Penyebaran Undangan Memilih di Sulsel Ditargetkan Rampung Besok
Logistik Pemilu 2019 sudah sampai di 307 kecamatan di 24 kabupaten dan kota di Sulsel. Pembagian undangan untuk pemilih ditargetkan selesai pada Selasa (16/4/2019).
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Logistik Pemilu 2019, seperti bilik pencoblosan, kotak suara, surat suara, dan formulir C6, sudah sampai di 307 kecamatan di 24 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan. Pembagian formulir C6 atau undangan untuk pemilih itu ditargetkan selesai pada Selasa (16/4/2019).
”Semua surat suara dan logistik lain sudah stand by di kecamatan. Kalau TPS (tempat pemungutan suara) tidak jauh dari ibu kota kabupaten, divisi logistik akan mendistribusikannya besok,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan (Sulsel) Misna Attas, di Makassar, Senin.
Distribusi formulir C6, yaitu undangan untuk pemilih, juga sedang berlangsung. Misna menyebutkan, semua formulir harus diterima pemilih yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) paling lambat pada Selasa. Jika tak kunjung mendapatkan formulir tersebut, pemilih dianjurkan segera melapor ke TPS terdekat dengan membawa KTP elektronik (KTP-el) untuk dimasukkan ke daftar pemilih khusus (DPK).
Di kabupaten kepulauan, seperti Selayar serta Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), KPU Sulsel pun menyediakan TPS di tiap pulau untuk memudahkan pemenuhan hak pemilih.
”Ada kecamatan pulau, ada juga desa pulau, seperti di Liukang Tangngayya dan Liukang Kalmas (Kabupaten Pangkep). Di pulau yang jumlah pemilihnya sedikit, tetapi mereka kesulitan transportasi ke TPS di pulau yang lebih banyak penduduknya, kami buatkan juga TPS di sana,” ujar Misna.
Namun, pelaksanaan pemilu di Sulsel dihadang kekurangan surat suara. Misna mengatakan, kekurangan itu lantaran pihak percetakan tidak menghitung surat suara satu per satu, tetapi menimbang beratnya untuk menentukan estimasi jumlah lembarnya.
Kekurangan surat suara baru diketahui saat penyortiran di tingkat kecamatan. Ada pula beberapa surat suara yang rusak karena salah cetak atau tinta meluber. Jumlah kekurangan di tiap kecamatan berbeda-beda.
”Ada yang hanya belasan, ada yang sampai 500 lembar (kekurangannya). Tapi, dari semua dapil (daerah pemilihan) di Sulsel, jumlah kekurangan tidak banyak, tidak sampai 1 persen. Kekurangan surat suara akan ditulis di berita acara dan datanya masuk ke KPU RI untuk diteruskan ke percetakan. Pengiriman surat suara yang baru paling lambat hari ini,” tutur Misna.
Sementara itu, Koordinator Divisi Hukum Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulsel Adnan Jamal meyakini Pemilu 2019 di Sulsel akan berlangsung lancar. Sejauh ini, Bawaslu Sulsel belum menerima laporan pelanggaran atau kesalahan administratif dalam distribusi logistik.
”Kami punya pengawas di setiap tingkatan, dari KPU provinsi, kabupaten, dan kota hingga PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan). Kalau ada kesalahan administratif, kami akan koreksi untuk diperbaiki,” ucap Adnan.
Kendala geografis
Secara nasional, KPU menargetkan angka partisipasi pemilu sebesar 77,5 persen dari total 192 juta pemilih. Menanggapi target ini, KPU Sulsel mulai menyalurkan logistik pemilu ke kepulauan dan daerah lain yang sulit dijangkau sejak seminggu sebelum pemilu. Total TPS di Sulsel mencapai 26.355 untuk melayani sekitar 6,16 juta pemilih.
Koordinator Divisi Data KPU Sulsel Uslimin mengatakan, pengiriman logistik ke Kabupaten Pangkep dimulai pada 8 April dan selesai pada 12 April. Adapun pengiriman ke Kabupaten Kepulauan Selayar dimulai pada 11 April dan selesai pada 14 April dengan pengiriman terakhir di Kecamatan Passi Lambena. Logistik dikirim dengan kapal kayu pelayaran rakyat.
Menurut Uslimin, kondisi geografis menjadi kendala utama penyebaran logistik. Kondisinya berbeda dengan di Pulau Jawa yang wilayahnya lebih mudah dijangkau, tetapi penduduknya jauh lebih banyak.
”Di Selayar, misalnya, 448 TPS untuk 91.610 pemilih. Jumlah itu hanya 11,2 persen dari total TPS di Makassar, tetapi distribusinya sangat susah. Dari 11 kecamatan, lima kecamatan merupakan pulau terpisah,” lanjutnya.
Misna menambahkan, ada pula wilayah dataran tinggi yang sulit dijangkau. Di Seko dan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, misalnya, logistik harus dikirim dengan helikopter dan pesawat kargo kecil. Wilayah itu masih sulit diakses melalui jalur darat.
Longsoran juga menghadang pengiriman logistik di Bassesangtempe, Kabupaten Luwu, serta Simbuang dan Mappag di Kabupaten Tana Toraja. ”Tetapi, pemilu adalah hajatan milik rakyat sehingga harus sukses,” kata Misna.
Sementara itu, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyebutkan, tingkat penyelesaian distribusi logistik pemilu di provinsi itu telah mencapai 99,5 persen. Ia menyatakan telah mengecek penyebaran logistik pemilu hingga pulau-pulau terluar Sulsel.
”Saya sudah cek, sudah terima laporan. Sejauh ini tidak ada masalah. Mudah-mudahan kondisi tetap terkendali sampai perhitungan suara selesai,” katanya setelah menghadiri rapat koordinasi pengamanan Pemilu 2019 di Markas Polda Sulsel, Senin siang.