Pecatur Indonesia IM Irene Kharisma Sukandar (kiri) dikalahkan WIM Bich Ngoc Pham dari Vietnam pada ajang Eastern Asia Chess Championships Zone 3.3, Jumat (12/4/2019) di Ulaanbaatar, Mongolia.ULAANBAATAR, KOMPAS – Babak keenam ajang Eastern Asia Chess Championships Zone 3.3, Jumat (12/4/2019)di Ulaan Baatar, Mongolia, menjadi hari yang menyedihkan bagi tim Indonesia. Tiga pemain putri yang semula bermain bagus dan memiliki harapan menjadi juara dipaksa menelan pil pahit kekalahan.
Kekalahan pertama dialami oleh IM Irene Kharisma Sukandar yang menghadapi WIM Bich Ngoc Pham dari Vietnam. Kekalahan itu sangat menyesakkan karena membuat peluang Irene menjadi juara dan merebut tiket ke Piala Dunia sudah punah.
Irene sebenarnya mengambil inisiatif serangan terlebih dulu dan sempat unggul tipis secara kualitas dan posisi. Namun, kedua pecatur itu terlibat dalam adu cepat promosi bidak. Irene salah mengantisipasi pertahanan dua benteng Pham sehingga Pham dapat promosi bidak menjadi menteri terlebih dulu dan langsung mengobrak-abrik pertahanan Irene.
“Kekalahan ini menyesakkan. Saya sudah unggul, tetapi salah dalam perhitungan sehingga mengalami kekalahan. Kesalahan perhitungan juga membuat saya kalah dari Medina Warda Aulia pada babak sebelumnya. Peluang menjadi juara sudah tidak ada, tetapi saya tetap harus menang pada tiga laga tersisa agar rating tidak merosot drastis,” kata Irene.
Pada babak keempat, sebelum kalah dari Medina dan Pham, Irene sempat berada di posisi keempat. Dua kekalahan beruntun membuatnya terlempar kemurutan ke-18.
Sementara itu, WGM Medina Warda Aulia yang sempat menempati posisi kedua pada babak kelima, juga dipaksa menyerah oleh Batkhuyag Munguntuul dari Mongolia. Beberapa kesalahan pada pertengahan laga membuat Medina kehilangan beberapa bidak pada kedua sayap.
Kondisi itu menjadi merugikan saat keduanya hanya menyisakan satu benteng masing-masing. Munguntuul masih memiliki lima bidak dan Medina menyisakan empat bidak yang terpisah, dua di sayap menteri dan dua di sayap raja. Dua bidak itu dihabisi benteng dan raja Munguntuul.
Selanjutnya, benteng dan raja Munguntuul membantu empat bidaknya untuk promosi dan mengepung raja Medina. Posisi yang tidak menguntungkan akhirnya memaksa Medina menyerah.
Kekalahan itu membuat Medina terlempar dari posisi kedua menjadi keenam. Dengan tiga babak tersisa dan selisih satu poin dari pemuncak klasemen, Medina masih berpeluang untuk menjadi juara jika memenangi tiga laga tersisa.
“Kami berharap para pecatur putri bangkit lagi pada tiga laga tersisa. Semoga mereka bias menyumbangkan yang terbaik bagi Indonesia,” kata Retno Artsanti, perwakilan Japfa sebagai sponsor dan ketua kontingen Indonesia.
Pecatur putri lainnya WIM Chelsie Monica Sihite juga dipaksa menyerah oleh Thi Kim Phung Vo meskipun sudah bertanding selama lima jam. Kekalahan itu membuat Chelsie melorot dari urutan keenam menjadi ke-13.
Pada kategori terbuka, GM Susanto Megaranto masih dapat menjaga asa Indonesia meskipun ditahan remis oleh Batsuren Dambasuren dari Mongolia. Susanto menempati posisi kelima dan terpaut satu poin dari pemuncak klasemen.
Kedua pecatur bermain imbang sejak awal laga. Dambasuren yang memegang buah catur hitam justru berani mengambil inisiatif serangan dan beberapa kali memaksa Susanto berpikir keras dan lama.
Dampaknya, Susanto mengalami krisis waktu dan keduanya melakukan langkah bolak balik tiga kali sehingga mereka sepakat untuk remis meskipun masih memiliki dua benteng, satu gajah, dan satu kuda.
“Pada tiga laga terakhir, para pecatur Indonesia tidak boleh lagi melakukan kesalahan saat pembukaan atau membuat langkah sia-sia, meskipun hanya satu langkah. Mereka harus berusaha untuk menang,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia.
Pada laga lainnya, IM Novendra Priasmoro merebut kemenangan atas Badrakh Galamandakh dari Mongolia dan Surya Wahyudi ditahan oleh Sumiya Chinguun dari Mongolia.
Bagi Novendra, kemenangan itu merupakan kemenangan ketiga berurutan dan menjadi penanda kebangkitannya setelah dua kali kalah dan sekali remis. Novendra meraih 3,5 poin dan menempati posisi ke-19.
“Saya tidak mungkin mengejar tiket ke Piala Dunia. Kini saya hanya fokus untuk mengurangi penurunan poin rating saya pada tiga laga terakhir,” kata Novendra.