Manchester United memetik buah ketakutan Manajer Ole Gunnar Solskjaer saat menghadapi Barcelona, Kamis dini hari WIB. Barca menang 1-0 berkat indra keenam Lionel Messi.
MANCHESTER, KAMIS – Manchester United harus mengulangi “keajaiban”, seperti halnya di babak 16 besar Liga Champions lalu, jika ingin lolos ke semifinal dengan menyingkirkan Barcelona FC. Untuk mewujudkannya, langkah pertama adalah dengan menyingkirkan fobia atau ketakutan akan Barcelona dan mega-bintangnya, Lionel Messi.
Saat mengambil alih kursi Manajer MU dari Jose Mourinho Desember lalu, Solskjaer berkali-kali menjual jargon “United Way”. Ia ingin timnya tampil bebas dan menyerang, tak peduli siapa lawannya. “Untuk memenangi laga, Anda harus mengoperkan bola ke depan dan berlari. Ya, berlari ke depan,” ujarnya Februari silam.
Namun, idealisme lama MU itu ditanggalkannya saat menjamu Barca di Stadion Old Trafford, Kamis dini hari WIB. “Setan Merah” tampil mengejutkan. Untuk pertama kalinya, Solskjaer menurunkan lebih banyak pemain bertahan ketimbang bernaluri menyerang. Total tujuh pemain bertahan, termasuk lima bek, ia turunkan di laga itu.
Taktik itu memang cukup efektif meredam agresivitas serangan Barca. Messi, yang tampil menggila musim ini dengan koleksi 43 gol, mendapatkan “pengawalan” berlapis dari para pemain MU. Messi hampir selalu ditempel bek tengah MU, Chris Smalling. Bek asal Inggris itu bahkan meninggalkan “cenderamata” untuk Messi, yaitu patah hidung. Messi pun tidak leluasa bergerak di luar kotak penalti karena kerap diganggu dua gelandang MU, Scott McTominay dan Fred.
Namun, di lain pihak, pakem defensif itu membuat MU kehilangan serangan. Taktik serangan balik mereka gagal bekerja karena hanya menyisakan satu pemain cepat di depan, yaitu Marcus Rashford. Tandemnya, striker Romelu Lukaku, nyaris tidak terlihat sepanjang laga itu karena bergerak lamban dan mudah diprediksi barisan pemain bertahan Barca yang dipimpin Gerard Pique.
Di babak kedua, MU memang sempat mengendalikan permainan. Namun, mereka lebih sering menyirkulasikan bola ke tengah karena Barca lantas memilih tampil berhati-hati dan menjaga keunggulan satu gol menyusul gol bunuh diri Luke Shaw di menit ke-12. Tidak heran, untuk kali pertama sejak 2005, MU gagal membuat satu pun tembakkan ke gawang lawannya.
MU pun menjalani misi sulit untuk membalikkan kekalahan 0-1 itu pada duel balasan di Camp Nou, Rabu (17/4) dini hari WIB mendatang. Barca punya rekam jejak menakjubkan di kandangnya itu. Bayangkan saja, mereka tidak terkalahkan di Camp Nou pada ajang Liga Champions selama enam tahun atau 30 laga terakhir. Sebanyak 27 laga di antaranya bahkan berakhir dengan kemenangan.
Di sisi lain, kemenangan atas MU di Old Trafford menunjukkan kematangan Barca. Mereka tidak perlu selalu bermain cantik untuk menang. Mereka hanya butuh satu sentuhan magis, yaitu lagi-lagi dari Messi. Meskipun bermain di bawah standar permainannya, Messi memperlihatkan ciri khasnya yang tidak dimakan usia pada laga itu.
Misi keajaiban
Bak menggunakan indera keenam, pemain 31 tahun itu melepaskan umpan lambung tanpa melihat ke tiang jauh MU yang lantas disambut rekan karibnya, Luis Suarez. Sundulan Suarez lantas berujung gol bunuh diri MU yang disahkan oleh teknologi video asistensi wasit (VAR). “Messi seperti memiliki mata di belakang kepalanya (bisa melihat pergerakan rekan-rekannya),” tulis UEFA.com.
Meskipun sulit, MU optimis mampu menciptakan keajaiban di Camp Nou. Kebetulan, itu bukan lagi hal asing bagi mereka. Sebelumnya, mereka menciptakan keajaiban serupa saat menyingkirkan Paris Saint-Germain di babak 16 besar. Saat itu, mereka juga kalah, yaitu 1-2, di duel pertama di Old Trafford. Namun, mereka bangkit dan menang 3-1 di kandang PSG di Paris.
“Laga di Paris itu akan menghantui pikiran Barca. Mereka melihat apa yang bisa kami lakukan,” tutur Paul Pogba, gelandang Manchester United.
Mark Ogden, analis sepak bola Inggris, meyakini MU punya peluang menyingkirkan Barca. Syaratnya, mereka harus tampil lebih berani, termasuk tidak memainkan Lukaku yang terbukti kesulitan beradaptasi dengan gaya Solskjaer. (AFP)