Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak masyarakat menjaga perdamaian serta saling menghormati menjelang pemilu 17 April mendatang. Persatuan dan kesatuan bangsa lebih diutamakan daripada kontestasi politik lima tahunan.
Oleh
MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah KH Haedar Nashir mengajak masyarakat menjaga perdamaian serta saling menghormati menjelang pemilihan umum 17 April mendatang. Persatuan dan kesatuan bangsa lebih diutamakan daripada kontestasi politik lima tahunan.
”Karena pilihan, tentu berbeda. Maka saya mengajak untuk saling menghormati perbedaan politik dengan sikap yang dewasa, sikap yang toleran, tidak saling merendahkan, apalagi sampai bermusuhan satu sama lain hanya karena perbedaan pilihan politik,” ujar Haedar di sela-sela acara pelantikan rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (13/4/2019).
Haedar mengatakan, pilihan politik berkaitan dengan kesadaran dan hak setiap orang sehingga siapa pun tidak bisa memaksa pilihan itu.
”Saya yakin, kita sebagai bangsa Indonesia, pilihan politik itu sama baiknya, sama-sama untuk kepentingan bangsa dan negara, dan sama-sama untuk mewujudkan cita-cita pemerintahan good governance, serta mewujudkan cita-cita bangsa. Oleh karena itu, perbedaan jangan sampai membuat kita sebagai bangsa Indonesia retak,” paparnya.
Ia berharap, KPU sebagai penyelenggara pemilu betul-betul saksama dalam menjalankan tugas sesuai dengan konstitusi. ”Laksanakan pemilu yang jurdil (jujur dan adil), juga transparan, dan tentu bisa mengantarkan proses demokrasi ini tidak hanya sukses, tapi juga membangun kebersamaan bangsa,” ucapnya.
Haedar juga berharap, Bawaslu dapat menjalankan fungsi kontrol sesuai tugas dan berdiri tegak di atas semua golongan serta kontestan. ”Baik KPU maupun Bawaslu dapat bersikap adil,” lanjutnya.
Kepada para kontestan, Haedar berharap para calon, pendukung, dan tim sukses memanfaatkan waktu terakhir jelang pemilihan itu untuk benar-benar menciptakan suasana yang damai dan bersatu sehingga menurunkan tensi politik.
”Agar apa? Agar ada peluang bagi kita semua pergi ke TPS dengan suasana batin yang tulus, suasana batin yang cerah, ceria, dan tidak ada noktah, tidak ada perasaan saling bermusuhan,” katanya.
Para calon, pendukung, dan tim sukses agar memanfaatkan waktu terakhir jelang pemilihan untuk benar-benar menciptakan suasana yang damai dan bersatu sehingga menurunkan tensi politik.
Pada masa tenang, Haedar berharap, para kontestan dan pendukung juga benar-benar tenang. ”Di waktu masa tenang itu, betul-betul semua tenang dan tidak boleh ada pergerakan yang membawa suasana yang tidak kondusif,” ucapnya.
Ia juga mengajak seluruh anak bangsa aktif menggunakan hak pilihnya sesuai pilihan masing-masing dan tidak golput.
”Tentu kami berharap, siapa pun yang memperoleh mandat dari rakyat sebagai pengemban amanat, atau orang menyebut sebagai pemenang, terimalah mandat itu dengan jiwa yang rendah hati, tidak euforia, dan juga tidak menunjukkan arogansi, baik para calon maupun pendukungnya,” tutur Haedar.
Selain itu, ia berpesan kepada pihak yang belum mendapatkan mandat, atau dalam kontestasi disebut sebagai pihak yang kalah, untuk menerima kekalahan dengan jiwa besar, penuh sikap kenegarawanan, dan menghormati hasil. Jika ada ketidakpuasan, ada mekanisme yang bisa ditempuh melalui Mahkamah Konstitusi atau sesuai prosedur. ”Tidak perlu lagi ikhtiar-ikhtiar yang sifatnya mobilisasi massa,” ujarnya.
Haedar yakin, bangsa Indonesia sudah terdidik secara matang dalam sejumlah periode pemilu. ”Sehingga pemilu kali ini harus menjadi lebih matang, lebih dewasa, lebih cerdas, dan lebih damai,” katanya.
Pelantikan rektor
Dalam pelantikan rektor UMP, Haedar berpesan agar UMP bisa menjadi kekuatan penggerak misi dakwah dan pembaruan, menjadi pusat unggulan untuk kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara, serta pusat pencerahan masyarakat termasuk dalam kehidupan politik.
Rektor terpilih UMP, Dr Anjar Nugroho, resmi dilantik sebagai rektor periode 2019-2023. Dalam kesempatan itu, Anjar mengungkapkan, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap UMP semakin tinggi. Hal ini dibuktikan dengan tren penerimaan mahasiswa baru yang setiap tahun meningkat.
”Jumlah mahasiswa UMP hampir 13.000 orang. Akreditasi institusi B, secara keseluruhan akreditasi prodi adalah B dan A. Berdasar Unirank, ranking UMP di level nasional adalah 40 dari total PTN/PTS se-Indonesia yang berjumlah sekitar 4.400,” ucapnya.
Anjar menyampaikan, untuk meningkatkan kualitas UMP, diperlukan akselerasi, antara lain akselerasi akreditasi. ”Paling tidak, dalam empat tahun mendatang, prodi yang terakreditasi A (unggul) minimal berjumlah 50 persen. Sekaligus kami juga ingin mencapai akreditasi perguruan tinggi dengan nilai A,” katanya.