JAKARTA, KOMPAS — Bank terus berinovasi untuk menjawab tuntutan konsumen agar layanan perbankan menjadi serba instan. Salah satu bentuk inovasi terbaru adalah fasilitas untuk membuka rekening bank secara digital.
PT Bank Central Asia Tbk atau BCA meluncurkan fitur terbaru agar calon nasabah dapat membuka rekening secara daring melalui aplikasi BCA mobile. Fitur ini membuat calon nasabah dapat membuka rekening dalam waktu kurang dari 15 menit tanpa harus ke kantor cabang terdekat.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan, fasilitas ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan jumlah nasabah BCA. Saat ini BCA telah memiliki 19 juta rekening nasabah.
”Kami targetkan rekening bertambah minimal 3.000 rekening per hari dan mencapai 1 juta rekening dalam satu tahun,” ujarnya seusai peluncuran Buka Rekening Baru, di Jakarta, Kamis (11/4/2019).
Menurut Jahja, penambahan 1 juta rekening akan memberikan kontribusi yang lumayan terhadap pendapatan berbasis komisi (fee based income) perusahaan. Diperkirakan BCA setidaknya akan memperoleh tambahan pendapatan pendapatan berbasis komisi sebesar Rp 12 miliar.
Dalam Laporan Tahunan BCA 2018, pendapatan berbasis komisi tumbuh 10,2 persen menjadi Rp 1,5 triliun. Pertumbuhan ditopang oleh provisi kredit yang dibebankan terkait permintaan fasilitas kredit karena kredit tumbuh 15,1 persen pada 2018.
Wakil Presiden Direktur BCA Armand Wahyudi Hartono menambahkan, antusiasme nasabah terlihat dari penambahan jumlah rekening melalui aplikasi. Sebanyak 8.000 rekening baru dibuat dalam waktu 3 minggu sebelum fasilitas tersebut diluncurkan secara resmi.
Direktur BCA Santoso menyampaikan, fasilitas pembukaan rekening secara digital dibuat karena jumlah transaksi BCA yang dilakukan langsung di kantor cabang kini turun dari 3 persen menjadi 2,4 persen. Dengan demikian, hampir 98 persen transaksi BCA dilakukan secara digital.
”Ada kecenderungan pelanggan kami mencari kepraktisan. Pembukaan rekening secara digital akan menambah saluran bagi nasabah untuk mengakses fasilitas bank,” katanya.
BCA menjadi contoh bahwa bank di Indonesia tidak ketinggalan berinovasi dalam menyambut revolusi industri 4.0. Di Australia, misalnya, sebuah perusahaan bank digital bernama Xinja dirilis pada 2018. Calon nasabah bank tersebut dapat membuka rekening bank tanpa pergi ke kantor cabang.
Pengaruhi bisnis
Jahja mengakui, preferensi nasabah untuk melakukan transaksi secara digital memengaruhi bisnis BCA sebagai bank swasta terbesar di Indonesia. Sebagai contoh, beberapa tahun lalu, BCA dapat membuka rata-rata 100 unit kantor cabang per tahun.
BCA belakangan hanya membuka 10-20 unit kantor cabang dalam satu tahun. Selain itu, ukuran kantor cabang juga tidak sebesar gedung kantor cabang lama. Hal ini karena semakin sedikit nasabah yang pergi bertransaksi langsung ke kantor cabang.
Ia menambahkan, disrupsi digital tidak serta-merta membuat peran pekerja manusia tak lagi dibutuhkan. Peran petugas layanan pelanggan, misalnya, kini berkembang tidak hanya untuk membuka rekening semata.
Santoso mengatakan, petugas bank kini dapat lebih maksimal dalam melayani kebutuhan nasabah yang lain. ”Mereka bisa menjelaskan terkait investasi, asuransi, dan kredit usaha rakyat (KUR). Banyak kebutuhan nasabah yang perlu diakomodasi setelah membuka rekening,” katanya.