Teknologi Jangkau Warung Kelontong
Teknologi memungkinkan pedagang skala mikro dan kecil meningkatkan kapasitas bisnis. Rantai terpotong, distribusi pun makin efisien. Usaha ritel luring diharapkan bisa berkembang lebih baik.
JAKARTA, KOMPAS - Dengan memanfaatkan teknologi, pemilik warung dan toko kelontong kini lebih mudah memesan barang, mendapatkan harga lebih murah, dan menjangkau modal. Sektor ini juga menjadi sasaran ekspansi perusahaan rintisan hingga peritel besar.
Warung milik Junaedi, Kedai Kopi 3 Putri di Jalan Prof Dr Satrio, Karet Kuningan, Jakarta, misalnya, tidak pernah sepi pembeli. Pengojek daring, pejalan kaki, dan pengunjung lain bisa membeli camilan, rokok, atau sekadar menikmati wi-fi gratis atau mencolok listrik secara gratis.
Empat tahun lalu, warung kelontong milik Junaedi masih relatif kecil, berupa lapak kotak sederhana. Kini warungnya tampil lebih menarik, berwarna kuning, dihias tulisan Warung Pintar, memiliki tiga bangku panjang, televisi, wi-fi, dan jasa listrik. Dia juga melayani jasa isi ulang pulsa dan aneka tagihan yang semuanya melalui aplikasi KUDO.
"Usaha saya jadi ramai. Orang tak sekadar membeli barang, tetapi juga mencolok listrik dan wi-fi. Saya juga memperoleh tambahan pendapatan dari isi ulang pulsa dan aneka tagihan," kata Junaedi di Jakarta, Selasa (9/4/2019).
Sebagai mitra Warung Pintar, Junaedi dibekali aplikasi yang memungkinkan dirinya kulakan barang dengan harga lebih murah dibandingkan di distributor kecil di Pasar Karet. Harga beli satu dus air mineral kemasan botol 600 mililiter di distributor kecil, misalnya, Rp 50.000, belum termasuk biaya pengiriman. Sementara harga beli barang yang sama lewat aplikasi Rp 48.000 dan bebas ongkos kirim.
Pengalaman serupa dialami Nurjana Anggraeni, pemilik toko kelontong "Aan" di Jalan Kenanga, Cilandak Timur. Bedanya, dia adalah pengguna aplikasi Mitra Bukalapak yang tidak jauh beda dengan Warung Pintar, yakni melayani kulakan grosir barang kebutuhan usaha kelontong serta sistem pembayaran produk digital berupa isi ulang pulsa dan aneka tagihan.
Ida Farida, pemilik toko kelontong "Teh Ida Jaya" di Jalan Kalibaru Barat, Bekasi, mengaku tidak lagi pergi kulakan ke distributor kecil setelah memakai aplikasi Mitra Tokopedia. Segala barang yang dibutuhkannya kini bisa dibeli melalui aplikasi yang lebih murah.
Junaedi, Nurjana, dan Ida adalah contoh pedagang kelontong yang mendapat manfaat dari pengembangan teknologi daring ke luring (O2O) milik perusahaan rintisan digital. Teknologi ini terus diperkenalkan ke pemilik toko, kios, dan warung kelontong di seluruh Indonesia. Pengembang teknologi atau konsep bisnis tak hanya perusahaan rintisan, melainkan peritel besar.
Brand Manager Warung Pintar, Dista Mirta menyatakan, usaha kelontong telah jadi bagian penggerak perekonomian Indonesia. Kebanyakan berskala mikro-kecil dalam fisik warung di pinggir jalan. Mereka rentan dengan isu penggusuran. Hal ini jadi latar pendirian Warung Pintar pada Agustus 2017 yang bervisi menciptakan kesempatan baru bagi pengusaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar siap bersaing di masa depan.
"Kendala utamanya adalah adaptasi teknologi. Tidak semua pengusaha cepat fasih memanfaatkan teknologi. Sejauh ini, Warung Pintar menjangkau lebih dari 1.300 pengusaha warung kelontong di Jabodetabek dan Banyuwangi," kata Dista.
Perluasan usaha
Sementara Presiden Bukalapak, Fajrin Rasyid menyatakan, Mitra Bukalapak menjadi perluasan misi awal perusahaan untuk memberdayakan UMKM. Sembilan tahun lalu, saat pertama kali dirintis, model bisnis Bukalapak adalah laman pemasaran yang menjadi ruang UMKM untuk berjualan.
Menurut Fajrin, porsi bisnis ritel luring di Indonesia masih 70-95 persen. Lebih dari separuh bisnis ritel luring itu dijalankan secara tradisional melalui toko, kios, atau warung kelontong.
Sejak dirintis 1,5 tahun lalu, Mitra Bukalapak telah digunakan lebih dari 1,5 juta pengusaha kelontong di seluruh Indonesia. Bukalapak bermitra dengan distributor utama resmi yang ditunjuk produsen. Seluruh barang dikumpulkan di 30 gudang milik Bukalapak. Ketika pedagang kelontong memesan melalui aplikasi, tim akan mengirim ke lokasi tanpa biaya.
Vice President Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak mengklaim, kehadiran aplikasi memudahkan pebisnis ritel skala UMKM memanfaatkan teknologi agar usahanya lebih berkembang. Aplikasi Mitra Tokopedia memungkinkan pedagang kelontong mendapatkan marjin lebih baik dan membuka jalur pendapatan baru dengan produk digital. Mereka juga mendapatkan keuntungan langsung berupa diskon dan poin hadiah.