Industri Penerbangan Indonesia Perluas Jejaring ke Eropa
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
FRIEDRICHSHAFEN, JUMAT — Lima perusahaan Indonesia di bidang pesawat tampil dalam pameran industri dirgantara bertajuk ”AERO Friedrichshafen, di Friedrichshafen, Jerman, 10-13 April 2019. Kehadiran mereka di pameran itu diyakini akan meningkatkan jejaring industri dirgantara Indonesia dengan pelaku di Eropa.
Kelima perusahaan itu adalah PT Aering, PT Cakra Vimana Diinamyck, PT Chroma International, PT Enggal Makmur Abadhi, dan PT Merpati Maintenance Facility (MMF).
AERO Friedrichshafen pertama kali digelar pada 1978 dan merupakan salah satu pameran industri dirgantara paling besar di dunia. Setiap tahun, jumlah pengunjung mencapai 35.000 orang dan berasal dari 60 negara. Tahun ini, pameran itu menampilkan 700 peserta dari 40 negara.
KBRI Jerman memfasilitasi stand Indonesia di pameran AERO Friedrichshafen di mana lima perusahaan Indonesia memamerkan produk dan jasa dirgantara nasional. Di antaranya adalah pemeliharaan, perbaikan, pemeriksaan, layanan teknik penerbangan, pesawat tanpa awak atau drone, dan pemantauan data penerbangan.
Ada pula prototipe kendaraan masa depan oleh Indonesia yang dipamerkan bernama Dadali yang dikenal juga sebagai kendaraan udara drone serba guna atau Multi Purpose Aerial Vehicle Drone. Produk itu cukup memikat perhatian banyak pengunjung, umumnya mereka yang berasal dari Jerman, Swiss, Rusia, Polandia, Perancis, dan China.
Ke depan, sektor industri dirgantara akan melengkapi lima sektor lain yang difokukan dalam pameran Hannover Messe 2020 di Hanover, Jerman. Acara itu merupakan salah satu pameran industri teknologi terbesar di dunia.
Pada 2 April 2019, Indonesia resmi menerima estafet Negara Mitra Hannover Messe 2020 dari Swedia. Kesempatan itu akan memberikan lebih banyak peluang kerja sama atau pertukaran antara perusahaan Indonesia dan negara-negara lain. Kelima sektor yang akan ditampilkan Indonesia pada Hannover Messe 2020 itu adalah makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronika, dan kimia atau farmasi.
“Industri dirgantara perlu kita tampilkan di Hannover Messe 2020. Untuk langkah awal kita bisa undang beberapa pelaku industri dirgantara nasional untuk ikut AERO Friedrichshafen 2019,” kata Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, dalam pernyataan tertulis yang diterima Kompas, Jumat (12/4/2019).
Kelima perusahaan nasional yang mengikuti AERO Friedrichshafen itu tergabung dalam beberapa asosisasi, seperti Indonesia Aircraft Maintenance Services Association (IAMSA), Indonesia Aeronautical Engineering Center (IAEC), dan Indonesia Aircraft Component Manufacturer Association (INACOM). Asosiasi-asosiasi ini membentuk ekosistem industri dirgantara tanah air.
Rowin H Mangkusubroto, Direktur Utama MMF yang juga Keuta Umum IAMSA, mengapresiasi inisiatif KBRI Berlin dalam mengajak perusahaan Indonesia untuk ikut pameran itu. “Ini pertama kali bagi kami ikut pameran dirgantara di Jerman. Dari sini, kami bisa mengenalkan bahwa Indonesia memiliki ekosistem penerbangan yang sudah berkembang, dan kami juga bisa memperluas jejaring ke Eropa,” ujarnya.
Ia menambahkan, bisnis dirgantara di Asia saat ini melejit pesat Dari pameran AERO Friedrichshafen, Rowin dapat menyimpulkan sejumlah peluang bisnis yang dapat dikembangkan di Eropa, seperti di bidang pelatihan MRO (pemeliharaan, perbaikan, pemeriksaan pesawat), juga drone. (*)