Bersama DKI Jakarta I, daerah pemilihan Jawa Barat V merupakan dapil di Pemilu Legislatif 2019 yang hanya terdiri dari satu wilayah. Jika dapil DKI Jakarta I hanya mencakup kota Jakarta Timur, dapil Jawa Barat V juga hanya mencakup wilayah Kabupaten Bogor. Meskipun hanya terdiri dari satu daerah, jumlah pemilih di dapil ini tergolong gemuk.
Pada Pemilu Legislatif 2019, sebanyak 3,47 juta orang atau 10,42 persen dari jumlah pemilih se-Jawa Barat dari Jabar V akan memberikan suara. Jumlah pemilih tersebut di atas rata-rata pemilih di 80 dapil, yaitu 2,3 juta orang. Selain itu, besarnya pemilih tersebut hampir sama dengan jumlah pemilih di dapil Jawa Timur I yang terdiri dari Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo (3,5 juta jiwa).
Daerah pemilihan Jawa Barat V memiliki cakupan wilayah yang cukup luas, yaitu 2.710,62 km persegi. Meskipun hanya terdiri dari satu daerah, tidak mudah memenangi suara di dapil ini, mengingat cairnya kontestasi politik dan persaingan caleg yang diajukan parpol.
Tidak ada partai yang berhasil menduduki peringkat pertama peraih suara terbanyak di dua pemilihan sebelumnya. Peraih suara terbanyak pada Pemilu Legislatif 2009 adalah Partai Demokrat dengan 553,3 ribu suara (29,79 persen) dari total suara dapil. Namun pada Pileg 2014, Golkar mengambil alih kemenangan Demokrat dengan perolehan 377,6 ribu suara atau 18,03 persen dari total suara. Demokrat bahkan terpental dari posisi tiga besar.
Selain Golkar, capaian peningkatan di Pemilu 2014 juga diraih PDI-P yang meraup 345.307 suara atau 16,49 persen. Demikian juga dengan Partai Gerindra yang berhasil naik ke peringkat tiga suara terbanyak, menggeser PPP dan PKS. Gerindra meraih suara 319,9 ribu pemilih atau 15,28 persen total suara. Perolehan tersebut naik 8,2 persen dari raihan suara di pemilu sebelumnya.
Melihat peta politik yang dinamis, tidak menutup kemungkinan munculnya kejutan dari dapil ini. Dari hasil Pemilu Legislatif 2014, tujuh partai berhasil mendapatkan jatah 9 kursi DPR. Partai Golkar dan PDI-P masing-masing mendapat 2 kursi, sedangkan PKS, Demokrat, Gerindra, PAN, dan PPP masing-masing memperoleh 1 kursi. Ini menunjukkan kekuatan parpol di dapil ini cukup merata, tidak ada dominasi kuat di satu partai politik.
Peluang caleg di luar petahana juga masih terbuka. Peraih suara terbanyak di Pemilu 2014, Airlangga Hartarto (Partai Golkar), tidak mencalonkan lagi. Sementara dua petahana, yaitu KH Nawafie Saleh (Golkar) dan Nurmansyah Tanjung (PDI-P), merupakan anggota Dewan pengganti antarwaktu (PAW).
Untuk menggantikan Airlangga Hartarto yang meraih 113.939 suara, Partai Golkar mengajukan Ravindra Airlangga untuk meraup kembali suara ayahnya di dapil ini. Selain Ravindra, Golkar juga mengajukan petahana Ichsan Firdaus.
Petahana lain yang juga mencalonkan lagi adalah Adian Yunus Yusak dari PDI-P, Fadli Zon dari Partai Gerindra, Achmad Farial dari PPP, TB Soemandjaja dari PKS, dan Anton Sukartono Suratto dari Partai Demokrat. Dari kalangan pesohor, ada nama Tommy Kurniawan dari PKB dan Sahrul Gunawan dari Nasdem, yang akan menghadapi seniornya, Primus Yustisio, petahana dari PAN.
Melihat jumlah caleg dan ketersediaan kursi, rasio perolehan kursi adalah 1:14. Dengan jumlah pemilih 3,46 juta orang, rasio jumlah caleg dengan pemilih adalah 1:26.881 atau lebih tinggi dari rasio rata-rata 80 dapil, yaitu 1:23.891.
Secara ekonomis, dapil ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Selama lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor mencapai 6,06 persen, di atas rata-rata 80 dapil sebesar 5,63 persen. Dapil Jawa Barat V juga daerah dengan nilai PDRB tergolong baik, sebesar Rp 201,39 triliun. Nilai ini juga lebih tinggi daripada rata-rata 80 dapil. Demikian juga angka kemiskinan yang masih lebih rendah dari angka nasional.
Dengan kondisi ekonomi yang relatif mapan dan persaingan terbuka antarparpol dan antarcaleg, pemilu legislatif diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan pemilih. Sebab, meskipun memiliki jumlah pemilih banyak, partisipasi pemilih di Pemilu Legislatif 2014 hanya 74,94 persen atau di bawah rata-rata partisipasi nasional. (LITBANG KOMPAS)