil sempat meninjau lokasi banjir di Dayeuhkolot, Sabtu (6/4/2019). Dia mengakui, Kolam Retensi Cienteung tidak cukup menampung banjir. Oleh sebab itu, jumlah kolam retensi akan ditambah di beberapa lokasi.
“Tahun ini dibangun satu (kolam retensi). Kalau masih tidak cukup, akan ditambah. Jadi, solusi mengatasi banjir sedang dikerjakan,” ujarnya.
Ridwan meminta warga bersabar menunggu infrastruktur selesai dibangun. Dia mengatakan, pemerintah akan menyediakan tempat mengungsi dan membantu logistik makanan. “Terowongan air di Curug Jompong sedang dibangun. Mudah-mudahan akhir tahun ini bisa selesai,” ujarnya.