"Klingking Fun", Pesta Diskon untuk Mendongkrak Partisipasi Pemilih
Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak partisipasi pemilih. Pemerintah dan pelaku usaha berkolaborasi meluncurkan program Klingking Fun. Peserta program ini mendapat potongan harga bagi yang telah menggunakan hak suaranya.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah dan pelaku usaha berkolaborasi guna meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pemilu 2019. Kedua pihak meluncurkan program Klingking Fun untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Caranya, melalui program ini ada potongan harga bagi warga yang telah menggunakan hak suaranya.
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), serta Jaringan 107 Radio Pemilu bekerja sama dengan sejumlah asosiasi pengusaha, menggulirkan program ini. Penggagas Klingking Fun Sofjan Wanandi mengatakan, tingkat partisipasi pemilih ditargetkan 80 persen melalui program Klingking Fun.
”Setelah masa kampanye berakhir, kami melihat perlu ada dorongan agar masyarakat tidak menjadi golongan putih (golput),” tuturnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/4/2019).
Program Klingking Fun merupakan program pertama dari pemerintah dan pengusaha untuk mendorong tingkat pemilih yang terintegrasi dengan baik. Program ini memberikan potongan harga atau diskon hingga 50 persen ketika pemilih yang telah mencoblos berbelanja di lebih dari 250 merek dan jaringan ritel baik secara luring maupun daring secara nasional.
Adapun sektor industri yang menawarkan potongan harga bervariasi antara lain fashion, makanan dan minuman, serta elektronik. Beberapa merek dan jaringan ritel yang terlibat antara lain Sogo, Seibu, ACE Hardware, Electronic City, Informa, Alfamart, Tokopedia, dan Bukalapak.
Untuk mendapatkan diskon, para pemilih cukup menunjukkan jari yang telah dicelupkan pada tinta. Jari dengan tinta ini menjadi penanda bahwa orang tersebut telah menggunakan hak memilih di tempat pemungutan suara.
Catatan Kompas, tingkat partisipasi pemilih sebesar 93,3 persen pada Pemilu 1999. Tingkat partisipasi menurun pascareformasi, yaitu sebesar 84,09 persen pada Pemilu 2004, 70,9 persen pada Pemilu 2009, dan 75,11 persen pada Pemilu 2014. Tahun ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menargetkan tingkat partisipasi pemilih naik sedikit menjadi 77,5 persen dari 192,8 juta orang.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menambahkan, program pemberian pesta diskon bagi salah satu cara untuk kembali mempererat kebersamaan dan kesatuan Indonesia.
Masyarakat perlu kembali diingatkan bahwa pemilu merupakan pesta demokrasi nasional, bukan sekadar kompetisi antar-pasangan calon. ”Dari sisi pengusaha, kami ingin menggugah anggapan bahwa pemilu tidak menciptakan suasana yang menakutkan, tetapi pesta demokrasi dengan suasana yang bergembira,” katanya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menambahkan, pemerintah telah berkoordinasi lintas kementerian, badan, lembaga, dan swasta untuk meningkatkan partisipasi pemilih dan menangkal hoaks selama masa Pemilu 2019. Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menuturkan, program Klingking Fun dipicu dari adanya kekhawatiran bahwa para pemilih akan keluar kota karena bertepatan dengan masa libur panjang nasional.
Shinta melanjutkan, pelaku usaha juga turut mengimbau agar pengusaha dan karyawan tidak keluar kota atau negeri serta tidak diberikan cuti pada hari pencoblosan. Imbauan diberikan agar karyawan tetap di kota domisili sehingga dapat menggunakan hak suara.