ULAANBAATAR, KAMIS – Babak keempat Kejuaraan Catur Zonal 3.3 Asia Timur Jauh yang juga ajang kualifikasi Piala Dunia Catur 2019 di Ulaanbaatar, Mongolia, Rabu (10/4/2019) menjadi hari paling cerah untuk tim Indonesia. Dari enam pecatur yang diturunkan, empat di antaranya meraih kemenangan, satu remis, dan satu kalah.
Pecatur putri WGM Medina Warda Aulia (2.362) mengalahkan pecatur tuan rumah CM Tumurbaatar Nomindalai (1.958). IM Irene Kharisma Sukandar (2.384) menang atas pecatur Vietnam WGM Nguyen Thi Thanh An (2.264) dan WIM Chelsie Monica Sihite (2.227) menundukan pecatur Mongolia Erdenebayar Margadgua (1.585) di kategori putri.
Satu lagi kemenangan diraih IM Novendra Priasmoro (2.479) atas pecatur Mongolia CM Battulga (1.692) di kategori terbuka. Adapun GM Susanto Megaranto (2.523) bermain remis dengan pecatur Mongolia GM Bayarsaikhan Gundavaa (2.481) dan Surya Wahyudi (2.197) takluk dari pecatur Filipina IM John Marvin Miciano (2.339).
Kemenangan Medina atas Nomindalai tak lepas dari keunggulan pengalaman. Medina yang memainkan buah catur putih semula mengambil inisiatif serangan dan memojokkan raja yang terkunci di antara bidak, kuda, dan benteng.
Namun, pada langkah ke-30, Medina justru mengubah taktik menjadi pasif. Medina batal menyerang ke sayap raja karena bisa membuka isolasi perwira dan raja, sehingga memungkinkan Nomindalai menyerang balik dengan kekuatan penuh.
Taktik pasif itu membuat Nomindalai menyerang perlahan. Hal itu membuat perlindungan kuda serta benteng terhadap raja hitam menjadi longgar. Medina memanfaatkan kondisi itu untuk menyusun serangan dua arah dengan menteri dan gajah ke sudut raja. Nomindalai menyerah karena tidak ada ruang lagi untuk menghindar.
”Keunggulan dalam pembukaan dan pengalaman yang lebih baik membantu Medina untuk menang. Namun, Medina harus berhati-hati jika menghadapi pecatur yang lebih berpengalaman,” ujar Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) dihubungi dari Jakarta, Kamis (11/4/2019).
Irene memainkan variasi rossolimo saat melawan pecatur senior Vietnam Thanh Anh. Variasi yang sangat jarang dimanfaatkan itu membuat Thanh Anh salah mengantisipasi dan kehilangan benteng dalam waktu singkat. ”Saya pernah mengalami kesalahan serupa sehingga saya tahu cara memenangi laga itu,” kata Irene yang didukung Japfa.
Unggul kualitas dan tempo memudahkan Irene mengambil keunggulan posisi dan menyudutkan menteri lawan sambil mengancam raja. Irene hanya perlu 37 langkah untuk memaksa Thanh Anh menyerah dengan jepitan menteri dan benteng.
”Medina dan Irene harus mempertahankan grafik permainan mereka yang sedang menanjak. Persaingan pada kategori putri di ajang ini tidak seketat kategori terbuka, sehingga mereka berpeluang meraih tiket ke Piala Dunia 2019 jika mampu menjadi juara,” tutur Eka Putra Wirya, Anggota Dewan Pembina PB Percasi.
Hasil sangat positif
Adapun Susanto cenderung bermain ketat dengan Gundavaa dari awal laga hingga akhirnya mereka sepakat remis di langkah ke-51. Hasil itu sangat positif karena mengantarkan tiga pecatur terbaik Indonesia berada di papan atas klasemen sementara. Mereka adalah Medina dengan 3,0 poin di peringkat ketiga dan Irene dengan 3,0 poin di peringkat keempat kategori putri, serta Susanto dengan 3,0 poin di peringkat ketiga kategori terbuka.
Medina dan Irene tertinggal 1,0 poin dari pemuncak klasemen pecatur Mongolia FM Ochirkhuyag Ulziikhishigjargal (1.843). Adapun Susanto hanya tertinggal 0,5 poin dari peringkat kedua pecatur Mongolia Urtnasan Nasanjargal (2.482) dan pemuncak klasemen pecatur Filipina GM John Paul Gomez (2.460).
Kejuaraan itu menyediakan tiga tiket ke Piala Dunia 2019, yakni satu di kategori putri dan dua di kategori terbuka. Indonesia menargetkan minimal meloloskan satu pecatur ke Piala Dunia yang akan berlangsung di Khanty-Mansiysk, Rusia, 9 September-2 Oktober mendatang. ”Kami mengharapkan salah satu dari Medina, Irene, atau Susanto bisa merebut satu tiket ke Piala Dunia 2019 ini. Sejauh ini, permainan mereka sudah sesuai harapan,” ujar Kristianus.
Pelatih tim Indonesia asal Rusia Ruslan Scherbakov menyampaikan, para pecatur Indonesia harus hati-hati. Mereka harus menghindari remis apalagi kalah di lima babak tersisa. Terutama untuk Medina, Irene, dan Susanto, mereka punya peluang ke Piala Dunia jika bisa menjaga konsistensi permainan.
Pecatur Indonesia pernah tiga kali berpartisipasi di Piala Dunia, yakni GM Utut Adianto pada 2005, Susanto pada 2011, dan Irene pada 2017. Namun, semuanya terhenti di babak pertama kejuaraan bergengsi tersebut.