Organisasi pengunjuk rasa menyerukan agar demonstrasi di Sudan terus digelar, menolak rezim baru militer yang menggulingkan Presiden Omar al-Bashir melalui kudeta.
KAIRO, kOMPAS Militer Sudan akhirnya mengambil alih kekuasaan dengan memaksa Presiden Sudan Omar al-Bashir mengundurkan diri, Kamis (11/4/2019). Kini, militer memimpin pemerintahan transisi di Sudan. Militer mengambil langkah itu menyusul unjuk rasa rakyat Sudan sejak Desember lalu, menuntut Bashir mundur. Bashir berkuasa di Sudan selama 30 tahun sejak 1989.
Setelah pengumuman pengambilalihan itu, organisasi payung para pengunjuk rasa, Asosiasi Profesional Sudan (SPA), menyerukan massa agar tetap berunjuk rasa hingga pemerintah transisi sipil terbentuk. SPA merupakan organisasi yang memimpin unjuk rasa menuntut Bashir mundur sejak 19 Desember lalu.
Juru Bicara SPA, Salah Syuaib, kepada stasiun televisi Al Jazeera menyerukan agar rakyat berunjuk rasa dan menolak rezim militer baru. Menurut dia, apa yang dilakukan militer sekarang adalah hanya melahirkan rezim militer baru melalui kudeta. Ia menyebut, rezim militer baru yang lahir dari kudeta dalam sejarah Sudan selalu gagal mengendalikan negara.
Seusai menggulingkan Bashir, pimpinan militer mengeluarkan pengumuman. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Menteri Pertahanan Awad Mohamed Ahmed Ibn Auf mengatakan, Bashir (75) ditahan di ”tempat yang aman”. Disebutkan, dewan militer kini menjalankan pemerintahan transisi di Sudan selama dua tahun ke depan dan memberlakukan hukum darurat selama tiga bulan.
Sumber kantor berita Reuters menyebutkan, Bashir ”dijaga dengan ketat” di istana presiden. Putra Sadiq al-Mahdi, pemimpin oposisi utama Sudan, Partai Ummat, mengatakan kepada televisi Al-Hadath bahwa Bashir ditahan bersama ”sejumlah pemimpin kelompok Ikhwanul Muslimin”.
Sambil duduk di kursi berlapis warna emas, Ibn Auf juga mengumumkan bahwa Sudan dalam status darurat selama tiga bulan, gencatan senjata secara nasional, dan membekukan konstitusi. Selain itu, wilayah udara Sudan juga akan ditutup selama 24 jam. Perbatasan negara juga ditutup hingga pemberitahuan selanjutnya. Ditegaskan pula, diberlakukan larangan keluar rumah selama satu bulan mulai pukul 22.00 malam hingga 04.00.
Ibn Auf mengumumkan pula pembubaran lembaga kepresidenan, dewan kabinet, dewan nasional, pemerintah daerah, dan dewan perwakilan daerah. Ia berjanji menggelar pemilu bebas dan demokratis setelah berakhirnya masa transisi, dan menyusun konstitusi baru.
Stasiun televisi Sudan telah merilis berita bahwa militer akan menyampaikan berita penting sejak pukul 05.00 waktu setempat. Akan tetapi, Menteri Pertahanan Sudan menyampaikan pernyataan resmi pengambilalihan kekuasaan itu sembilan jam kemudian.
Situasi kota Khartoum masih tidak menentu, bahkan tidak terkendali, meskipun militer telah mengambil alih kekuasaan.
Rakyat dari penjuru kota dan dari luar kota yang berbondong-bondong turun di jalanan ibu kota Sudan itu meluapkan kegembiraan atas berita mundurnya Bashir. Jalanan kota Khartoum kini praktis dikuasai massa sehingga menjadi sulit bagi militer yang mengambil alih kekuasaan untuk tidak memenuhi tuntutan rakyat.
Drama di ibu kota
Kamis kemarin, satuan militer dilaporkan mengambil alih kantor radio dan stasiun televisi Sudan yang berada di pusat kota Khartoum. Kendaraan lapis baja militer juga disebutkan masih mengepung istana presiden yang terletak di Tepi Sungai Nil dan tidak jauh dari kantor radio dan stasiun televisi Sudan itu. Kendaraan-kendaraan lapis baja militer ditempatkan di beberapa jembatan di atas Sungai Nil, penghubung tepi timur dan barat kota Khartoum.
Adapun berita yang berkembang semakin panas. Militer diberitakan telah menangkap orang-orang dekat mantan Bashir, seperti Ketua Partai Kongres Nasional yang berkuasa, Ahmed Harun; mantan Wakil Presiden Ali Oesman Mohamed Taha; mantan Menteri Urusan Energi Awad Ahmed al-Jazz; mantan Menteri Pertahanan Abdurrahim Mohamed Hussein; dan Sekjen Gerakan Islam Zuheir Mohamed Hassan.
Satuan militer juga diberitakan mengepung rumah keluarga Bashir di kawasan elite di Khartoum utara. Militer sempat menutup pula Bandar Udara Internasional Khartoum beberapa jam. Semua akses jalan keluar kota Khartoum ditutup untuk mencegah kroni Bashir melarikan diri. Sebaliknya, militer membebaskan semua tahanan politik pada era mantan Presiden Bashir.
Bashir telah didakwa Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag. Ia menghadapi tuduhan genosida di wilayah Darfur selama pergolakan mulai tahun 2003 dan menewaskan 300.000 orang. Perintah penangkapan pun telah dikeluarkan terhadap Bashir. (REUTERS/AP/AP/ADH)