Jaringan Palapa Ring Permudah Tersedianya Layanan Internet Bagi Daerah 3T
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, pembangunan jaringan tulang punggung proyek Palapa Ring ditargetkan selesai pada pertengahan 2019 ini. Selainya pembangunan tersebut, diharapkan bisa mempermudah tersedianya layanan internet, terutama bagi daerah dengan kategori 3T atau tertinggal, terdepan, dan terluar.
Rudiantara menyampaikan hal itu usai mengisi acara Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia “Menjangkau yang Belum Terjangkau” di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat, Kamis (11/4/2019). Turut hadir dalam acara itu antara lain Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Nasrul Abit, Vice President Of Public Policy And Government Relations Tokopedia Astri Wahyuni, dan Rektor UNP Ganefri.
Menurut Rudiantara, hingga saat ini, pengerjaan proyek pembangunan palapa ring paket barat dan paket tengah telah selesai. Paket barat mencapai panjang 2.275 kilometer (km) terdiri dari 1.739 km jaringan laut dan 545 km jaringan darat. Sedangkan paket tengah mencapai panjang 2.995 km terdiri dari 1.706 km jaringan laut, 1.289 km jaringan darat, dan microvawe (gelombang mikro) sebanyak 7 Hops (lompatan).
“Adapun untuk paket timur, panjangnya mencapai 6.878 km terdiri dari 4.426 km jaringan laut, 2.452 km jaringan darat, dan microwave sebanyak 59 Hops. Saat ini, untuk paket timur pengerjaannya baru sekitar 95,14 persen. Tantangannya, terutama di daerah timur masih banyak yang belum tersedia jalan,” kata Rudiantara.
Menurut Rudiantara, jaringan tulang punggung Palapa Ring yang menyambungkan 52 kabupaten kota ditargetkan selesai pertengahan 2019. Kemudian secara bertahap, jaringan akan terhubung ke titik-titik lain termasuk ke daerah-daerah pedalaman.
Adapun untuk paket timur, panjangnya mencapai 6.878 km terdiri dari 4.426 km jaringan laut, 2.452 km jaringan darat, dan microwave sebanyak 59 Hops. Saat ini, untuk paket timur pengerjaannya baru sekitar 95,14 persen. Tantangannya, terutama di daerah timur masih banyak yang belum tersedia jalan
Rudiantara menambahkan, jika telah tersambung, kehadiran layanan internet akan bisa dinikmati termasuk oleh daerah 3T atau tertinggal, terdepan, dan terluar. “Ini adalah cara Kominfo dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi membangun daerah 3T melalui kebijakan keberpihakan. Artinya, kami tidak melihat untung rugi. Melainkan bagaimana masyarakat di daerah 3T mendapat layanan internet segera,” kata Rudiantara.
Menurut dia, jika daerah 3T sudah bisa mendapatkan layanan internet, maka harapannya kesenjangan internet makin menipis. Baik itu internet kota dengan desa, maupun internet kota besar dengan daerah kecil.
3T di Sumbar
Di Sumbar, tiga daerah hingga saat ini masih masuk kategori 3T. Menurut Nasrul Abit, tiga daerah itu yakni Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kabupaten Solok Selatan. Ketiga daerah tersebut, saat ini terus didorong pembangunannya secara bertahap agar bisa keluar dari kategori 3T.
“Kami terus mencari cara bagaimana pembangunan di daerah itu secara bertahap. Di sinilah peran penting jaringan telekomunikasi. Kalau tidak ada, maka akan sulit berbuat apa-apa,” kata Nasrul Abit.
Mentawai merupakan kabupaten kepulauan yang berada sekitar 200 kilometer lepas pantai Sumbar. Kabupaten tersebut bisa dijangkau menggunakan kapal cepat selama 4-5 jam atau menggunakan kapal feri selama kurang lebih 12 jam. Saat ini, selain aksesibilitas, Mentawai juga menghadapi persoalan telekomunikasi karena banyaknya warga yang masih tinggal di pedalaman.
Sementara Solok Selatan berada sekitar 170 kilometer tenggara kota Padang. Sementara Pasaman Barat berada sekitar 210 kilometer utara Kota Padang. Menurut Nasrul Abit, seperti halnya Mentawai, di Solok Selatan dan Pasaman Barat masih terdapat daerah-daerah yang belum terjangkau akses komunikasi.
Dalam acara tersebut, Rudiantara sempat melakukan konferensi video dengan Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet. Meski ada jeda satu detik, tetapi konferensi video itu berjalan lancar dengan kualitas gambar definisi tinggi (HD) dan suara kualitas tinggi (HQ).
“Sekarang, Mentawai dan Sumbar sudah terhubung dengan jaringan fiber optik. Itu yang memang sangat kami harapkan dan bisa terus ditingkatkan. Apalagi sebagai wilayah 3T, ada sekitar 200 lebih Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Polindes yang harus dilayani di pulau-pulau,” kata Yudas.
Dalam konferensi video itu, Yudas sempat memperlihatkan penggunaan aplikasi HaloDoc oleh salah satu bidan. Aplikasi HaloDoc adalah aplikasi konsultasi dokter dimana pengguna bisa berkonsulatasi dengan 16.000 dokter di ponsel kita secara langsung. “Sudah..sudah, bidannya sudah mendapat jawaban dari salah satu dokter di Jakarta,” teriak Yudas kegirangan lewat video.
Menutup konferensi video tersebut, pembangunan jaringan telekomunikasi untuk daerah 3T termasuk Mentawai, memang belum ideal. “Meski demikian, sudah bisa membuka isolasi Mentawai. Harapannya, itu akan memberikan nilai tambah bagi pelayanan baik itu di bidang Pendidikan, kesehatan, dan lainnya,” kata Rudi.